Jumat, 16 Desember 2011

[2] Kuil Pantheon: Ceiling

Hmmm, sambil baca postingan trip kali ini, mari kita dengerin salah satu lagu yang cukup bisa menggugah asa, jiwa, dan raga seorang perempuan labil yang ingin memadu kasih dengan seorang aktor kenamaan asal Inggris, Jude Law dulu yuuuk T.T







Oke déh mari kita mulai saja cerita yang mulia Teteh Piera menaklukan kuil Pantheon \(^_^)/

Mungkin sudah banyak dari teman kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) yang mengetahui sekelibat informasi tentang kuil yang terletak di jantung ibu kota Roma ini. Nah, beruntunglah kalian, karena saya malah kebalikannya.

Yang mulia Teteh Piera lebih mengenal kuil 1000 pagoda, tempat si Pai Su Chen a.k.a siluman ular putih dikurung sama biksu Fa Hai, agar tidak bertemu dengan suaminya, si Hanwen, daripada kuil nan bersejarah yang satu ini.






Biarpun saya suka banget sama pelajaran sejarah, (satu-satunya buku keluaran PT Erlangga yang saya demen itu cuma buku-buku penunjang mata pelajaran sejarah!) tapi bukan berarti kalau saya bisa ngitung ada berapa patung budha di Candi Borobudur kan?

Nah, kepergian saya ke Kuil Pantheon ini pun tak lebih dari cerita saya yang nyasar gara-gara sok-sok-an ikut-ikutan sama rombongan turis asal Jepang. Bermodalkan perawakan Chibi Maruko Chan, akhirnya saya bisa masuk Kuil Pantheon dengan gratis, gara-gara disangka anggota turis Nippon Asia.

Kekekeke, emang ye Tuhan itu selalu ngasih berkah atas segala yang dia berikan. Jaman dulu, saya mati-matian nggak suka sama berhentinya pertumbuhan badan ketika saya masuk SMP. Eh 10 tahun kemudian, saya malah bersyukur banget, bisa masuk rombongan turis Jepang, jadi bisa masuk ke segala museum di Roma secara gratis. Jadi, gini ya yang dimaksud Tuhan punya rencana terhadap mahluk-Nya masing-masing? Mungkin emang sudah rencana Dia, buat nyelundupin saya ke setiap rombongan turis yang ada di Roma, kekekekeke.

Dari sang tourist guide, saya mendapatkan sedikit penjelasan tentang Kuil yang berasal dari bahasa yunani 'Pantheion' ini. Jadi kuil ini dibangun untuk menghormat semua dewa yang disembah sama bangsa Romawi, kala itu.






Nah, sebagai lulusan desain interior, di mana mata ini tak luput dari pengamatan tiga komponen utama terbentuknya sebuah bangunan; ceiling, wall, dan floor. Kali ini saya bakal memanjakan kalian dengan salah satu bentuk dari ketiga komponen utama yang terletak di dalam kuil Pantheon.






Yup! Ini tuh ceiling dari kuil Pantheon! Keren gellllaaaaaa! Unyu banget! Kalau nggak inget ketinggiannya yang mencapai 140 kaki, saya udah pengen tuh nulis 'yang mulia Teteh Piera was here!' atau 'v13R4 c3n3N6 b3Dh b154 k Ku1L P4nTh30N!'






Salah satu hal yang saya kagumi juga adalah bahan pembentuk kubah ini yang menggunakan debu vulkanik! Yuhuuuu, para alumnus teknik sipil, teknik material, dan arsitektur boleh nih ditiru ide-nya. Ayooo mari kita buat kubah terbesar se-luruh Asia pake lumpur Lapindo! Udah nggak jaman ya, protes sampe urat leher keliatan. Protes dengan karya itu terlihat lebih kece :)






Nah, si bolongan yang berada tepat di tengah-tengah kubah itu bernama oculus. Dengan diameter 7,8 meter, oculus berfungsi sebagai ventilasi dan sumber cahaya dari kuil Pantheon. Dengan ukuran yang hampir 5 kali dari tinggi yang mulia Teteh Piera dan karena langsung menghadap langit, oculus ini mendapatkan julukan sebagai 'Mata Besar' yang konon juga melambangkan para dewa yang selalu melindungi seluruh bangsa Romawi.


1 komentar: