Minggu, 20 Juni 2010

I want to be forever young….

Hohoi, minggu kemaren saya bersama para mahasiswa Indonesia lainnya memutuskan untuk liburan ke Pantai, bernama Paola. Letaknya sangat dekat sekali dengan tempat saya tinggal, Rende. Sekitar 15 menit naik kereta dengan harga tiket yang 2,4 euro saja kami sudah bisa menikmati teriknya sinar mentari ditemani deburan ombak di pantai Paola.

Heeeeeeeeugh, sebagai orang yang pernah tinggal di Bali dalam waktu yang tidak bisa dibilang sebentar, saya cukup kecewa dengan keadaan pantai Paola. Gimana yaaaaa???? Dibilang bagus sih, nggak. Dibilang jelek sih, iya. Hahahahaha! Yaaaa, walaupun banyak yang bilang kalau Pantai Kuta Bali itu sudah tak sebersih dahulu, terlalu banyak pengunjung, banyak mas-mas surfer yang suka pake celana super-duper kedodoran. But, believe me, Kuta is much-more-better (tuh saking lebih bagusnya, saya sampai nggak menggunakan kaidah penulisan bahasa inggris yang baik dan benar!)




Ya, Pantai Paola emang memenuhi persyaratan terjadinya sebuah pantai sih, merupaka sebuah perbatasan antara daratan dan lautan atau suatu kawasan yang mendapatkan pengaruh sangat kuat dari proses terjadinya laut, ngggg, kalau salah-salah sedikti maaf ya, abis otak ini udah nggak bisa diajak kompromi lagi dengan materi ulangan geografi kelas 2 SMA dahulu kala.

Di sana ada pasir, air yang asin, dan beberapa orang berbikini. Sim salabim! Jadilah sebuah pantai bernama Paola!

Dengan niat ingin menghitamkan kulit, yang pada akhirnya bakal lebih mirip Mbok Darmi daripada kulit eksotis Tante Shakira, kami pergi ke Paola.

Sesampainya di sana, Mbak Hen dan Mba Ceci sudah siap dengan pakaian renangnya, MasTho dan Harry siap dengan celana pendeknya, dan Riri siap dengan kaca mata hitamnya. Sedangkan saya??? Siap dengan iman yang kuat, karena konon katanya di sana bakal terjadi banyak hal mesum di sana, apalagi pas waktunya summer kaya gini.




Saya juga bertemu dengan beberapa orang yang kuliah di Universitá della Calabria di sana dan mereka bertanya, "Viera, where is your bikini?" Huahahahahahahahahahaha! Alasan pertama, seumur idup saya nggak pernah di-izin-in beli bikin sama si Papap-Mamam, jadi kalau berenang ya pake baju renang yang ada roknya, atau kaos sama celana pendek aja. The second reason is, atulaaaaaah ini lemak mau disimbunyiin ke mana??? Hehehehe, ya emang betul sih kalau mau berenang ya pake baju renang, tapi kalau dengan menggunakan baju renang itu membuat kamu tidak PD menggunakan segala jenis baju lagi, saya anjurkan jangan pake déh, lagian badan kamu masih bisa ngambang kok walaupun nggak pake baju renang, kecuali kamu mau pake jaket tebal-panjang dari srigala berbulu domba! Itu lain perkara ya….

Waaaaaaaaah, hari itu puanaaaaaaas banget. Pasir pantainya pun bikin saya teriak, "cazzo! Cazzo! Cazzo!" Bukannya lebay atau gimana, tapi kaki saya itu bagai menginjak bara api! Panaaaaaaaaaaas banget! Padahal udah pake sendal jepit juga, tapi panasnya nembus sampai ke kulit telapak kaki.

Mau nyemlung ke air pun nggak bisa, soalnya saya nggak bawa baju ganti dan emang tujuan saya ke pantai itu cuma untuk mengganti suasana membosankan di dalam kamar yang penuh dengan kertas materi ujian. Akhirnya saya memutuskan untuk jalan-jalan keliling daerah sekitar pantai itu saja. Aaaaaargh, tapi teriknya sinar mentari membuat saya lebih memilih untuk duduk di bar kosong karena masih tutup. Kalau kata Tora Sudiro mah, "Adeeeeeeeeeeeeeem beneeeeeeeeeeeeer!"

But, suddenly….

"Ciao! Che c'é!" (Hi, what's up!)

Hadeeeeuh, hadeuuuuuh, ada seorang pria muda yang saya pikir adalah penduduk lokal menyapa saya. Kami ngobrol ngarol ngidul dan sampailah dia menanyakan umur saya, "ma mi scusa, quanti anni hai?" (Eh sori nih, umur lu berapa?)

"Ma tu, quanti anni hai?" (Emangnya umur lu berapa?) Tanya saya balik.

"Io ho 14 anni." Jawab pria muda itu lantang.

Ngeheeeeee! Padahal wajahnya kaya seorang pria dewasa berumur di atas 20-an lho! "Davvero??? Tu sembri piú….vechio." (Sumpeh lu? Kayanya lu keliatan lebih tuir déh.)

"No, ho detto la veritá. E tu? Quanti anni hai?" (Kagak ah, beneran gue masih 14 taon. Emangnya umur lu berapa sih?)

Hehehehehehehe, jadi penasaran, menurut dia umur saya berapa ya??? Kan di Indonesia aja saya sering dikira anak SMP, apalagi di Italia. "Secondo te?" (Menurut lu kira-kira berapa?)

Tampak sepertinya si anak muda berumur 14 tahun ini berpikir dengan keras dan…..."Sono sicuro che tu hai 15 anni!" (Gue yakin umur lu itu 15 taon!)




Hoahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahaha! Ooooooh forever yoooooung, I want to be forever yoooooooung!

4 komentar:

  1. kagak perlu dahh operasi pelastik ember bekas . gak perlu suntik botox yang katanya dari lemak porq . akikah bilang juga cyiiin... kau mah awed mudahh.
    biar langgeng : MAKAN BUNGA MELATI ! kayak idola mu tuh.

    BalasHapus
  2. hahahahahahaha! Kasian ya calon suami ku, nanti dikira mau nyaingin syekh Puji yang demen ama anak kecil….

    BalasHapus
  3. Mbak Viera kuliah di Universita della Calabria ya? saya boleh tanya tanya gak seputar kuliah disana. Kemarin saya sempet daftar beasiswa ke Unical dan dapet pengumuman diterima beberapa hari yang lalu.Kalau boleh via japri aja balesnya ya paksi.ari@gmail.com

    Terimakasih
    Arie Paksi

    BalasHapus
  4. boleh2 :) Kirim aja pertanyaan2 ke email gw :) Selama bs dijawab, pasti gue bantu :)

    BalasHapus