Curhat saya tentang permasalahan kegalauan hati ini masih berlanjut.
Sekarang giliran, Alan Budugan (bukan nama sebenernya, red) yang menjadi korban mendengar raungan tangisan seorang Viera. Alan Budugan adalah salah seorang teman saya yang sedang berjuang dengan skrip-shit nya yang tak kunjung beranjak dari bab satu.
Saya (S): "Iya Bud, ternyata selama ini dia nge-gitu-in gue….Sebagai cewek, siapa sih yang nggak sebel digituin! Gue benci sama tuh cowok! Pokoknya kalau ketemu lagi, bakal gue doain biar dibabat habis bulu keteknya sama semut rang-rang! Gue nggak suka di-gini-in Bud!"
Alan Budugan (ABud): "Ya udahlah Pe, sabar aja. Menigan lu maen poker gih!"
S: "Tapi, tapi, tapi, tapi….Nggak bisa kaya gini Bud, gue nggak suka situasi kaya gini!"
ABud: "Aduh Pe! Udah déh, that's a life! Terima aja!"
ABud: "DI DUNIA, TEMPAT KITA HIDUP SELAMA INI! CUMA ADA DUA JENIS CINTA YANG NGGAK AKAN ADA HABISNYA! YANG PERTAMA ITU, CINTA ORANG TUA…..YANG KE DUA ITU, CINTA FITRI!"
Kayanya saya tahu alasan utama kenapa skrip-shit saudara Alan Budugan tak pernah selesai. Karena si Farel masih hilang ingatan, karena si Fitri hamil lagi, dan karena si Mischa nggak insyaf juga!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar