Jumat, 25 Juni 2010

Ge-je-ge-je-an~

"Astronot, dokter, journalist, director, teacher, designer, writer, interpreter, backpacker, what now????"

Kata di atas itu semua adalah profesi-profesi yang pernah jadi cita-cita saya. Jangan harap pernah menemukan kata 'model catwalk' di sana! Karena saya cukup tau diri dengan tinggi badan saya yang tampaknya terhenti pertumbuhannya di umur 16 tahun.

Kemaren ditanya si Mamam, "kamu mau jadi apa nanti abis lulus?"

"Mau jadi……….Sukses." Jawab saya singkat kala itu.

Bener-bener luntang-lantung! Nggak terperinci! Nggak fokus! Kalau kata anak gaul mah, "lu Geeeeeee-Jeeeeeee bangeeeeet sih Vier!" Apaan tuh Ge-Je? Gajah Jambi? Gadis jakarta? Gerakan Jambore? Bukaaaaaaaaaaaaan! Iiiiich masa para teman kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) nggak G4vL sih! Ge-Je itu singkatan dari 'nggak jelas'!

Saya pun membela diri, "gue orangnya jelaaaaaas kaleeeeeeeeee! Jelas-jelas…..Nggak jelas!"

Kadang suka malu kalau lagi chatting sama temen yang cerita tentang target-target masa depan mereka. Mereka tampak sepertinya sudah tau abis lulus SMA mau masuk universitas mana, setelah dapet gelar sarjana mau ngapain, kerja di mana, nikah sama siapa, punya anak berapa, mau dikubur di mana.

Bandingkan dengan saya. Masuk TK, gara-gara si Mamam dan si Papap kerja, jadi nggak bisa ngurus, daripada nyewa baby sitter yang mahal meningan dimasukin ke TK sekalian aja, ngirit duit. Harusnya di umur 5 tahun nggak bisa masuk SD, tapi karena kepala sekolahnya masih sodara, jadi si Mamam dan si Papap tidak mempedulikan peraturan pemerintah saat itu yang mengharuskan umur minimal 6 tahun untuk mengikuti kegiatan Wajar 6 tahun. Alhamdulillah, guru-guru di SD saya benar-benar menerapkan program WaJar sesuai dengan akronim-nya, WAjib belaJAR, bukan WAjib dihaJAR! Dengan nilai EBTANAS yang kurang 0,02 poin saya tidak bisa masuk SMP yang diinginkan.

Lulus SMP, iseng-iseng coba test masuk kelas percepatan, eh bisa lulus dengan nilai biologi yang dikarbit habis-habisan! Dikira ortu masuk IPA, saya bakal ambil jurusan kuliah berbau science, eh taunya malah tertarik sama seni rupa, saya pun ngeles, "yeaaaaah Dad, I took science…..Of art!" Dikiranya mau jadi designer, eh sekarang malah terhempas di ranah Calabria! Ditambah stress karena sering mengalami shock culture dan homesick habis-habisan, gara-gara mengetahui bahwa uang beasiswa tidak meng-cover uang untuk pulang sebelum lulus.

Dari gamabran singkat di atas, kalian bisa mengambil kesimpulan bahwa selama ini saya tidak bisa mengambil keputusan yang sesuai dengan kata hati. Semuanya berdasarkan satu alasan, "iseng-iseng berhadiah!" Kayanya saya nggak pernah melakukan sesuatu hal sesuai dengan yang saya inginkan ya?????

Kan kemaren-kemaren téh saya sedang mengalami masa depresi, bisa dilihat dari isi blog saya yang selalu diawali dengan keluhan tentang kesedihan berkepanjangan. Saya pun terpaksa melakukan evaluasi dan pencarian, sebenernya apa sih yang bikin saya sampai menangis meringis??? Dan hari ini saya baru menemukan sebuah alasan bahwa saya emang nggak fokus atau……..Saya emang takut untuk fokus. Terlalu banyak hal buruk yang saya harus hadapi kalau misalnya saya ambil beberapa keputusan yang memang saya inginkan, jadi jatohnya ya keputusan ala iseng-iseng itu tampak terlihat lebih menyenangkan untuk dilakukan, karena emang saya nggak ambil resiko apapun di sana. Ucapan, "Huuuuuuuuuuuuuuuuu, Teteh Viera itu penakuuuuuuut yeeeeeeeee!" saya terima dengan lapang dada Julia Perez.

Bener-bener labil! Ngeliat Jamie Aditya, jadi pengen discovery channel reporter. Ngeliat Zaha Hadid, pengen jadi designer. Ngeliat Agustinus Wibowo, pengen jadi backpacker. Hadeuuuuuh-hadeeeeeeuh, bener-bener plin-plan!

Nah mulailah saya mengambil secarik kertas, menulis ulang semua mimpi saya. Rencana ingin lebih memfokuskan kehidupan, tapi kok ujung-ujungnya malah nulis quote gitu, terus dihias gambar-gambar cewek-cewek ala Sailor Moon tak lupa ikut menyertakan Mamoru Chiba si Topeng Tuxedo. Haaaaaaaaaaaaaaaaaaa, bener-bener nggak jelas déh!

Kalau boleh dibilang, saya itu orang yang benar-benar takut ambil resiko. Cita-cita sebagai wirausaha itu menjadi pilihan nomor paling buncit buat saya. Resikonya terlalu banyak. Dibilang cupu (CUlun PUnya, red) saya pun ridha. Nggak apa-apa, emang kenyataan kaya gitu. Mungkin buat banyak orang, kalau mau dijuluki sebagai pria Marcopolo alias pria yang tangguh dan pemberani, mereka harus bisa mengungkapkan apa yang mereka mau and stand in the front line. Tapi, buat saya, sikap duduk manis dan mau mendengarkan kemauan mereka yang memang pantas dijuluki 'pemberani', adalah keberanian tersendiri.





Kalau ada yang nanya, sebenernya saya maunya apa sih? Saya pasti dengan tegas, lantang, dan yakin menjawab, "nggak tau!" Kalau lagi blog walking, suka malu sendiri sama keadaan blog yang tampak lebih seperti diary anak TK. (Aiiiiiiih, jaman sekarang anak TK nulisnya bukan di buku harian lagi ya??????) Suka iri ngeliat blog teman-teman yang tampak lebih berisi. Jarang nge-post, tapi sekalinya nge-post, beuuuuu itu téh meuni inspirasional pisan! Coba déh baca blog saya, paling banter, cuma memberikan inspirasi untuk pergi ke WC.

Banyak orang bilang, "yang penting kualitas, bukan kuantitas." Sedangkan saya tipe orang yang percaya bahwa kualitas yang baik pasti didukung kuantitas yang nggak sedikit. Makanya Soekarno pernah bilang "berikan aku sepuluh pemuda untuk mengubah dunia!" Tuh kan emang dibutuhkan 10 orang! Bukan dua, lima, atau tujuh! Itu terlalu sedikit! Jadi, ya beginilah pada akhirnya, saya menulis banyak sekali posting-an di blog ini tanpa mempedulikan kualitas isi tulisannya sendiri. Hehehehehe, maaf ya kalau ada yang complaint sana sini tentang beberapa posting-an yang nggak ada benang merahnya. (Adanya benang kenur buat maen layangan nih!)

Haaaaaaaaaaaa, tuh kan, tuh kan, pembuktian lainnya kalau saya emang tipikal orang yang nggak jelas. Di awal posting-an ini saya berniat ingin menuliskan rasa kekesalan saya tentang permasalahan diri akan cita-cita saya yang tidak fokus eh malah diakhiri dengan ngomongin benang!

In the end, saya itu orang yang jelas-jelas…..Nggak jelas! Imperfect perfectly! Haaaaa, kapan ya saya bisa kaya si Mawar (bukan nama sebenarnya, red) yang bisa hidup mandiri bersama sang suami dengan gaji yang tinggi dan seorang anak yang baik hati, eh taunya dia Suketi jelmaan sundel bolong yang demen makan soto se-panci!

Ah sudah lah, nggak usah dibacalah posting-an saya kali ini ya. Cuma ingin mem-publish tulisan yang pernah saya buat saja, berharapa bahwa dengan mem-publish saya nggak bakal nangis lagi, walaupun ternyata 2 jam nanti, air mata ini pasti turun kembali.

Eh, bai de wei, balik lagi ke motto Soekarno yang terkenal itu, kayanya kalau saya yang bikin bakal jadi gini; "Berikan aku sepuluh pemuda, maka akan kupacari satu persatu!" Hoahahahahahahahahahahahahaha! Astagfirullah! Becandaaaaa, becandaaaaaaaa!

8 komentar:

  1. ihhh pe..gw jadi ngaca deh baca keluh kesah lo yg ini.. hahahah gw banget.. _ _ *sigh* jangankan elo..gw yg umur 25 ini aja masih bingung mo dibawa kemana ini idup gw, kawin? hadeuhhh belum siapp.masih labil.. jalanin yg ada aja dulu deh wkwkkwk~

    BalasHapus
  2. hahahahahahahahha! Lu bagus Chie masih berani ngaca, gue mah kagak, terakhir ngaca di pantulan sendok makan….*saking sedihnya ceritanya téh.

    Iya Chie, gue téh suka merasa punya masalah paling besar, padahal mah nggak juga ya, harus banyak belajar dari Chie yg 3 tahun hidup lebih lama :) hehehehehe, mari berbagi….berbagi pemudaaaaa, hahahahahahahahhaha!

    BalasHapus
  3. masih panjang neng perjalanan. kecuali lo bodoh dengan menghabiskan wine 1 botol terus gedor2 pintu rumah prof.

    BalasHapus
  4. tiba-tiba ingin nyanyi, "perjalanaaaaaaaan ini…." ala Ebiet G Ade…terus minum wine, then gedor2 rumah para pemuuuuuuuuuuuuuda pemuuuuuuuuudiiiiii Indonesiaaaaaaaaaaaa…*Lagu apa téh ini???

    BalasHapus
  5. iya ya??? pdahal téh maksut aku lagu nasionalnya NKRI (baru inget), yg "bangun pemudiiiiii pemudaaaaaa Indoneeeeeesiiiiaaaaaa…"

    BalasHapus
  6. blog saha fe yg inspirasional? pasti blog sayah. ahahahahahahha
    *moga2 ga mati gosong gara2 sombong

    BalasHapus
  7. iyah Fut, aku kan suka baca blog mu juga…bararagus euy…suka pengen niru gaya penulisannya, tapi suka hese ya, emang cara nulis orang tuh beda2 kali ye, tp kan pengen ya gue téh improve sedikit2, tp teteup ga bisa euy :( ajarkan sayah atulah Tuan Futrih!

    BalasHapus