Jumat, 03 Desember 2010

nge-warteg 10%

Oooooo kambing bulan Mei! O May goat! Mulai Januari 2011, usaha warteg bakal kena pajak 10% oleh pemerintah. Astagfirullah ya ukhtiiii…..Haroooooom itu hukumnya! Sebagai orang kaya, yang biasa makan masakan yang harus diracik oleh chef tampan (namun katanya gay) Bari Pattiradjawane dengan bumbu-bumbu pilihan (yaaaa, saya masih pake masako sih sebagai pamungkas, tapi saya biasanya pake masako yang dibeli di toko ke empat dari kiri dari gapura selamat datang di kota Osaka), saya merasa kuciwa.

Kenapa seorang Teteh Piera yang selalu hidup optimis, sedikit mistis dan memiliki wajah yang manis ini harus merasakan rasa kecewa yang mendalam??? Yang jadi masalah utama, adalah kalau terjadi hal seperti sekarang-sekarang ini, di mana banyak jadwal penerbangan di-delay, secara garuda jadwalnya masih kacau balau. Tapi, Teteh Piera lagi ngidam makan ayam goreng sambel Cibiuk pake masako dari Osaka???? Ya, terpaksalah Teteh Piera memilih Warteg a.k.a Warung Tegal.







Dengan modal 10ribu aja Teteh Piera udah bisa merasakan rasa kenyang bertahap sampai langit ke tujuh. Rasa kopi di Starbucks tergantikan dengan teh manis hangat seharga 1500 dan bisa diisi ulang sampe kembung.

"Teteh Piera harus tenang, tarik nafas dalam-dalam, soalnya yang kena pajak itu cuma warteg yang berpenghasilan 60 juta per tahunnya aja kok."

Heuuuuuugh, aduh ya gini-gini téh Teteh Piera pernah ngecengin mahasiswa yang dapet nilai triple A di mata kuliah kalkulus, fisika dasar, dan olah raga senam lantai. Jadi, lumayanlah nih otak saya, selain isinya philosophy tinja, juga ada sedikit ilmu aljabar. So, let's start to calculate ya. 60 juta : 12 (jumlah bulan dalam satu tahun) : 24 (jumlah hari kerja rata-rata dalam sebulan) = 168.000 perak/hari. Ngggggg, bukannya setiap warteg (terutama yang di Jakarta) rata-rata berpenghasilan segitu ya???

Sebagai orang paling kaya di Asia Tenggara (menurut majalah Mangle), saya sih mau-mau aja bayar makan beratus-ratus jeti. Cuma, yang kasian itu adalah temen-temen Teteh Piera yang kekurangan (mulai dari kekurangan duit sampe kekurangan kasih sayang). Apalagi yang masih sekolah, yang masih minta uang sama Mami-Papi. Itu juga mening, kalau Mami-Papi mereka masih nganggep mereka sebagai anaknya….Jangan sampe ya, pemberian pajak terhadap warteg itu menghancurkan sebuah keluarga Indonesia yang terbina secara harmonis dari segi jiwa dan psikis!

Mari kita asumsikan, sekali makan di warteg (seputaran Jabodetabek) adalah 10ribu + 10% pajak = 11ribu. Iyuuuuh, ini mah apa bedanya sama makan paket hemat di HokBen??? Aduuuuh, bisa-bisa para pemilik Warteg akan terlindas arus restoran-restoran para junkies (sebutan saya buat para penikmat junk food, red).

Nah yang paling ngenes, adalah ketika kamu cuma mau beli teh manis doang. Seperti yang sudah disepakati dalam UWI (Undang-undang Warteg Indonesia), bahwa harga sekelas teh manis itu 1500 perak saja. Dengan peraturan pajak yang akan diterapkan nanti, kamu setidaknya harus membayar 1650 perak! Iyuuuuh nggak unyu banget sih, kan hareee geneee suseh nyari pecahan koin 50 perak!

Tapi, sebagai anak muda kreatip (dibaca: biar KeRE tapi teteup AkTIP, red). Saya nggak mau temen-temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) cuma bisa nyalahin pemerintah. Buat para pemilik Warteg, mari kita buat menu-menu yang nggak kalah asoy-geboy sama para junkers.

Saya ambil contoh paling umum. Dari mekdi sampe warung kecil di kawasan Purwodadi, semuanya nyedian 'ayam goreng'. Sebagai pemilik warteg yang kere tapi aktip dan demi meningkatkan daya jual warteg yang kamu punya, kamu harus bisa modifikasi menu 'ayam goreng' tersebut. Misalnya, kamu goreng tuh ayam dari kepala sampe pinggang doang, sedangkan dari pinggang ke bawah, tuh ayam kamu biarkan hidup. Meeeeeeeen, walaupun kena pajak sampe di atas 30%, saya jamin warteg kamu pasti bakal teteup banyak pengunjungnya!

2 komentar:

  1. Anonim4.12.10

    Pemerintah Daerah Khusus Ibukota JAKARTA sajah neng.
    Bogor dan daerah2 lain yang bukan Jakarta mah gak kena...

    BalasHapus
  2. hoooo, ibu kota emang lebih kejam dari ibu tiri….

    BalasHapus