Hehehe, long time no seeeee!!!
Saya sempat nge-down nih, gara-gara vlog dan instagram mulai menggantikan kedudukan blog sebagai salah satu media berkomunikasi kekinian. Sempat juga try to catch up with those two apps, tapi kumaha atuh ya emang senengnya nulis, jadi agak susah untuk mengejar 'ketinggalan' dari para yutupers kenamaan itu. (Padahal mah, memory laptopnya cuma 80GB, daripada buat ngedit pilem, meningan buat ngedit masa depan, azeeeg….)
Sorry yah gaiz udah lama nggak posting tulisan di sini, maklumlah kegiatan saya semakin banyak, semenjak menjadi gadis ibukota, yang suka foto gelas starbucks di IG (padahal sih emang kerjanya di Starbucks), ditambah beberapa captions #goals kekinian, mulai dari #relationshipgoals, #squadgoals, sampai #dianulirgoalsnyagaragaraoffside
Tapiiii, postingan kali ini bener-bener kaya lagunya fifth harmony yang sempet meledak
Kalian bakal menyimak sebuah chit-chat saya sama Robin Sinurat, yang punya nama panggung, Obin. Seriously, this guy is keren bangaaaadz, nggak bisa saya jelasin lebih detail lagi di introduction paragraph ini.
Buat adek-adek para penyembah #relationshipgoals, Obin sama mimpinya ini lebih cocok kalian jadikan #relationshipgoals daripada hubungan antara selebgram sama pacarnya yang kandas begitu saja.
So, here we go!
Viera (V): "Obiiiin, good evening from Cilebut!"
Obin (O): "Asik-asik-jos!"
V: "Atuh kalau di New York mah bukan asik-asik-jos tapi a-sick-a-sick-george! Apa kabar?"
O: "Hi Vieraaaa, kabar baik dan luar biasa niiih, apa kabar di sana?"
V: "Di sini alhamdulillah super duper baik. So, kenapa milih New York?"
O: "Wah ini nih pertanyaan yang sangat-sangat sulit untuk dijawab, wkwkwkw. Kita mulai ya, kenapa pada akhirnya ke NYC…."
V: "I'm listening…."
O: "Pada tahun 2015, gue dapat beasiswa full dari US Department of States untuk mengikuti leadership program di University of Nebraska, Omaha, USA. Nama programnya Southeast Asian Leaders Initiative (YSEALI) on Civic Engagement. Perjuangan untuk mendapat beasiswa ini juga sang at panjang dan berliku-liku."
V: "Okay…"
O: "Gue memilih topik Civic Engagment karena emang dejak gue kuliah sudah aktif di kegiatan yang berhubungan dengan civic engagement. Beruntungnya lagi, gue punya best friends yang selalu mendukung gue untuk terus maju."
V: "Then?"
O: "Singkat cerita, waktu gue ke US tahun 2015 itu, gue nggak ada schedule untuk mengunjungi New York. Gue berusaha banget supaya bisa ke New York di sela-sela waktu kosong gue ketika minggu terakhir berada di Washington DC. Yet, udah usaha juga, tetep aja emang bukan rezeki ya, hahahaha. Alhasil, nggak jadi deh ke New York. Pada waktu itu, gue berdoa dalam hati suatu saat gue akan kembali ke US dan semoga bisa menginjakan kaki di New York. AMIN."
V: "Whoaaaa…."
O: "Awalnya gue ngerasa nggak layak dan nggak sanggup untuk bisa kuliah di negri Paman Sam ini. Di mana menurut gue, persaingan yang super duper ketat dan aplikasinya yang lebih ribet dibandingkan negara lain. Tapi, gue ditantang sama beberapa teman untuk apply ke kampus US. Mereka bilang gini; 'Masa Obin nggak bisa sih? Pasti bisa lah!'. Well, mereka aja yakin, masa gue nggak yakin, hahahaha….Finally, challange's accepted."
V: "Lalu? Lalu?"
O: "Kemudian, gue curhat mengenai jurusan yang akan gue ambil. Pada umumnya saranin untuk apply ke kampus di Washington DC atau New York, karena di States ini lah banyak NGO atau social agency yang sangat berpotensi untuk mengembangkan diri dan memperbanyak link."
V: "Eitz, kece…."
O: "Kemudian, gue mulai mencari tahu nih tentang kampus-kampus yang bagus dengan jurusan gue. And, gue nemulah Columbia University! Iya, salah satu kampus Ivy League ini memiliki rating yang sangat baik pada bidang social work. Columbia University is the first school of social work in the world. Jatuh hati deh dengan Columbia University in the city of New York. Apply dan keterima. YAY! Seketika kinglet dengan doa waktu di Washington DC, bahwa akan menginjakan kaki di tempt ini. THANK GOD!"
V: "Hoaaaaa, aku jadi ikutan seneng ya. Sekarang Obin tinggal di mana?"
O: "Gue tinggal di apartment. 514 West 114th Street #3D/2. Lengkap yak…."
V: "Azeeeeg, jadi kalau ada yang berkunjung tak mengapa ya, hehehehe….Rencananya tinggal berapa lama di sana?"
O: "Iya, tak mengapa kalau ada yang mau berkunjung, dengan sangat senang hati. Ini di offer langsung dari kampus. So, dikontrak akan stay selama setahun di sini."
V: "Udah berapa lama tinggal di sana Bin?"
O: "Tiba di sini 1 Juli 2016. Pertama sampe, masih numpang di dorm-nya teman, hahahaha…..Karena belum sign kontrak dengan pihak housing. Intinya, belum dapet kunci housing. Jadi, mulai stay dari tanggal 3 Juli 2016."
V: "Emangnya susah ya Bin dapet housing di sana?"
O: "Beruntung banget bisa dapet dorm ataupun apartment yang di offer oleh kampus, karena di Columbia University itu susah banget dapet housing. Karena harganya lebih murah dan banyak yang apply. Sehingga ada faktor lucky nya juga, hahaha. Bayangin, yang apply dari seluruh penjuru dunia yang lilis ke Columbia University, hehehehe….."
V: "Udah dapet apa aja nih Bin, selama tinggal di New York, walaupun masih dalam waktu yang singkat ini?"
O: "Pastinya, dapet perasaan bahagia dan bangga dulu nih. Finally, bisa menginjakan kaki di salah satu kampus terbaik di dunia ini. Hal yang paling kocak pas pertama kali gue tiba adalah, waktu gue berkomunikasi dengan penjaga dorm temen gue. Gue kura g paham dia bilang apa. Cepet banget ngomongnya. Temen gue juga nggak paham apa yang dia bilang. And, suddenly dia marah dan suaranya kenceng banget dong. Buset! Gue dan temen gue kan jadi kaget ya. LOL, nggak ada hujan, nggak ada badai, tiba-tiba aja bapak itu sensi, hahahaha…."
V: "Lah kok bisa?"
O: "Ternyata, dia nanya huruf depan pertama dari last name gue, hahahahaha!"
V: "Huahahahaha, tapi nanyanya pake urat, babat, sama jeroan banget ya…."
O: "Kalau pengalaman dengan temen-temen internasional sih masih biasa aja. Cerita-cerita tentang culture dan negara masing-masing. Banyak dari mereka kaget banget denger cerita tentang Indonesia dari gue, hahahah…..Some of them udah pernah ke Bali dan cerita sangat baik tentang pengalaman meraka selama di Bali. Eh ternyata oh ternyata mereka juga tau tentang macetnya Jekardah, hahahaha……"
V: "Wahhh, yang satu itu kita emang tershor banget ya…"
O: "Oh iyaaaaa, roommate gue dari India and dia vegetarian dong, nggak bisa makan daging. Bahkan, katanya kalau bisa jangan makan daging kalau lagi di apartment. Dia nggak suka juga cium baunya daging. Terancam gue! Tapi, tak apalah, gue masih bisa makan daging kalau lagi makan di luar, demi teman, hahahaha…."
V: "Dia suka nonton Uttaran nggak Bin? Hehehehe."
O: "Hahahaha! Kadang pas gue balik ke apartment, dia sedang skype atau teleponan gitu sama keluarganya, lucu juga bahasanya ya…"
V: "Terus Bin, apa yang bikin temen-temen bule lo kagum sama Indonesia?"
O: "Kita itu punya banyak bahasa daerah/lokal tetapi satu bahasa persatuan, yaitu bahasa Indonesia. Banyak budaya dan makanan dari daerah masing-masing. Banyak tempat wisata yang indah-indah. Pokoknya semuanya ada di Indonesia deh! Gue suruh meraka visit Indonesia dong (jadi duta kementrian pariwisata gue di sini) aja! Mereka pikir, bahwa semua orang Indonesia itu beragama Islam, hehehe…."
V: "Wah, pasti lo merasa 'tertantang' nih, apalagi lo bagian dari interfaith community ya."
O: "Yup, jadi asik sih ceritanya, gue jelasinya deh jadinya tentang agama dan keyakinan di Indonesia."
V: "Kalau gue nyebut kata 'New York', tiga hal yang terlintas pertama kali di pikiran lo apa?"
O: "Time Square; Liberty, hedon, and happy."
V: "Gue ngerti kenapa lo sebut Time Square and Liberty. Kalau hedon sama happy?"
O: "Karena kata orang-orang, kalau New York itu tempat anak-anak untuk hedon atau party, hahahaha. Emang sih untuk invitation ke party itu banyak banget di sini. Hedon dalam artian juga di sini serba muahal semuaaaaa. Nggak kuat deh. Nah, kalau nggak bisa nahan diri, habislah lah sudah. Party atau hedon aja kerjaannya, hahahaha…"
V: "Obiiiiin, pernah ikut party???"
O: "Belom nih, hahahaha. Kan masih anak baik dan polos, hahahahaha. Udah tekat dalam hati, beberapa bulan mau adaptasi dulu. Nggak mau langsung terjun. Mau observe dulu. Partymana yang aman dan yang bisa diikuti. Lagian, gue dikirim ke sini untuk belajar, hahahaha, sok banget! Tapi next time, pasti akan nyoba kok, makanya mau liat-liat dulu."
V: "Kalau happy?"
O: "Kalau happy sih, itu dari hati gue aja. nggak tau kenapa, gue happy kalau denger kata New York. Artinya gue sangat senang tinggal di sini. Manusianya diverse banget. Ada dari seluruh penjuru. Gue merasa kalau gue berada di dunia yang nggak semua orang bisa hidup atau bertahan hidup di sini."
V: "Udah pernah ke mana aja Bin, selama di New York?"
O: "So far udah ke Times Square, Central park, Brooklyn Bridge, Chinatown, ke Cathedral Church of Saint John the Devine. Fifth Avenue…."
V: "Yang paling berkesan tempat yang mana Bin?"
O: "Yang paling berkesan itu adalah ke Cathedral Church of Saint John the Devine. It is the largest place of worship in the US. Gue kaget aja waktu mask ke dalamnya, megah banger! Dari seluruh geraja Katolik yang pernah gue datangi seumur hid up hue, inilah yang paling bags. Gue langsung kebayang gereja di kampung gue sono yang sang at imut-imut dibandingkan gereja ini. Gue bertanya dalam hati, duit dari mana bisa bangun ini tempat??? Ahahaha, gue amaze banget!"
V: "Oh iya, geraja di kampung Obin itu pembangunannya udah selesai belum?"
O: "Belum kelar-kelar juga renovasnya :( Semoga bisa juga cari donasi sini yaaa, sekarang sih udah sekitar 65% perkembangannya."
V: "Udah mulai kangen Indonesia nggak Bin?"
O: "Iyaaaaa, gue kangen makanannya yang murah-murah dibanding di sini."
V: "Bin, gue udah ngelakuin interview kaya gini dari tahun 2010 dan selalu nemuin jawaban yang sama untuk pertanyaan ini. Kamu palingkangen makanan apa Bin?"
O: "Nasi goreeeeeeng!"
V: "Iiih Obiiiiiin, jawabannya meni disama-samain sama makanan favoritenya Obama. Eh, kamu di sana masak sendiri atau ada fasilitas kantin dari kampus?"
O: "Nggak disediain di kampus. Kalau ada waktu, gue pasti masak. Kalau nggak, beli di luar deh, hehehe. So far, ada food truck namanya halal food gitu. Sesuai dengan lidah Asia kok, hehehe. Laris manis, biasanya, hehehehe. Masak sendiri enak sih, selain bisa menghemat, sesuai juga sama lidah. Gue bawa saos extra pedas juga dari Indonesia."
V: "The halal guys bukan sih Bin namanya? Aku sering liat food truck mereka berkeliaran di New York."
O: "Nah, kalau itu ada di beberapa tempat. Paling tepatnya di Times Square. Wuenaaaakkkk dan lariiiisssss bangettttt! Gue udah coba itu.
V: "Kalau sama orang tua kamu gimana Bin?"
O: "Puji Tuhan, mereka sehat walafiat. Nggak tau kenapa ya, gue kan udah merantau (jauh dari orang tua) sejak SD sampai gue kerja di jakarta kemarin. Tapi, baru kali ini yang suka kangen sama orang tua gue. Kemarin sebelum ke sini, gue kasih mereka HP, supaya bisa face time, hahahaha….At least mereka tau cara angkatnya aja, hehehe."
V: "Emangnya selama ini orang tua lo nggak punya HP kah?"
O: "Ada dong, tapi hanya bisa dengar suara doang kan? Kali ini bisa liat wajah, kan ada facetime, hehehehe. Iphone yang kemarin gue pake, gue kasih ke mereka."
V: "Kyaaaa, aku juga mau facetime-an sama Obiiiin….Padahal mah minta dibeliin HP baru, hahahaha. Bin rencana balik ke Indo kapan?"
O: "Maybe after I graduate in May 2018. Pengen sih balik, tapi tiketnya muahallll, mending dikumpulin uangnya buat ticket orang tua datang wisudaan nanti. Amiiin, mohon doanya yaaa…."
V: "Amiiiin. Kyaaaaa, Obiiin aku juga mau dateng ke wisudaannya Obin….Padahal pengen dibayarin jalan-jalan ke New York, hahahaha! Bin, dari seluruh tempat yang pernah lo kunjungi selama ini, masih adakah tempat yang bikin lo penasaran untuk didatengin?"
O: "Gue pengen banget ke Papua, Denmark, dan Vatikan."
V: "Papua?"
O: "Gue pengen tau kehidupan di Papua. Penasaran dengan orang-orang yang ada di sana, objek wisata yang luar biasa juga dan pengen tahu banget kenapa Papua jadi salah satu daerah tertinggal di Indonesia, padahal punya SDA yang luar biasa."
V: "Ok. Kalau Denmark?"
O: "Kalau Denmark, sepengetahuan gue, negara ini adalah negara paling damai di dunia. Penasaran kenapa bisa begitu, apa yang mereka lakukan di sana."
V: "Hooo. Vatikan?"
O: "Kalau Vatikan, emang karena gue Katolik dan pengen banget ketemu Sri Paus. Pengen tau kehidupan orang yang berada di tempat yang punya nuansa Katolik 100%"
V: "Vatikan kecil banget Bin, Baru dua pengkolan eh udah masuk Italia lagi, hehehehe. Tapi arsitektur gerejanya sih nuampoooooooool banget!"
O: "Iyaaaa, lu udah pernah ke sana ya? Hehehe…."
V: "Eh Bin, ada do and dont's yang bisa kamu share ke orang-orang yang baru pertama kali ke New York?"
O: "Yang wajib itu pastinya adalah kunjungi tempat-tempat bersejarah atau objek wisatanya. Jangan lupa, bagi yang beragama Islam, make sure dulu makanan itu halal atau nggak, supaya nggak salah makan, hehehe. Kalau mau stay-nya nggak terlalu lama, bawa aja cemilan dari Indonesia. Jadi, nggak boros sampe di sini, karena mahal semuaaaaaa ahahahahaha! Kalau dont's-nya sih gue belum tau terlalu banyak ya….Yang pasti kalau kata dosen gue, jangan sampe ucapin kata 'Negro' hahahaha, entar didenagr orang yang merasa dan mereka akan tersinggung, bisa berabe kan, hehehe…"
V: "Hooo, the forbidden 'N' word itu ya….Eh Bin, the most unforgettable experience yang pernah lo alamin di sana apa aja?"
O: "Apa ya??? Hmmm…..Gue kan transit di Dubai, dari Dubai sampai US, samping kanan gue cewek dari Zimbabwe dan samping kiri gue adalah orang kulit juga, tapi nggak tau dari mana. Selama perjalanan jauh di pesawat, baru kali ini gue nggak ngobrol sama samping kanan-kiri gue. Mereka nggak ada ramahnya. Gue udah coba senyum, tapi nggak disembut dengan baik, hehehehe. Terus, selama ini kan gue hanya denger kalau nilai tukar uang Zimbabwe itu masih rendah….Nah, gue kaget waktu liat yang di samping kanan gue, kalau HP, perhiasan, dan barang-barangnya bagus-bagus semua, hehehehe….."
V: "Hahahahah, itu middle upper class nya kali ya Bin? Gue masih inget tuh, nggak tau ya sampe sekarang masih relevant atau nggak kalau 1 USD = 1 juta mata uang Zimbabwe…"
O: "Iya kali ya, jalan-jalannya aja ke Nyuyok, hehehehe….."
V: "Eh Bin, ada lagu yang menggambarkan lo selama di New York ini nngak?"
O: "Lagu Batak yang gue dengerin di sini ahahahaha!"
V: "Ahahahahaha! Lagu apa tuh Bin?"
O: "Beberapa lagu tentang cinta dan lagu yang mengingatkan kepada orang tua. Tapi, yang paling sering didenger sih Holan Au Do Mangatusi Ho..."
V: "Lo dari SD udah jauh dari ortu kan ya?"
O: "Iya, gue udah jauh dari ortu sejak SD. Gue SD di kota Medan, ortu gue 4 jam lagi dari kota Medan (kampung gue), kalau libur baru pulang atau mereka yang datang ke Medan, hehehe…."
V: "Lo tinggal di Medan sama siapa aja Bin?"
O: "Dulunya sama kakak…."
V: "Oh iya Bin, certain dong tenting beberapa social project yang kamu lakuin?"
O: "Gue pilih satu project ya, yang baru aja bulan kemarin terealisasi di Ende. Nama project-nya 'Buku Untukmu #Ende. Inisiatif ini muncul ketiak gue berangkat ke Ende, NTT untuk mengikuti program 'Menyapa Negeriku' dari Kemenristek Dikti. Ketika itu, gue terpilih menjadi salah satu peserta yang lolos dari 47,523 pendaftar. Wow banget ya, kalau dipikir-pikir, hehehehe…"
V: "Keceeee Bin!"
O: "Singkat cerita, gue ke daerah tertinggal tersebut dan melihat situasi dan keadaan yang ada di sana. Melihat mereka tidak memiliki perpustakaan, bahkan tidak punya buku. Kemudian, munculah ide ini bersama teman-teman yang lainnya berjanji untuk merealisasikannya."
V: "Terus? Terus?"
O: " Sepulang dari sana, gue langsung atur strategi untuk ngumpulin bukunya. Jadi, gue sebar infonya di sosial media gue dan komunitas-komunitas gue. Bagi yang mau mendonasikan buku bacaan untuk anak-anak sekolah dan masyarakat di Ende, boleh langsung kirim ke alamat gue di Jakarta."
V: "Whooooaaaa….."
O: "Kaget banget karena setiap minggunya, kiriman buku semakin banyak. Banyak yang langsung kontak gue untuk tanyain buku-bukunya. Finally, dalam waktu kurang lebih dua bulan, buku sudah terkumpul lebih dari 1000 buah. Waaah, rasa bahagia itu pun menghilangkan rasa lelah yang sudah dijalanin selama proses pengumpulan buku."
V: "Iiiih keren banget!"
O: "After that, tantangan selanjutnya adalah bagaimana cara mengirimkan buku-buku itu ke Ende dan meresmikan perpustakaan desanya di sana. Pada waktu itu, gue langsung kontak guru-guru di sana dan mereka bersedia untuk menyediakan sebuah ruangan khusus untuk perpustakaan desanya. Wahhh, tantangan gue berkurang nih, hanya tinggal cari dana untuk pengiriman bukunya. Tau sendiri kan, pengiriman buku ke sana itu tidak murah, hehehehe…."
V: "Iya pasti mahal banget!"
O: "Yup, kembali lagi gue berjuang untuk pengumpulan dana. Dapet ide untuk buat campaign di kitabisa(dot)com dan ajukan proposal kepada orang yang kira-kira bsia membantu. Hasilnya, luar biasa, dana yang terkumpul mencukupi untuk pengiriman buku ke Ende, pembelian lemari dan tiket satu orang perwakilan ke sana untuk meresmikan perpustakaannya. Waaaaah, dari sini gue lebih percaya lagi ketika kita memiliki niat baik, pasti akan ada jalan untuk merealisasikannya."
V: "Aaaah Obiiiin, resmi nih gue jadi Obin lovers."
O: "Tidak hanya itu, project ini tidak mungkin terapai kalau tidak ada bantuan dari warga di sana. Project ini benar-benar didukung oleh mereka dan juga guru-guru dari SM3T. Mereka sangat membantu gue di sana, mulai dari segi komunikasi dan lainnya."
V: "Hoooo….."
O: "Ketika peresmian berlangsung, rasanya air mata ini ingin menetes karena bahagia. Akhirnya selesai sebelum gue berangkat ke negri Paman Sam. Pada waktu itu juga, gue minta ke guru yang menjadi koordinatornya untuk tetap memberikan laporan bulanan ke gue. Jadi, gue ada laporan bermanfaat perpustakaan itu setiap tiga bulannya. Gue pengen banget melanjutkan program ini di daerah-daerah tertinggal lainnya. Pengen tau dulu hasil dari Ende ini, kalau sukses, gue yakin bisa lanjut ke tempat-tempat lainnya."
V: "Waaah, jadi semacam sustainable activity gitu ya…."
O: "Sekarang ini tantangannya semakin berat. Gue kurang waktu untuk bisa memikirkan hal ini, karena di sini sibuk banget setiap hari. Tugas dan kegiatan-kegiatan kampus full dan tidak ada ampun, howaaaaa…..Harapan gue, ketika gue ada waktu dan kembali nati bisa berbuat lebih banyak lagi untuk orang yang membutuhkan. Bisa membantu lebih banyak lagi. Membuat perubahan kecil sangat bermanfaat bagi sesama, amiiin."
V: "Amiiiiiin. Oh iya Bin, ini ada pertanyaan agar private sih, terserah Obin mau jawab atau nggak…."
O: "Apa tuuh?"
V: "Obin udah punya pacar? Ahahahaha, nggak deng…..I think, you have been struggling enough untuk sampai di posisi ini, do you mind to share your past?"
O: "Pacaaaar……Please jangan tanya tentang ini, ahahahaha….Hidup jomblo! Hmmm, gue itu berasal dari kelaurga yang sederhana. Sederhana bukan berarti gue nggak bisa punya mimpi yang tinggi. Dari SD sampai SMA itu, gue pengen banget bisa sekolah di sekolah swasta Katolok yang bagus seperti temen-temen gue waktu itu. Gue ajukan proposal ini ke orang tua, hehehehe…..Gue udah main proposal aja ya sejak SD."
V: "Masih kecil aja udah pinter si Obin!"
O: "Jadi gue bilang ke orang tua gue seperti itu. Jawabannya adalah; 'Nanti waktu SMP aja ya Nak, kita lagi nggak punya uang. Sabar dan harus juara supaya tidak ketinggalan dengan anak-anak kalau mau masuk sekolah Katolik favorit nantinya.' Oke, gue jabanin tuh, tiba waktunya SMP, jawabannya masih sama dan berlanjut hingga SMA. Masih sama jawabannya; 'Coba negeri dulu, karena kita belum ada uang.' Hahahaha, Sip, gue lolos mulu ke sekolah negeri…"
V: "Rezeki anak soleh banget!"
O: "Ketika menuju kuliah, orang tua gue udah langsung kasih aba-aba duluan. Katanya begini; 'Nak, kalau nggak masuk negeri, kamu belajar lagi aja sampe lulus negeri ya…' Whaaaat???? Pada waktu itu, gue harus berjuang untuk masuk Perguruan Tinggi Negeri. Alhasil, demi masuk negeri, gue pilih lah jurusan yang agak sulit dan langka peminatnya, itulah jurusan fisika, ahahahaha!"
V: "Aaaah, jurusan yang susah banget itu!"
O: "Gue lolos di jurusan Fisika FMIPA Universitas Sriwijaya, Palembang. Yes, bersyukur, bahagia dan akhirnya bisa kuliah. Ketika pengumuman itu ada, gue langsung kasih kabar ke orang tua, ketika itu mereka bilang kalau mereka tidak punya uang, ditunda saja higga tahun depan. Mendengar itu, gue galau, segalau-galaunya. Gue berdoa terus dan terus berdoa…Gue orang yang tipenya tidak bisa memaksa keinginan atau kehendak kepada orang tua. Gue ikutin kata mereka, karena gue paham apa yang mereka alami. Gue paham perjuangan mereka untuk anak-anaknya…"
V: "Kyaaaaa Obiiiin….."
O: "Pada akhirnya, gue ada ide. Mungkin ini jawaban dariNya, jawaban dari setiap doa gue. Jawabannya adalah…..Pinjem uang temen dekat gue. Temen gue yang satu ini memang punya tabungan dan dia pinjemin uangnya ke orang tua gue. Walaupun pada akhirnya, dia nggak mau uangnya dikembalikan, dia bulang ke orang tua gue, ini adalah rezekinya Obun. Terharuuuuuu bangeeeet kan ya, bisa ketemu orang sebaik dia. Huaaaaa!"
V: "Iiiiih Obiiin, tanggung jawab udah buat gue nangiiisss!"
O: "Dengan uang pas-pasan, gue berangkat ke Palembang. Setibanya di sana, gue cari kos-kosan yang murah. Setelah berjalan ke sana, ke mari untuk check harga ditemani oleh koper gede isi pakaian, akhirnya gue menemukan sebuah tempat yang agak lumayan jauh dari keramaian, tapi masih bisa jalan kaki ke kampus."
V: "Lalu?"
O: "Waktu itu gue langsung jujur ke penjaga kosan kalau gue nggak punya uang. Ke sini, ingin sekolah dan ingin menjadi orang sukses. Bapak penjaga kosan mungkin terketuk pintu hatinya melihat kejujuran dan kepolosan gue, hehehehe…..AKhirnya dia tawarin untuk tinggal bersama dia saja dengan bayaran yang sangat murah, tetapi dengan kondisi kamar apa adanya. Waaah dengan cepat gue langsung jawab 'YA!!!!'"
V: *menyimak*
O: "Semester pertama, gue sangat-sangat berjuang banget untuk bertahan hidup. Gue hanya makan sekali sehari karena uang kiriman yang hanya 250ribu per bulan. Yaa itu juga kalau dikirim tepat waktu. Uang itu udah termasuk uang buku dan lain-lain. Waaah, perjuangan banget deh! Makan nasinya banyak, segunung, lauknya telor diang, hahahahaha! Can you imagine it???? Tapi, gue tetep bisa bertahan hidup kok, buktinya masih bisa bernafas sampai saat ini, hahahahah!"
V: "Obiiiin gimana iniiiii gue nangiiissss!!!"
O: "Hahahahah, maaaaafkaaaan…..Hingga gue berfikir kalau begini terus, gimana nantinya perkuliahan ini berlangsung. Gue carii tau tentang beasiswa dan gue daftar beasiswa di kampus. Karena nilai gue waktu SMA juga bagus, sehingga gue optimis akan dapat beasiswa. Thank Hod, gue dapet beasiswa dari awal masuk semester 1 sampai semester 8. Waaaah, mulai semester 2, gue udah makan 3 kali sehari, hahahaha. Di mana waktu itu, keuangan orang tua sudah mulai membaik."
V: "Terus gimana Bin?"
O: "Iya, inilah perjuangan gue di perkuliahan. Makan sekali sehari. Seringkelaparan dan gue terbangun tengah malam dan gue beli biskuti satu toples untuk jaga-jaga kalau tengah malam kelaparan. Biskuit itu harus bertahan lama juga, karena hanya sebagai pengganjal saja. Semester 3, gue cari penghaislan tambahan dengan mengajar di salah satu bimbingan belajar di Palembang. Gue nggak nyangka bisa ngajar fisika dooong, hehehe. gue masih inget banget gaji pertama, gue beliin batik dan kirimin ke orang tua gue, heheheh. Tapi, karena jadwal kampus yang tidak teratur, semester 4, gue berhenti mengajar dan fokus untuk kuliah dan kegiatan kampus."
V: "You're really inspiring iiih!"
O: "Oh iya, waktu gue ngajar di bimbingan belajar tersebut, gue ketemu sama orang yang klop banget sama gue. Dia punya beberapa temen yang udah ke Amerika. What???? America??? Kok bisa???? Gue mulai kepo tuh tentang mereka dan beasiswa ke Amerika. Mimpi ke Amerika muncul saat itu juga, hahahaha! Gue banyak diskusi dengan mereka dan tidak henti bertanya. Menurut pengalaman mereka, gue akan lolos dengan pengalaman organisasi dan kegaitan sosial yang udah gue lakuin. Gue udah semangata 45, eh ternyata TOEFL gue nggak nyampe dong, padahal syaratnya cuma 450, tapi gue hanya dapet 390. PARAH!!!!"
V: "Sama Bin, dulu juga TOEFL gue jelek banget, hiks hiks hiks…."
O: "Tapi, itu tidak membuat gue malu dan patah semangat. Well, hidup ini adalah proses, gue berusaha supaya bisa menjadi anak yang lebih baik, hehehehe. Kegagalan itu membuat ingin mengikuti kegiatan-kegiatan kepemudaan baik tingkat nasional dan internasional. Gue yakin dengan mengikuti ini akan meng-uphrade skills gue. Pada saat itulah, gue bertemu dengan Pandu di dunia maya. Pandu itu yang saranin gue untuk apply sebuah kegiatan kepemudaan tingkat nasional di Bandung dan gue lolos. YESSS!"
V: *Off the record, Pandu adalah sahabat Obin, let's see what he has done at the next interview ya*
O: "Pertama kalinya gue ikut-ikutan event, hahahaha. Dari situlah, gue melangkah lebih lagi dan gue melakukan aksi nyata kepada masyarakat atau orang banyak. Thank you Pandu! Pandu juga yang menjadi teman setia sejak gue hijrah ke Jakarta. Sekosan sejak tahun 2013 sampai gue berangkat ke Paman Sam lagi untuk lanjut sekolah, hahahaha. Kami selalu saling mendukung untuk menjadi yang terbaik dan bisa sekolah S2 di luar negeri dengan beasiswa. Semoga Pandu cepat menyusul dapet beasiswa, Amiiiin!"
V: "Amiiiin!"
O: "Nah, ketika gue lolos beasiswa LPDP ke luar negri, gue senangnya bukan main. Akhirnya, gue punya kesempatan untuk sekolah di tempat yang bagus. Ternyata Tuhan kasih lebih dari apa yang gue bayangin dan pikirkan. Gue dikasih kesempatan untuk kuliah di salah satu kampus terbaik di dunia yang nota bene nggak mudah masuk ke sini dan uang kuliahnya sangat-sangat mahal, yap! Columbia University adalah salah satu kampus terbaik dan termahal juga."
V: *By the way, sekarang Pandu sudah keterima beasiswa untuk melanjutkan S2 di University Queensland - Australia*
O: "Ketika gue keterima di sini, gue termenung dan mengingat semua mimpi-mimpi dan perjuangan gue selama ini. Kembali ke pengajuan proposal gue ke orang tua untuk bisa sekolah di tempat yang bagus dan mahal. Dari pengalaman ini, gue sadar bahwa kemenangan itu adalah milik orang yang berjuang dan berdoa seperti lagunya Regina Idol. Penantian gue salama kurang lebih 19 tahun, dari SD sampai tahun 2016 terjawab sudah. Tuhan jawab mimpi itu. Mimpi untuk bisa sekolah di tempat yang sekarang ini. Bersyukur, bersyukur, bersyukur…."
V: "Aaaaaah Obiiin…."
O: "Satu hal yang pengen gue ceritakan adalah hormatilah orang tuamu dan jangan pernah menyakiti hati mereka. Gue yakin banget kalau semua ini berkat doa dan dukungan dari mereka. Ranpa mereka, gue nggak mungkin bisa seperti saat ini. Kemudian, jangan pernah berhenti bermimpi untuk menjadi orang yang lebih baik dan berguna untuk sesama. Semangat dan tetap berusaha. Tetap rendah hati untuk setiap pencapaian yang diraih. Jangan lupa doakan setiap usaha dan mimpi-mimpimu itu…"
V: "Fixed, Obin Oppa jadi idolaku! Mana nih Panduuuu, mauuuu jadi temennya Pandu jugaaa biar bisa ke Amerika kaya Obin! Hahahahah! Eh Bin, last question nih….Setelah hidup lo berkelana ke sana ke mari, hal apa yang paling lo syukurin banget sampai detik ini?"
O: "Yang paling gue syukuri adalah…..Kemana pun gue melangkah dan menginjakkan kaki, gue selalu bertemu dengan orang-orang baik yang sangat membantu. Terkadang gue merenung sendiri dan bener-bener merasakan kalau kita berbuat baik maka yang baik juga yang akan kita dapat. Makanya nggak ada ruginya berbuat baik, hehehehe, berbuat baiklah kepada siapapun juga…."
Soooooo, tunggu apa lagi guys, go and grab him fast! Ahahahaha, bike kaliiiiii di-grab T^T Semoga obrolan singkat sama Obin di atas bisa memberikan sedikit insight ya :)
Sumber foto: Koleksi Pribadi Obin
Ahhhh Obiiiin
BalasHapusI am so glad that you're still doing this, back in 2012 I had an internship in India and I always read this kind of post on your blog, serasa punya teman2 yang senasib, and now I am pursuing my master degree in The Netherlans, dan balik baca blog ini lagi:")
BalasHapus