Minggu, 06 November 2011

Kurban perasaan?

Hai-hai temen-temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) sadayana, kumaha daramang? Semoga kalian semua selalu dalam lindungan Tuhan ya, amiiiiin :)

Gimana nih kurbannya?

Siapa yang kurban onta???

Siapa yang kurban sapi????

Siapa yang kurban kambing???

Siapa yang kurban perasaan??? *Clingak-clinguk, ngacung pelan-pelan…..Oooouch T.T

Eh ngomong-ngomong kurban perasaan, saya mau cerita salah satu temen saya yang asal Romania nih. Dia baru aja kurban perasaan!

Carmen, seorang perempuan yang beberapa tahun lebih tua dari saya. Rambut pirangnya tergerai sebahu, tanktop transparant bermotif bunga matahari selalu setia menemaninya ke mana-mana. Maklum, Italia sedang summer kala itu, suhu udara bisa mencapai 48 derajat pada siang hari.

Sudah delapan tahun ia tinggal di London. Di umurnya yang masih sangat muda, dia nekat pergi mencari kerja ke ibu kota negara Inggris. Ketika itu Rumania belum masuk ke dalam zona bebas visa bagi negara-negara Eropa. Dengan gagah berani, Carmen menjejakan kakinya di tempat Queen Veril, eh maaf,  yang mulia Teteh Pierea kebanyakan nongton Sailor Moon nih. Maksudnya téh, negri Queen Elizabeth, sebagai imigran ilegal.

Empat tahun dilaluinya dengan penuh air mata. Adik perempuan satu-satunya terkena candu narkotika dengan susah payah ia berusaha memboyong sang ibu untuk tinggal bersamanya. Tak lama setelah Rumania masuk sebagai negara Uni Eropa, kehidupan Carmen pun berubah drastis. Pekerjaan sebagai buruh pun dia tinggalkan, dengan mengantongi surat izin bekerja resmi, dia bisa melamar kerja dengan tingkatan yang lebih tinggi dari sebelumnya.

Dua buah apartment dengan pemandangan London's eye bisa dia dapatkan dari kumpulan gajinya selama dua tahun. Seorang pria keturunan Afrika Selatan sempat menjadi partner kumpul kebo-nya. Aduuuuuh, si Carmeeeen, meningan juga kumpul sama anggota SM*SH ya, daripada sama kebo kaya gitu???

Cerita mengharu-biru itu diselesaikannya dengan batuk pelan dalam waktu yang cukup lama. Kepulan asap dari rokok kreteknya menghiasi pertanyaan-pertanyaan yang muncul di kepala saya.

Lalu, mengapa dia ada di Italia sekarang?

Carmen pun menghisap batang rokoknya kuat-kuat. Ia meneguk segelas wine merah yang ia beli langsung dari pabrik, yang terletak hanya 100 meter dari tempat kami bekerja.

"Fabio…." Jawab ia pelan.

Seorang lelaki kelahiran Napoli mengubah perasaannya seketika. Carmen sedang melakukan Euro trip ketika ia bertemu dengan Fabio. Pada awalnya, Carmen hanya berpikir bahwa pria dengan rambut keriting klimis itu hanyalah teman seperjalan yang menyenangkan. Tak terpikirkan oleh Carmen, kalau sebulan kemudian dia akan menjalin tali kasih bersamanya.

Singkat cerita, Carmen memutuskan untuk tinggal bersama Fabio di Italia. Ia tinggalkan hingar-bingar kota London demi seorang lelaki yang baru ia temui sebatas tiga kali tersebut.

Hubungan yang berjalan selama satu tahun itu tiba-tiba terusik oleh sebuah sms dari nomor yang tidak dikenal yang masuk ke telepon selular milik Fabio.

"Thank you for last night…"

Dengan penuh selidik Carmen berusaha melacak nomor tersebut dan terkuaklah kehidupan dua percintaan yang dijalani oleh Fabio. Fabio, selingkuh. Carmen, mengamuk. Yang mulia Teteh Piera, sikap lilin.

Giloooo, berasa lagi nongton sinetron versi live pake bahasa Italia campur Inggris gini! Rasa ingin tahu saya mengalahi kemampuan otak yang sudah bingung bukan kepalang memilah-milah bahasa yang digunakan oleh Carmen. Terkadang Carmen memaki dengan kata "fuck!" di lain waktu ia mengubahnya menjadi "vafancullo!" Ingin rasanya saya mengajari Carmen frasa "Lo? Gue? Atosan." Biar lengkap aja gitu perbendaharaan kata patah hatinya.

Saat ini, Carmen tidak memiliki penghidupan yang jelas di Italia. Rasa nyaman di Inggris sudah lama dia tinggalkan.

"Viera, can I come to your contry? I hate all this European life, it sucks." Ujar Carmen mengakhiri kisahnya tersebut.

Ternyata Carmen adalah penggemar film Eat, Pray, and Love. Dia benar-benar jatuh cinta dengan Bali. And as usual, some of bule will think that Indonesia is Bali. Atulaaaaah si Carmen mah T.T Sini, sini, teteh bawa ke Cibinong yuk….

Sebuah tas berwarna hitam dan bertuliskan 'I Love London', Carmen berikan sebagai kenang-kenangan kepada saya. Semoga dengan dimiliki tas ini, yang mulia Teteh Piera bisa menghirup udara kota  London ya mas brooooow!






Gila ya, demi cinta sesaat, seseorang itu bisa meninggalkan tawaran gaji 1500 pounds per bulan??? I've never been on that kinda situation, but I don't want to let it happen. 1500 pounds dikali 15 rebu??? Rp. 22.500.000 that was your love life's cost, is it too cheap? Or expensive?

Hmmm, tapi ya buat saya mah, you can buy everything in the world. Cuma satu yang, nggak bisa dibeli….Rasa syukur sob. Kaya yang saya baca di FECESbook-nya kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!);






Waaaaah, bersyukur pernah jatuh cinta itu ternyata lebih menyenangkan daripada memaki ketika patah hati. Ya iyaaaalaaaah, kekekeke. However, thank you to Indri for reminding us about it :)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar