Okeh, yang mulia Teteh Piera mau berbagi cerita serem lagi…..Hiiiiiiiiiiiiiiiiiii.
Nah kalau cerita sebelumnya itu, yang mulia Teteh Piera alami sendiri, sedangkan cerita yang satu ini, temen yang mulia Teteh Piera yang mengalaminya
TKP-nya sendiri masih sama, tempat kuliah saya waktu di Bandung. Emang tuh bener-bener déh universitas penuh dengan cerita misteri. Kejadiannya adalah di gedung fakultas tempat saya belajar, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD).
Gedung FSRD terdiri dari empat lantai dan jurusan yang saya ambil, desain interior, berada di tingkat empat. Walaupun nama universitas saya sudah lumayan sering didengar dan banyak di antara mahasiswanya yang diharuskan bayar uang masuk yang bisa ngurut dada…..Dadanya Ade Rai! Tapi, tho fasilitas gedung fakultas saya masih sering ngebuat saya nggak kalah ngurut dada…..Dadanya Julia Perez! Aheeeeeey~
Gedung fakultas saya tidak memiliki lift. Jadi, nggak jarang, kalau misalnya saya lagi laper, terus jajan ke kantin yang berada di lantai satu, pas ada jadwal kuliah dan kudu naek ke lantai empat entuh gedung, perut saya udah lapar lagi. Tapi, lumayan lah, jadi sering olah raga, walaupun terpaksa.
Kalau malesnya lagi kumat, terkadang saya suka ngebayangin, ih kayanya enak juga kali ya, punya piaraan naga terbang semacam yang di sinetron laga-dubbing di channel televisi berlogo sapu terbang tersebut. Ciaaaaaaaaat~ Sampe déh di lantai empat dan nggak pake ngos-ngos-an!
Nah, terus di mana cerita seremnya???
Jadi gini, waktu itu saya sudah tingkat akhir dan sedang mengerjakan proyek tugas akhir. Sehubungan jurusan yang saya ambil adalah jurusan arsitektur murtad, alias desain interior, jadi tugas akhir saya nggak jauh berbeda sama para mahasiswa arsitektur. Ya, saya kudu buat maket juga, buat rancangan gambar di ukuran kertas mulai dari ukuran A2, A1, A0, sampe A…u-ah-elap! Program komputer yang disentuh juga nggak jauh berbeda, ya autoCAD, 3DsMax, photoshop, coreldraw, sampe i tunes dan zuma level 9 ke atas.
Untuk memudahkan proses sidang, banyak dari teman saya mengerjakan maket di kampus (di lantai empat), sehingga pas nanti kudu mepresentasikan maket yang telah mereka buat, mereka nggak usah capek-capek bawa maket yang rata-rata berukuran 1m x 1m itu dari lantai satu ke lantai empat, sambil kayang dan TANPA LIFT sodara-sodara! You know, kalau udah ngomongin tugas akhir, mahasiswa bisa ngelakuin apa aja….
Ketika deadline yang semakin mendekat, nggak jarang kami nginep di ruang-ruang berisi maket tersebut. Cerita horror pun sudah menjadi bahan pembicaraan se-renyah gossip infotainment. Salah satu yang paling terkenal sih, cerita mengenai tukang bakso.
Jadi, konon katanya, ada salah satu senior kami yang sedang mengerjakan tugas akhir, selayaknya kami. Dia nginep di ruangan kelas di lantai empat tersebut. Waktu sudah menunjukan pukul dua malam, maket yang dia buat tak kunjung selesai, perutnya sudah keroncongan, dan tiba-tiba saja dia melihat tukang bakso lewat di luar jendela.
Tak kuasa menahan lapar, akhirnya dia memanggil tukang bakso tersebut, "mang, mang, basona hiji!" (Artinya: "Excuse me sir, could you give me one, please?")
…..
Dan, sejenak pikirannya pun tertohok, "meeeeen, ini kan lantai empat, berarti tuh tukang bakso melayang dong? DEM!"
Mungkin saja tukang bakso ini adalah Brama Kumbara yang sedang menyamar? Atau turunan Harry Potter, dia naik ke lantai empat pake nimbus 2000? Lillahitaa'la banget ya sob……
Lagi asik-asiknya ngegossipin tukang bakso nimbus 2000, tiba-tiba salah satu teman kami yang baru saja datang, sebut saja Mawar (bukan nama sebenarnya, red). Dia baru saja membeli gorengan di depan masjid yang berada tepat di sebrang fakultas kami.
Ketika kami sedang sibuk mengerubuti gorengan, tiba-tiba saja Mawar nyeletuk, "Lah kok lo ada di sini?" ujarnya kepada Bunga (bukan nama sebenarnya, red).
Wajah Bunga terlihat kebingungan, "lah, emang dari tadi gue di sini. Maket gue belum selesai juga nih……"
Terlihat wajah Mawar yang menjadi sedikit lebih cemas, "ngggg, serius lo? Tadi lo nggak ke bawah?"
"Lah kalau gue ke bawah, ngapain gue nitip beliin gorengan ke lo, gue bisa beli sendiri kalau kaya gitu mah. Emang kenapa gitu?" Ujar Bunga sambil terus mengunyah pisang goreng yang tampak lebih banyak kadar terigunya daripada pisangnya.
Dengan suara yang terdengar cukup pelan dan sedikit mencekam "Tadi di tangga lantai dua, gue kan nyapa lo….."
Jeng-jeng!
Sebagai saksi kalau Bunga yang terus ngelemin karton 3mm di lantai empat selama Mawar beli gorengan, saya pun cuma bisa membelakan mata. Soalnya saya baru aja nelen cabe idup-idup.
Yak, sekian cerita horror malem kamisnya…..Biar nggak terlalu merinding disko, di akhir postingan, saya mau kasih temen-temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) lagu yang baru aja saya download;
Wahai tukang bakso nimbus 2000, "mau dibawa ke mana…..Tuh gerobak bakso???"
Bai de wei, saya baru sadar sekarang tuh hari Rabu ya, tapi judulnya kok Horror Thursday Morning ya? Syem on yuh, Viera, kikikikikiki…..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar