Selasa, 14 Mei 2013

Halaman 5




[Halaman 5]



"Okay, jadi sekian dulu presentasinya...Ada yang mau ditanyakan?" Suara Andrea mengakhiri presentasi teman-teman lainnya yang menjelaskan tentang jurusan-jurusan yang mereka ambil di universitas masing-masing.

Ifa terlihat sangat antusias ketika Badar menjelaskan tentang UBI. Mimpinya untuk belajar di sana tampak semakin nyata.

"Kak Badar, kenapa milih UBI?" Ifa membuka sesi tanya jawab kali itu.

"Karena si Badar ini lebih demen sama ubi daripada singkong!" Jawaban dari Dito disambut gelak tawa seantero kelas.

Sesaat ketika setelah suasana kelas agak tenang, Badar mulai menjelaskan, "ngggg, awalnya saya ingin masuk kedokteran UNI, tapi kayanya otak saya nggak sebaik Kak Astri, ya jadi dapetnya di arsitektur UBI. Saya sempat sedih juga sih, cita-cita orang tua untuk bisa jadi dokter kandas sudah. Tapi, kita nggak tau apa yang akan terjadi sama masa depan kita, tapi kita bisa membuat masa depan kita lebih baik dengan cara melakukan apa yang ada di masa sekarang. Dan ternyata ilmu arsitek dan ilmu kedokteran itu sama aja kok, yang satu membangun kepercayaan dengan pasien, yang satu membangun kepercayaan dengan client, hehehe..."

Badar tidak sadar apa yang telah dikatakannya berhasil membuat salah seorang murid perempuan dikelas itu, luluh berantakan hatinya.

"Dan membangun kasih sayang di antara kita....Aaaaaaaargh!" Ujar Sulastri dalam hati.

Sudah hampir selama dua tahun terakhir ini, Sulastri memendam perasaan kepada Badar. Sang Kakak Kelas yang tidak akan pernah dia berani sapa. Jika bertemu Badar di lorong kelas, Sulastri hanya dapat terdiam dan jalan berbalik dikarenakan kegugupannya yang tak terkira.

Mungkin Badar tidak kenal dengan Sulastri. Ia hanyalah satu berbanding 956 murid perempuan di SMU 901. Tak ada yang istimewa dari Sulastri, selain....

***

"Sul! Si Garry ulang tahun tuh, bagi-bagi kue ulang tahun dia, lu disuruh ke kelasnya, ambil sendiri ya!" Teriak Ifa dari luar kelas beberapa hari yang lalu.

Sulastri adalah penggemar kue.

"Ngggg, nggak juga sih...Semua jenis makanan suka kok."

Sulastri adalah penggemar kue ulang tahun.

"Nggggg, kue apa aja dimakan juga...."

Hmmmm, terus apa???

"Sulastri adalah penggemar kue gratisan, hehehehe."

Baiklah. Sulastri adalah penggemar kue gratisan.

"Eh, apapun yang gratis pasti suka......"

Dan kecintaan Sulastri terhadap barang gratisan dapat dipastikan tidak dapat dijadikan daya pikat bagi pria-pria di sekelilingnya.

*** 

"Oke, terimakasih atas waktu dari adik-adik sekalian, kalau ada yang mau ditanya lebih lanjut bisa telepon atau kirim sms ke salah satu dari kami...." Dito mulai menuliskan nomor telepon genggam dari teman-temannya.

"Sampai ketemu di UBI, hehehehe...." Ujar Badar mengakhiri pertemuan kali itu.

"UBI...."

"UBI...."

"UBI........."

"UBI...Madu...."

"UBI...Madu....Cilembu...."

"Laper....."

***

Jantung Sulastri tak pernah berdegup sekencang ini sebelumnya.

"Gue mau kuliah di UBI...."

"Gue akan kuliah di UBI....."

"Gue harus kuliah di UBI....."





[Eh, kalau misalnya saya masukin tokoh hantu kakek cangkul di cerita ini gimana????]










Tidak ada komentar:

Posting Komentar