Senin, 05 April 2010

Futrih is my friend....


"Futriiiiih!"

Begitulah saya biasa memanggil teman saya yang satu itu. Nama aslinya Putri, boleh tuh kalau ada yang mau add facebook-nya, kebetulan dia sedang mencari jodoh, kali-kali di antara teman-teman saya yang baca posting-an kali ada yang berminat??? Posting-posting-an saya yang jadi jamianannya...hehehehe~

Kami baru bertemu sekiranya di awal kepergian saya ke kota Bandung untuk menuntut ilmu. (Ilmu hitam, diantaranya, nggak aneh lagi dong kalau saya pernah melihara jenglot sebagai salah satu ayang mistik saya.)

Sebenarnya kami memiliki kepribadian yang sangat jauh berbeda. Saya itu anak yang rajin shalat, ber-infaq dan sedekah, patuh terhadap nasehat orang tua, rajin belajar, gemar menabung, menjalankan seluruh perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Sedangkan si Futrih ini, hobby-nya itu mabuk-mabukan, main judi, ikutan sayembara togel, makan bayi manusia, bakar-bakar ban, menggelar acara dangdutan all night long di sebelah masjid yang sedang mengadakan pengajian 17 Ramadhan,adalah kegiatan yang pasti rutin dia lakukan.

Hmmmm, saya kangen nih sama beliau. Terakhir ketemu waktu pesta out door ulang tahun saya ke -17 di Kebon Binatang-Taman Sari. Dia memberikan hadiah tiga kerat bir. Padahal saya sudah bilang, kalau saya ini muslimah yang baik, tidak suka minum bir, tapi tetap saja dia memaksa dan demi pertemanan, akhirnya saya minum semuanya sampai habis. Itu pengalaman mabok pertama saya dan si Futrih ini lah yang mengenalkan saya dalam dunia sesat di Bandung.

Jadi ingat waktu itu, kami pernah ngutil di circle K di jalan Dago dekat ex-Gampoeng Aceh. Waktu itu saya baru saja menunaikan ibadah shalat shubuh di Masjid Salman, tiba-tiba si Futrih dengan suara knalpot motor tanpa saringannya yang sudah saya kenal itu menjemput saya di pelataran kampus.

"Ayo Pe, kita mabok-mabok-an lagi!" Ujar si Futrih. Saya pun tak kuasa menolak ajakannya, apalagi semuanya dia yang traktir, katanya sih dia baru aja dapet duit 8 juta hasil jual narkoba. Akhirnya dengan membawa sajadah di tangan kanan dan botol Heineken di tangan kiri sukseslah saya dimarahi oleh teman-teman sekosan saya yang sangat merasa terganggu dengan teriakan-teriakan yang tak jelas juntrungannya.

Pengalaman yang paling tidak terlupakan adalah ketika saya menemani dia pergi ke Bali untuk bekerja sebgai DJ tamu di Pantai Kuta. Dia sudah seperti seorang yang ternama di sana, sudah tidak terhitung berapa pria bule dan surfer yang menggunakan celana super-duper kedodoran mengajaknya berkenalan. Futrih pun menanggapi semuanya dengan keramah-tamahan yang tak terkira, seraya berkata, "lumayan, buat klien gue berikutnya..."

Perjalanan dari Pantai Kuta kami lanjuti ke daerah double six. Saya hanya dapat takjub dengan hingar bingar yang terjadi di sana. Kepulan asap marijuana sudah seperti pengganti oksigen, tumpahan bir pun menggantikan genangan air yang ada karena siangnya terjadi hujan yang cukup lebat, dan kondom bekas pakai tercecar di mana-mana.

Kami pulang pada pukul delapan pagi. Dapat dipastikan Futrih sudah dalam keadaan tidak sober lagi, bau rokok filter dan minuman keras bergantian saya endus dari mulutnya. Sigh, si Futrih ini tampak terlihat bejat memang, tapi mau gimana lagi, dia adalah salah seorang sahabat saya.

Buat Futrih: So, kapan nih kita adain Lombok trip???


P.S: Semua yang saya tulis di atas itu bohong, hanya dua pargraf awal yang benar. Sorry ya Fut, gue lagi kangen mencaci maki orang bareng lu lagi nih...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar