Rabu, 30 Juni 2010

Realistic poop

Assalamualaikum wr,wb! Salam sejahtera selalu! Semoga segala yang teman-teman kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) lakukan selalu dalam lindungan-Nya! Semoga jodohnya dilancarkan! Diberikan kesabaran dalam menghadapi segala cobaan! "Buat Ibu Barkah, ini berkat-nya saya satuin sama yang punya Ibu Astuti…." *Aih, aih, atulah awal posting-an kali ini téh berasa lagi di pengjian!

Eh, eh, eh, jujur nih ya, I didn't feel any comfortable with my facebook account. Nggak seperti orang kebanyakan, yang katanya mulai nggak suka dengan sistem facebook yang bikin pusing, kalau saya sih lebih dikarenakan oleh tingkah laku para saudara saya yang sering men-stalker. Ujug-ujug saya dimarahin aja sama si Mamam, "De, mamam malu sama saudara-saudara, kok isi facebook kamu boker semua????" HEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEE!

Saya bukan tipe orang yang suka ngecek facebook orang lain, kecuali si cowok kamfret yang udah bikin saya ee di celana itu yeeeee! Tapi, kalau emang ada notification dan newsfeed atau nggak disuruh sama empu yang punya facebook account-nya langsung, ya saya suka nggak berani nengok wall orang.

Ada beberapa penyelesaian masalah yang saya pikirkan. Satu, bikin dua account facebook, buat keluarga dan buat teman-teman sepermainan. Dua, Edit account setting, dimana kita bisa mengatur orang mana saja yang bisa liat info terbaru dari wall kita. Tiga, menjaga omongan saya. Empat, nggak usah facebook-an.

But, hell yeah! Perasaan, saya nggak terkenal-terkenal amat sampai harus punya dua account facebook. Udah dua hari ngotak-ngatik setting akun, tapi teteup aja tuh para saudara saya bisa berkeliaran dengan bebas, malah makin banyak saudara yang nge-add. Saya juga selalu mencoba untuk menjaga omongan saya, nggak cuma di facebook aja, tapi di kehidupan sehari-hari. Yeaaaaaaah, facebook itu salah satu ajang temu kangen sama teman-teman lama yang saya percaya keampuhannya sampai sekarang dan saya belum gape twitter-an, so facebook is good enough for now….

Dan akhirnya saya malah memutuskan untuk ngomong gini ke si Mamam, "Mam, meningan keliatan baik di facebook, tapi di belakang aku jadi bandar narkoba atau nulis 'boker' di facebook, tapi di belakang aku juga boker?" Lagian apa yang salah ya dengan kegiatan yang satu itu??? Emang kalau saya boker, saya masuk neraka??? Meeeeen, kita tau kalau shalat itu kewajiban, tapi, boker itu kebutuhan! Jadi, (tanpa mengurangi maknanya) bisa dikatakan kalau kedudukan 'boker' itu di atas 'shalat'! Boker itu setara sama makan. Orang nggak makan bisa sakit, begitu juga dengan boker.




Tuhan menciptakan (sorry) dubur ya emang buat boker, masa iya cuma dicuekin doang???? Yang dicuekin mah yah, tuh cowok-cowok yang suka nongkrong di depan gang, maen gitar gonjreng-gonjreng teu jelas, yang suka 'suitwwwiiiiiiiw'-in kamu, nah itu yang harus dicuekin!

Oh iya, satu lagi, posting-an ini juga mau menanggapi salah satu tulisan komen di wall facebook dari saudara sepupu saya. Sekiranya dia nulis kaya gini, "Teh Viera, aku pengen ke Italia, tapi aku masih SD, gimana ya caranya?"

Saya jawab, "Naik pesawat."

Terus, dia nge-wall post, "Ih aku serius nih, jangan bercanda atuh…"

Helooooooooooooooou, saya nggak bercanda. Lah kalau mau ke Italy dari Indonesia mah emang naik pesawat, bukan? Masa iya mau berenang??? Mana masih SD lagi??? Udah sering kan kita baca di koran, anak SD tenggelam di sungai Ciliwung??? Itu baru di sungai Ciliwung, gimana di samudera Pasifik??? Ya, saya juga sayang kali sama nyawa sepupu saya yang satu itu, masa saya biarkan dia mati konyol demi datang ke Italia??? So, jawaban yang benar-benar masuk akal ya, "naik pesawat."

Mungkin saya bisa jawab, "berdoa dan berusaha aja ya Neng…" Atulaaaaaah, saya juga berdoa dan berusaha biar bisa jadi pacarnya Christian Sugiono, tapi liat sekarang??? CIH! Dia malah asyik-asyik-an sama Mbak Titi Kamal! So, doa dan usaha itu nggak cukup. Be realistic, then dampak yang kamu alami akan jauh lebih dari hanya sekedar doa dan usaha.

Kadang suka pengen nyalahin guru yang ngajarin muridnya harus mengejar cita-cita setinggi langit, tanpa memberitahukan akan konsekuensinya. Jatuhnya nanti jadi kaya saya sekarang ini, jadi terlalu ambisius. Okay, nggak setan, nggak manusia, nggak malaikat, semuanya punya ambisi. Setan pengen membuat para manusia masuk neraka bareng mereka, manusia pengen masuk surga, dan malaikat pengen menjalankan perintah Tuhan sebaik-baiknya. Nggak ada yang salah dengan punya ambisi, but, 'terlalu' ambisius, that's bad. Sesuatu yang 'terlalu' itu nggak baik, sob.

Jangan menyalah artikan frase 'be realistic'. Frase ini bukan untuk memadamkan kobaran api membara di mata kamu untuk mencapai apa yang kamu inginkan. I mean, apapun yang kamu inginkan, ya harus sesuai dengan usaha kamu. Kamu pengen jadi artis, ya harus siap-siap kehidupan kamu diobok-obok sama wartawan, atau kamu pengen rank satu di kelas, ya harus siap-siap mengurangi waktu buat jalan-jalan ke mall sama temen kamu. Sama kaya proses 'jatuh cinta' yang namanya jatuh ya pasti kita harus siap 'sakit', ahahahahahahaha! Curcol (curhat colongan, red) jalan teroooooooooos!

Kalau kamu nggak be realistic, ya kamu bakal nggak siap. Udah nggak jarang lah kita ngeliat para orang terkenal itu terjerumus narkoba atau berakhir bunuh diri. Itu yang baru orang terkenal, orang yang dikenal masyarakat umum, apalagi yang nggak terkenal??? Apalagi adek sepupu saya???? Masih SD pula????

Bukannya saya nggak percaya kalau Tuhan bisa bilang "kun fa yakun!" yang bisa diartikan, jika Dia berkehendak, maka terjadilah. Tapi, hey inget juga kalau Tuhan pernah ngomong, Dia akan merubah nasib manusia sesuai dengan usahanya, jadi nggak semata-mata semuanya langsung ada. Ada proses di situ. Tuhan sudah membuat takdir, jauuuuuuuuh sebelum manusia itu lahir di bumi. Tapi, Tuhan membiarkan manusia menjalankan proses kehidupannya masing-masing.

Dengan nulis kaya gini, bukan berarti saya ngerasa tenang dengan kehidupan yang saya jalani sekarang, it's hard to enjoy the process itself. Semua orang punya rumusan-nya atau role model tersendiri. Tapi alhamdulillah, saya masih dikasih kesempatan sama Tuhan untuk bisa terus belajar menjadikan diri ini 'be more realistic'. Nggak ada yang bilang itu gampang, tapi hampir semua orang bilang "Vier, that's worth it."

Cukup dengan nonton shit-netron buatan Raam Punjabi itu aja kita tau kehidupan is just f***ing easy. Tapi kamu harus tau, dibalik sebuah produksi shit-netron, di situ ada sutradara, tukang lampu, make up artist, dan artist-nya sendiri. Dan kamu pikir mereka cuma berdoa dan berusaha??? Nope, mereka juga be realistic, kalau rating turun, langsung cari script writer baru atau the worst is, menghentikan produksi shit-netron itu.

Dan lama-lama saya harus akui, saya kagum sama sosok Raam Punjabi. Udah tau lah dia shit-netronnya itu dicaci maki sama orang banyak, tapi tetep lhoooo dia jadi salah seorang penting dalam dunia per-film-an Indonesia. I think because he's the most realistic person di dunia pertelevisian Indonesia.




Dan saya juga yakin, kalau misalnya si Bapak Raam Punjabi ini mau ke Italia, ya pasti naik pesawat juga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar