Beberapa hari terakhir ini saya suka terbangun di sepertiga malam, mungkin disuruh beribadah sama Tuhan kali ya? Kan konon katanya, waktu paling tepat curhat sama Tuhan itu jam segitu-an ya. Nah, cara Tuhan ngebangunin saya itu lucu-lucu, mulai dari kebelet pipis sampai diperdengarkannya beberapa suara tukang dagang yang lewat di depan rumah saya.
Semenjak 'lockdown', maka jalan di depan rumah saya semakin sunyi, apalagi jam dua pagi. Saya sering mendengar suara langkah kaki satpam ruko di sebrang rumah saya sedang berjalan menuju tiang listrik untuk dipukul sebanyak dua kali untuk menunjukan bahwa saat itu sudah pukul dua pagi.
Tapi, anehnya ya di dalam suasana sunyi sepi sendiri ku itu, saya sering mendengar beberapa suara pedagang lewat. Emang ada gitu ya yang mau beli waktu pagi buta gini?
Pertama, suara mangkok yang terus dipukul dengan irama tak beraturan yang berarti Tukang Bakso lagi lewat nih. Jam dua pagi guys! Yang saya pertama kali inget sih, film Malam Satu Suro-nya Sussana, itu lhooo yang beli soto 100 mangkok sama mangkok-mangkok-nya, terus dibayar pake daun sama Susana yang ternyata Sundel Bolong yang lagi kelaperan. Apakah Tukang Bakso ini pernah punya pengalaman yang sama ya?
Kedua, Tukang Tahu Bulat. Dengan suara dari flashdisk yang sudah direkam, nyanyian: "tahu bulat, digoreng dadakan, gurih-gurih, nyoi!" plus volume maksimal, bikin saya lagi mimpi ketemu Nicholas Saputera buyar sudah.
Ketiga, ada Tukang Putu. Suara dan wanginya yang khas, sukses bikin saya bangun dan merasa kelaperan. Nggak tau kenapa ya saya suka banget sama wangi perpaduan antara parutan kelapa dan gula merah, bahan utama pembuat putu, yang dibakar. Ini Body Shop nggak mau ngeluarin parfume wewangian makanan khas Indonesia?? Wangi indomie rasa kari ayam tuh top markotop!
Tapi ya, kalau dipikir-pikir lagi, siapa ya kira-kira yang mau beli makanan itu jam dua pagi dalam situasi larangan keluar rumah ini? Jangan-jangan mereka intel yang sering menyamar. Apalagi kan sekarang banyak begal ya? Ih kece! Kalau kata temen saya yang anggota BIN, jangan dikira intel itu kaya James Bond, intel beneran mah bakal berusaha sebisa mungkin untuk berbaur dengan masyarakat sekitar sehingga tidak terlihat menonjol. Jadi, dia sering menyamar jadi tukang cilok di depan SD, tukang parkir Alfamart, dan tukang-tukang lainnya. Jadi, kalau misalnya kalian menemukan ada tukang telur gulung yang kalau ngegulung adonan telurnya nggak serapih gulugan karpet masjid, bisa jadi si mamang penjual adalah intel yang sedang menyamar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar