Rabu, 01 September 2010

Viera sang buronan mertua!

Hi teman-teman kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!), eh sekarang mah lagi jaman manggil…Ngggg, kalau cewek jadi 'sist', kalau cowok jadi 'bro'. Nah, sebagai urang sunda paling g4VL se-Eropa, saya nggak boleh ketinggalan jaman dooong, heuseus di postingan kali ini, saya bakal manggil para kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) pake embel-embel 'sist' atawa 'bro' di depannya.

Jadi, saya ulang lagi ya menyapanya…

"Hi sist en bro PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!), what's up ma-men??? Kumaha damang yeuh???" Aduuuuuh, hubungan saya dan logat sunda yang saya miliki téh bagaikan tinja yang mengering di dalam lubang kloset, susah sekali untuk dihilangkan! Maaf ya, buat suku indonesia lainnya, bukan salah bunda mengandung di Tasik, tapi salah ayahanda buang sperma di Ciamis…Aheeeey~ Sekarang Teteh Viera sudah mulai belajar joke para orang dewasa...

Eh sist en bro PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!), saya mau curhat lagi ah. Aaaah, bulan puasa gini emang waktunya buat ber-mellow-mellow ria ya bro…Mana cuaca di sini udah mulai masuk autumn lagi, jadi suasana kelam kelabu langit di kawasan bumi utara ini semakin mendukung lah brooo…

Kemaren saya dikasih tau sama salah seorang sist PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!), ada salah satu temannya yang bilangi:

"Pe, kata si Mawar (bukan nama sebenarnya, red) lu tuh sebenernya pinter, tapi lu pura-pura bego biar banyak cowok yang suka…"

Beuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuh! Itu mah ya, rasanya saya pengen langsung ngelempar bom molotov isi tai kotok ke depan rumahnya si Mawar (bukan nama sebenarnya, red). Tapi, sebagai wanita ter-soleh se-Eropa, saya harus sabar brooo…Godaan setan banget nih, walaupun sesekali saya sering tergoda untuk ngatain, "setan juga ya lu!" ke si Mawar (bukan nama sebenernya, red) itu juga sih, kekekekekeke.

Okai-tokai, mari kita melihat masalah ini dari dua sisi.

Sisi pertama. Ya seperti yang sudah saya jelaskan, saya marah. "Ajeeee gileeee lu bro, emangnya kagak ada cara laen ape buat gue nyari cem-cem-an???" Itu kata-kata pertama yang ada di dalam pikiran saya. And hell yeah, secara nggak langsung, berarti dia ngatain saya bego dong??? Waaaaah cari perkara nih, kalaupun emang saya ini beneran bego (Ya Tuhan, se-bego itu kah tampang saya????), tapi kagak ada juga sih yang seneng dikatain 'bego'. Saya pikir, orang gila pun akan marah kalau dikatain gila.

Sisi kedua. Saya jadi senyum-senyum sendiri nih! Coba tolong diberi garis bawah pada kalimat, "banyak cowok yang suka…" Aheeeeeeey! Jadi, jadi, jadi, banyak cowok yang suka sama saya???? Aduuuuh, kalau memang benar begini adanya, saya ridho déh dikatain 'bego' berkali-kali juga, ahahahahahahaha!

Harus saya akui, kalau semua yang ada di dunia ini pasti memiliki dua sisi. Begitu pula dengan manusia. Nggak mungkinlah ada seorang manusia yang terus menerus bertingkah laku baik. Bahkan seorang Nabi pun bisa 'menyumpahi' umatnya dengan cara berdoa kepada Tuhan agar mereka diberi azab, bukan???

Yang jadi penting adalah, bagaimana kita dapat menutupi sisi buruk dengan sisi baik yang kita miliki. Pernah denger nggak, jangan terlena akan pujian yang diberikan oleh orang lain kepada kita, karena pujian itu datang hanya dikarenakan Tuhan masih menutup aib kita? Yup, karena Tuhan masih menginjinkan kebaikan kita lebih ter-expose daripada keburukan yang pernah kita lakukan.

Saya juga begitu. Sering lah saya mengeluarkan sumpah serapah ketika hati ini sedang kesal bukan main, tapi bukan berarti saya tidak suka menuruti nasehat kedua orang tua dan malas pergi ke bank untuk menabung. Namun yang perlu saya lakukan bukan untuk menyesalkan kosa kata caci maki yang pernah saya keluarkan, tapi lebih kepada bagaimana hobby saya yang mengaji dan membantu ibu pergi ke pasar (bisa dibaca: membantu menghabiskan uang ibu di pasar) dapat meng-cover hobby saya menyumpahi orang.

Begitupula dengan masalah yang sedang saya alami ini. Saya sedang memutar otak mencari cara agar 'sisi kedua' lebih bisa mendominasi alam pikiran saya daripada 'sisi pertama'. Biar niat saya untuk menyemen kedua kaki si Mawar (bukan nama sebenernya, red) dan menenggelamkannya di selat Sunda, tak jadi saya realisasikan.

Nggggg…..

"Okai-tokai, meningan dikatain 'bego' tapi 'pinter' daripada dikatain 'pinter' tapi 'bego'." Siiiiip, positive thinking nomor satu siap saya jejalkan di antara saraf-saraf otak saya yang udah njelimet ini.

"Hmmm, jadi banyak cowok yang suka sama saya nih????" Aheeeeey, husnuzon (gimana sih cara nulis yang bener dari bahasa arabnya 'positive thinking'???) numor dua, udah dibungkuuuus.

So sist n bro PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!), ini adalah salah satu cara saya untuk mendaur ulang cacian menjadi pujian. Jadi, kalau ada yang caci maki kamu, ya marah ajaaaaa! Kalau bisa sih, sekalian aja bakar-bakar ban bekas di depan rumah orang tersebut! Tapi jangan lupa, abis itu, abu bekas bakar ban-nya dibersihin lagi ya!





Ya, tapi saya bakal lebih seneng juga sih kalau ada yang ngomong, "udah mah pinter, banyak yang suka lagi, Viera itu emang buronan para mertua ya bro!" Aheeeeeey~ Burung beo makan sosis, biar bego yang penting narsis! Kekekekekeke.

Buat Mawar (bukan nama sebenernya, red): Silahkan klik di sini, "ini nih yang namanya bego!"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar