Rabu, 27 Oktober 2010

Terimakasih, Tuhan…..

Selamat siang,

Teman-teman kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!), saya turut berduka cita ya atas segala bencana alam yang terjadi di negri kita tercinta. Ada yang bilang ini merupakan teguran atau azab dari Tuhan, ada juga yang bilang semua ini merupakan kelalaian umat manusia itu sendiri.

Tapi, sudah sewajarnya kita intropeksi saja ya :) Prinsip saya adalah, apapun yang terjadi, pasti semuanya terjadi untuk kebaikan. Mungkin dengan terjadinya segala bencana alam ini, orang-orang yang berbuat tindakan yang kurang baik (termasuk saya sendiri), akan tersadar dengan caranya tersendiri.

Dari pelbagai banyak hal yang harus kita pikirkan dan lakukan, ada beberapa komentar temen-temen Teteh Piera yang semoga bisa kita jadikan sebagai bahan bacaan di toilet sambil merenung (konon katanya tingkat konsentrasi manusia paling tinggi itu ketika mereka sedang buang air besar di WC), so here we go…


"Tuhan, aku tau Engkau tidak punya akun di facebook apalagi twitter, tapi HambaMu ini punya doa…"
Teteh Pierah


"Tsunami in Mentawai; Earthquake in Padang; Flood in Kudus, Jakarta, and was in Wasior; Volcano eruption in Yogyakarta... things happen for a or some reasons. Be strong, Indonesians! God only wants to greet us in different ways this time :)"
Mitot


"Earth is doing his dance part. Live on it, live with it."
Teh Dita


"Tuhan yang tidak punya facebook, saya mau minta sesuatu dong. Bukan kamera DSLR atau Honda CB. Tapi saya minta agar Suku Mentawai baik-baik saja, jadi saya masih bisa menemui mereka dan melihat mereka dengan mata saya sendiri. Tolong ya tuhan, okay? :)"
Kang Maman


"Jakarte termakan keserakahannya sendiri….."
P4hR1 c H1T4m


"Merapi meletus. jakarta banjir. mentawai tsunami. anggota dewan studi banding ke luar negeri. So sweet….."
Oknum A.M


"Anak menjerit-jerit, asap panas membakar, lahar dan badai menyapu bersih...Ini bukan hukuman, hanya satu isyarat....bahwa kita mesti banyak berbenah…"
Ebiet G. Ade.


"Wasior di ujung timur, Mentawai di ujung barat, Merapi di tengah. Jangan pernah berhenti berdoa, karena doa tidak pernah percuma. Pray for Indonesia."
Ahsan


Dari sekian banyak opini yang diungkapkan oleh temen-temen sekalian. Tampaknya bencana ini membuat saya sedikit berpikir, betapa kecilnya doa saya yang ingin segera lulus dibandingkan dengan doa-doa orang yang ada di tempat kejadian bencana, doa mereka penuh air mata, memohon pada-Nya sebuah penghidupan, sedangkan saya yang masih hidup ini masih saja terus memaksa Tuhan.





Yup, mungkin ini cara Tuhan untuk bertegur sapa dengan saya, memberikan jawaban yang sungguh membuat seorang Viera diam tak berdaya.

Pada akhirnya saya hanya dapat bergumam, "terimakasih, Tuhan….."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar