"Uhuk! Uhuk! Uhuk!" Suara lemah-letih-lesu-lunglai-gemulai itu terdengar dari dalam sebuah kamar bernomor 2, apartment 2, blok 15, Centro di Residenziale Maisonette, Rende, Calabria, Italia, Eropa, dunia.
Sudah tiga minggu ini, tenggorokan saya terluka. Tampaknya dikarenakan kebanyakan belajar di kala malam hari (alias, bo-ong banget!). Kepala ini pening sekali, ingin rasanya saya pulang ke Indonesia dan mampir ke indomaret untuk membeli vicks formula 44, obat batuk paling mujarab.
Tadinya saya pikir, penyakit ini datang karena perubahan cuaca dari musim dingin menuju musim semi, tapi kok sudah 21 hari, dahak ini tidak hilang juga. Ada yang bilang, "mungkin ini azab dari Tuhan Pe, karena lu kebanyakan ngomongin orang!" Saya pun hanya terkekeh, mungki benar adanya. Segala sesuatu yang terjadi harus bisa membuat kita (kalau kata Jupe) 'INTROGASI!'
Ah, tapi saya kan sudah sering ngomongin orang, lho kok kayanya baru sekarang dapet tegurannya. Di kala melakukan ritual ngopi sore bareng (mantan) ayang jenglot, dia pun memberi beberapa petuah tentang batuk saya ini.
AJ (Ayang Jenglot): "Menurut informasi yang aku terima dari Paman Leak, sekarang ini guna-guna lagi nge-trend kembali..."
Viera (V): "Oh ya?"
AJ: "Iya, mungkin batuk kamu itu terjadi karena guna-guna juga..."
V: "Masa sih?"
AJ: "Kamu pernah menyakiti hati orang lain nggak?"
V: "Sering..."
AJ: "Nah, itu mungkin salah satu penyebabnya."
V: "Aduuuuuh, terus gimana dong?"
AJ: "Tenang beib, kena guna-guna itu menunjukan bahwa kamu adalah perempuan yang berguna..."
V: "Aaaaah, beibhoooooo......."
Obrolan kami pun terhenti dengan datangnya malam. Ayang Jenglot harus kembali bekerja untuk mencari nafkah untuk membiayai persalinan pacarnya yang baru, Tétéh Kuntil si Centil.
Saya pun kembali ke dalam kehangatan ruangan apartment saya. Meneguk sesendok Spitzwegerich Hustensaft-Naturkraft, obat batuk buatan jerman yang semoga saja, khasiatnya sama dengan vicks formula 44 di indomaret.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar