Kamis, 03 Juni 2010

My Sesajen Visa...

Masih kelanjutan dari posting-an sebelumnya nih. Saya ingin membeberkan pengalaman ketika saya meng-apply visa schegen satu tahun yang lalu dan ini asli, diambil dari sudut pandang Viera ya, jadi kalau teman-teman punya pengalaman berbeda, yaaaa, let's share together :)

However, saya tau, pasti temen-temen tau dong apa yang dimaksud dengan visa schegen, tapi bukan berarti ada yang nggak ada yang tak tau juga. Pertama kali saya dengar visa schegen itu sekitar awal tahun 2008, dijelaskan oleh Madame Oke, dosen mata kuliah teori kebudayaan di tempat saya kuliah. Saya sudah tau kalau saat itu, sebagian besar negara Eropa telah menetapkan visa bersama. Tapi, karena waktu itu saya nggak punya sama sekali pikiran (mimpi sih ada) bakal berkunjung ke benua itu, jadi saya tidak terlalu peduli.

Pertama kali baca tulisan 'S-C-H-E-G-E-N', I even didn't know how to spell it.
a. "Sekjen?" Kamu pikir situ mau jadi mantu Sekretaris Jendral????
b. "Sesajen?" Inget ya, kamu itu mau apply visa, bukan mau melihara tuyul. (Di antara tiga dugaan saya akan pe-lafal-an 'schegen', yang paling sering saya sebut adalah frase numero 2 ini, 'sesajen visa'.)
c. "Seken?" Ya Allah, udah dibilangin kalau kita ini mau apply visa, bukan jual hengpon di Mangga Dua…

Ternyata pengucapan dalam literary english yang benar itu adalah: "Sye-ngeun." Jadi nanti kalau kamu mau apply visa ''sye-ngeun' jangan malu-malu-in kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) ya, masa ngucapinnya aja salah, hehehehe.




Visa schegen ini dapat digunakan di 27 negara yang tergabung di Uni Eropa. For your information, walaupun Inggris, Russia, dan (sebgaian) Turki itu terletak di dalam benua Eropa, tapi kamu harus menggunakan visa dari negara masing-masing untuk mengunjungi tiga negara tersebut. Sedangkan ada juga lima negara Eropa lainnya yang masih menunggu proses untuk penggunaan visa schegen ini, di antaranya; Bulgaria, Serbia, Liechtenstein, Romania, dan Cyprus.

Untuk di Kedutaan Besar Italia sendiri, di tahun 2009, mereka hanya menerima 60 permohonan visa per harinya. Jadi, datanglah sepagi mungkin, kalau mau kamu shalat tahajud di masjid terdekat, shalat shubuh meminta pertolongan Tuhan, lalu langsung tancap gas ke kantor kedubes, setidaknya kamu bisa ngopi + makan pisang goreng bareng sang satpam tampan gagah perkakas. Jam operasional permohonan visa itu dari 9.30-11.00, tapi kalau misalnya di jam 10, sudah ada 60 permohonan visa yang masuk, ya kamu nggak bisa daftar, atau misalnya jam 11.30 jumlah permohonan visa belum mencapai 60, berarti kamu masih punya kesempatan.

Kalau kamu dateng kepagian, biasanya kamu disuruh menunggu di luar kantor kedubes. Jikalau-apabila pas kamu dateng, eh taunya udah ada sekitar 5 orang yang ngantri duluan di depan kamu, jangan harap kamu bisa bernafas lega karena kamu pikir kalau kamu itu orang ke-6 yang melamar visa. Karena pembuatan visa itu bisa dititip sehingga satu orang itu bisa apply untuk beberapa visa. Saya sendiri pernah antri, di mana di depan saya terdapat 4 orang yang sudah siap beridiri sejdari pagi, eh taunya saya dapat urutan ke-34. berarti kalau dibagi rata empat orang di depan saya memegang 8-9 application forms.

Waktu rata-rata untuk mendapatkan visa schegen dikeluarkan oleh salah satu kedutaan besar dari 27 negara adalah sekitar (kalau sama sekali tidak ada masalah) 10-24 hari. Saran saya, sebelum kamu ambil visa tersebut, meningan kamu tilpun dulu pihak kedubesnya, untuk menanyakan apakah visa kamu sudah jadi atau belum. Kedubes Italia juga menawarkan visa Italia/vatikan, yang bisa jadi dalam waktu 1-3 hari, tapi jeleknya ya kamu nggak bisa keluar dari negara Italia.

Menurut pengalaman pribadi, dengan dokumen yang lengkap, saya hanya membutuhkan waktu 10 hari untuk apply, namun dari hari ke-7 sampai ke-9 saya gencar banget menelepon pihak duta besar tentang keberlangsungan sang visa. Ada kali sehari saya telepon tiga kali, setiap jam 9, jam 11, dan jam 2 siang. Mungkin si petugas pemberi visa nya juga sudah merasakan gejala muntaber setiap mendengar suara saya di telepon.



Nah, sekarang it's time for us to take the visa, fresh from the oven! Di Kedubes Italia, waktu pengambilan visa itu dari jam 2-3.30 sore. Oh iya, batas waktu berlakunya visa schegen ini macem-macem, tapi batas maksimumnya itu 365 hari, jadi satu tahun kemudian kamu harus memperbaharui schegen visa kamu atau gampangnya kamu bisa buat permesso di sogiorno. Wohooooooo, apakah yang dikamsut dengan permesso di sogiorno??? Tunggu di posting-an Teteh Viera berikutnya…..

Maaf ya kalau kurang membantu, untuk lebih lengkapnya silahkan meng-google sendiri :)

P.S: "Kalau kamu bukan seorang Bapak Raam Punjabi yang sibuk banget ngurusin shit-netron Cinta Pitrih yang kagak selesai-selesai juga, meningan you try everything just by yourself, I mean, nggak usah pake calo-calo-an gitu déh, believe me, it was so simple and…..Selain mendapatkan pengalaman sejibun, kamu juga bisa mendapatkan nomor hengpon si satpam ganteng gagah perkakas!"

2 komentar:

  1. artinya kita gak harus datang langsung buat apply visa sesajen di kedubes italia ya?

    BalasHapus
  2. hmmm, pake calo bukan nih maksudnya? kekekeke. Waktu tahun 2009 sih masih kudu dateng, nah nggak tau niih klo sekarang pegimane….Katanya ada yg bilang online mungkin bisa tanya langsung sama pihak dubes Italia nya kali ya :)

    BalasHapus