Rabu, 19 April 2017

Yogyakarta Trip: Online Transportation

Hai hai….Long time no see~

Di postingan kali ini, saya mau ngebahas tentang pengalaman saya waktu Yogya trip kemarin, Yogyakarta ya, bukan Yogya department store~

Setelah hampir 15 tahun tidak pernah mampir ke Kota Gudeg ini (as I remember, terakhir kali saya ke Yogyakarta tuh waktu study tour SMP), akhirnya kesampaian juga. Instead of talking about the must-visited places in Yogyakarta, saya bakal ngebahas ngapain aja saya di Yogyakarta kemarin.

Well, I'd love Yogyakarta! Sebagai orang asli Bogor, kota sejuta angkot, ngeliat Yogyakarta yang nggak punya angkot, really surprised me pisan!

No offense buat supir angkot yang patuh sama rambu-rambu lalu lintas dan menjaga keamanan penumpangnya, tapi dari pengalaman naik angkot di Bogor lebih dari 20 tahun, I cant agree more kalau salah satu alasan yang bikin macet kota Bogor is keberadaan angkot yang 'suka seenaknya'.

One of my always-repeated experience was waktu saya mau berangkat sekolah dan naik angkot yang tampaknya mau bergerak dari kegiatan ngetemnya. Terus si keneknya kan teriak-teriak to attract penumpang, "ya, satu lagi! Satu lagi!"

Kemakan janji manis si kenek, saya pun naik angkot tersebut, dengan harapan sebagai the last passenger, once I got in, nih angkot bakal langsung cuss bergerak dari ngetem. Dan bener aja, tuh supir memajukan angkotnya…sekitar 3 meter! DAN KEMUDIAN MUNDUR 10 METER UNTUK NGETEM LAGI! DUH! GUSTI NU AGUNG!

Astagfirullah! Tuhan punya cara sendiri untuk 'melatih' umat-Nya. Buat saya yang level imannya masih xxxxxx (biar Tuhan aja ya yang menilai tingkat keimanan saya saat itu, hehehehe) ini mah, nggak perlu ikut kegiatan long march buat ngebuktiin saya taat atau nggak, tapi cukup dengan bisa menahan untuk tidak berkata kasar kepada supir angkot tersebut, udah jadi tantangan tersendiri. Well, konon katanya perang paling sulit itu adalah ketika perang sama diri sendiri ya? I felt it! Terutama di situasi love-hate relationship sama supir angkot ini~

But I didn't have any option at that time. Papa sama Mama udah kerja duluan, naik ojek bisa mahal banget, sekolah tidal menyediakan mobil jemputan khusus, dan taxis were not really a common transportation in Bogor, or saya harus jalan kaki lebih dari 20 kilo ke sekolah???

So, balik lagi ke cerita saya jalan-jalan ke Yogyakarta kemarin. Biasanya kan sebelum kita pergi ke suatu tempat, one of common question is, "di sana ada tempat seru apa aja yang bisa didatengin?" Tapi, dengan pengetahuan saya kalau di sana nggak ada angkot dan saya nggak bisa mengendarai motor atau mobil, jadi pertanyaan pertama yang saya kemukakan ke teman-teman saya adalah, "di Yogya ada grab? Gojek? Uber?"

Alhamdulillah, di Yogya ada beberapa pilihan transportasi online. Februari 2017 kemarin, di Yogya udah ada grab car, gojek, go-car, uber motor, dan jas taxi. Beberapa moda transportasi yang lumayan aman dan bisa dijadikan pilihan buat temen-temen kelompok PENCAVIER (PENgamat CeritA-cerita VIERa!) yang mau mengunjungi Yogyakarta ke depannya.

To be continued….




Tidak ada komentar:

Posting Komentar