Senin, 05 April 2010

Injurih, ai mis yuh...


Nama aslinya, Indri. Tapi bukan Viera namanya, kalau tidak memiliki sebutan khusus buat para pengikutnya, hehehehehe. Saya biasa memanggil dia dengan sebutan ''Injurih". Dari sekian banyak nama Indri yang saya kenal, sampai detik ini, baru si Injurih inilah yang bisa menjadi saksi hidup kalau saya pernah menjadi korban pedofil om-om di warnet yang terletak di daerah Cisitu-Bandung.

Injurih tinggal tepat di sebelah kamar saya, ketika saya masih nge-kos di daerah Sangkuriang dulu. Entah berapa banyak kegaduhan yang telah kami perbuat. Namun satu yang pasti, Injurih itu adalah partner in crime saya numero uno! Kalau misalnya dengan pindahnya saya ke negeri Godfather ini saya sudah menjadi mafioso kelas kakap, maka si Injurih inilah yang akan saya jadikan tangan kanan saya dalam bidang penjualan narkoba di daerah Sicilia.

Kesan pertama dan terakhir tentang si Injurih dari saya itu selalu sama, dari dulu sampai sekarang: she is the nicest person I've ever known, selesai! Tapiiiiiiiiiiii, tak ada yang lebih berkesan dari seorang Injurih selain daripada kamarnya yang SUPERB!

Kamar bernomor 209 itu sungguh mengagumkan! Luar biasa! Menakjubkan! Temboknya berlapis sepuhan emas asli dari Pulau Rote, lantainya menggunakan marmer merk Essenza yang langsung di-import dari kota Milan, semua perabotannya terjaga kekokohannya karena dibuat oleh pabrikan IKEA jaminan mutu di Swedia sana, tak lupa, karena dia seorang designer sejati, meja gambar yang terbuat dari kayu oak finishing natural melamic berukuran 1,5 x 2 m dan i mac keluaran terbaru terletak dengan sangat elegan di pojokan kamarnya.

Tepat pada pukul lima pagi, Injurih selalu bangun dari sleeping beauty-nya. Dia memasuki kamar mandi dengan anggun sekali. Wangi sabun cair sari pepaya keluaran body shop selalu tercium sampai kamar saya, ketika dia sedang mandi. Waktu saya baru saja bangun dan membuka pintu kamar saya untuk berkencan dengan si 'doski' (boker, red) saya sudah disuguhi pemandangan sesosok Injurih yang seang berjemur di antara sinar mentari pagi, sambil mengoleskan cat kuku berwarna jingga di kuku tangan kanannya, dan cat kuku berwarna abu-abu di kuku tangan kirinya.

Ketika malam menyapa dan saya baru pulang dari kegiatan nggak jelas di kampus saya, seorang Injurih sudah tampak di ruang tengah di kos-kos-an kami, dia sedang asyik menonton TV, acara kegemarannya adalah: BBC news Live! Maklum, beliau ada keturunan langsung dari Keluarga Buckingham nun jauh di tanah Inggris sana. Dia gemar mengamati kejadian-kejadian ter-up to date di ranah politik dunia.

Injurih itu adalah salah seorang teman saya yang sangat dermawan. Dia memiliki yayasan pribadi yang ditujukan bagi para pengidap penyakit kanker dan juga organisasi sosial penyelamat terumbu karang di laut Arafuru. Oh Injurih, ai mis yuh...

Buat Injurih: Selamat di wisuda :) Aku iri padamu, nak! Kau merasakan panggung di mana Erlend Oye pernah menginjakan kaki di sana...hiks, hiks, hiks

P.S: Njuuuuur, kangen diganggu om-om lagi! ahahahahahahahaha~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar