Minggu, 09 Mei 2010

Nama saya 'Anjing'?

Morning teman-teman kelompok PENCAPIR (PENGamat CeritA-cerita PIeRa!)....

Tubuh ini masih pegal-pegal rasanya. Maklum baru balik dari acara party di kantin anak teknik. Okay, sebagai mahasiswa yang pernah merasakan percikan udara kota Bandung, surganya buat para band indie, saya tidak terlalu menikmati gaya hidup remaja Eropa yang suka berpesta pora. Saya nggak bilang itu nggak baik, toh ajang seperti itu memang tidak jauh berbeda tujuannya sama acara pengajian yang sering Papap-Mamam saya adakan di rumah, ujung-ujungnya buat memperat tali silaturahmi juga.

Tapi, bagi saya, memperkuat rasa persaudaraan dengan dateng ke acara-acara musik underground itu terlihat jauuuuuh lebih menyenangkan! Setelah hampir tujuh bulan hidup di Italia dan berusaha untuk beradaptasi dengan kehidupan para mahasiswi di sini, saya berani bilang, "I gave up!"

Saya merindukan kegiatan duduk santai selama empat jam di tempat peminjaman komik. Saya kangen dateng ke acara-acara launching band gratisan setiap malem Sabtu. Saya ingin kembali datang ke perkumpulan kine klub untuk membahas film mainstream. Dan orang-orang yang saya temui di tempat-tempat seperti itu jauh lebih keren daripada orang-orang yang saya temui di acara party-party di sini. Yes, I am a party goer, I went to the PARTY then directly GO back to home!



Tapi, ada yang beda dari acara party kali ini. Saya berkenalan dengan seorang pria keturunan Biksu Tong Sam Tjong, asli, import dari Cina daratan.

Dia: "Ciao!" (Hai!)
Saya: "Ciao!" (Hai!)
Dia: "Tutto a posto?" (Gimana nih kabar lu?)
Saya: "Si, grazie. E tu, come va?" (Baik, makasih. Kabar lu sendiri gimana?)
Dia: "Va bene. Comunque, come ti chiami?" (Baik juga. Bai de wei, nama lu siapa?)
Saya: "Mi chiamo Viera. E tu?" (Gue Viera. Kalau lu?)
Dia: "Mi chiamo A su...." (Nama gue A su..)
Saya: "Mi scusa, puoi ripertere???" (Sorry, bisa lu ulang?)
Dia: "A SU, mi chiamo A Su...." (A SU, nama gue A su...)
Saya: "ASU?" (ANJING? bahasa jawa, red)

Ingin rasanya saya mengubah nama saya menjadi Juancuk (yang artinya: Brengsek, Bahasa jawa, red). Agar dapat menyeimbangi nama si A Su. Ternyata setelah ngobrol beberapa saat, A Su menjelaskan bahwa dalam bahasa Cina, A Su itu berarti 'sayang'. Wo-oooooooooh!

Saya pun bercerita tentang kejadian ini kepada salah seorang teman saya di Indonesia. Eh, dia malah menambah keambiguan dari kata ASU itu sendiri.

Rembulan (bukan nama sebenarnya, red): "Ah nanti kalau gue punya pacar mau ngomong A SU.............ka kamu."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar