Rabu, 19 April 2017

Yogyakarta Trip: Just Taxi

Sebelum turun di Stasiun Tugu, saya sempat menghubungi teman-teman saya untuk meminta rekomendasi tentang moda transportasi terbaik apa yang bisa saya gunakan dari Stasiun Tugu menuju alamat yang saya tuju.

Apakah aman kalau kita request gojek, grab, atau uber di pintu keluar Stasiun Tugu? Well, based on my own experience di pintu masuk Stasiun Cilebut yang masih jadi daereah 'angker' buat online transportation driver sampai sekarang, masih banyak area yang tidak boleh dijamah oleh sarana transportasi online, most of them are sekitar parkiran stasiun, bandara, or terminal.

Kebanyakan dari mereka menyuruh saya untuk memesan taksi lewat aplikasi say taxi. Tepat setelah turun di stasiun Tugu, saya memesan satu armada taxi. Kemudian saya ditelepon driver nya, kalau yang akan menjemput saya adalah just taxi XXX (nomor kode taxi).

Karena, saat itu adalah pengalaman saya naik taksi online pertama kali di Yogyakarta, saya sempet misruh-misruh ke drivernya, "mas saya itu pesennya say taxi, bukan just taxi!"

Sempet malu juga sih, soalnya saya ngomong kaya gitu tanpa saya tau kalau say taxi dan just taxi itu berada di dalam 'naungan' perusahaan yang sama di Yogyakarta. Tampaknya si driver ini tau kalau saya orang baru di Yogya, untuk mempermudah, dia menyuruh saya mencari mobil dengan sticker bertuliskan Just Taxi, sesuai dengan nama perusahaan tersebut.

Setelah menunggu sekitar 15 menit, driver saya menelepon kembali, kalau dia sudah menunggu saya di tempat 'ngetem' just taxi yang konon katanya jaraknya deket banget sama pintu keluar Stasiun Tugu. Saya nyari-nyari dong, where this J-U-S-T-T-A-X-I car was parking. Seperempat jam kemudian, saya memutuskan untuk menelepon si driver.

Saya: "Mas di mana? Ini saya udah cari mobil tulisan just taxi kok nggak ada?"
Driver: "Saya udah di pangkalan Just Taxi Mba!"
Saya: "Nggak ada Just Taxi di sini Mas!"
Driver: "Ada Mbak!"
Saya: "Saya pake baju biru, celana jeans biru, kerudung abu-abu nih Mas! Masnya di mana sih???"
Driver: "Ok, saya lihat Mbak nya, tunggu sebentar."

Setelah dibuat kzl nunggu kelamaan, akhirnya sebuah mobil avanza (eh apa honda ya?) hitam menghampiri dan terpampang lah sticker ukuran besar 'JAS TAXI'. J - A - S - T - A - X - I.

Owalaaaah, malu banget saya ternyata tulisannya dari jas taxi itu literally JAS TAXI ya bukan JUST TAXI. Sok bule banget sih sayah~

Saya minta maaf ke driver takut-takut dia kurang suka sama nada bicara saya yang cukup tinggi di telepon barusan. Dan ternyata pangkalan Jas Taxi ini emang deket banget sama pintu keluar Stasiun Tugu, cuma 5 meter-an aja! Harganya pun nggak jauh beda sama tarif gocar dan grab car dan mereka ber-plat kuning, jadi aman dari 'amukan' warga.

Soalnya sekitar tiga hari sebelum saya berangkat ke Yogyakarta, saya baca berita kalau ada armada go car yang 'dihakimi' massa.

Overall, the service was good, also the driver was nice. It's totally recommended. Kalau beruntung, kamu bisa dapetin hadiah mobil di setiap akhir tahun. Cuma, sayangnya aplikasi say taxi ini (kayanya) baru ada di Yogya aja, jadi selepas saya meninggalkan Yogya, saya hapus lagi deh app-nya.

JAS TAXI is not just a taxi.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar