Saya membuka kedua mata saya.
"Mau makan indomie rasa soto pake rawit 8 biji..." Jawab saya pelan.
Eh...
Tapi, tadi siapa yang nanya???
Terdengar suara perempuan berteriak dari luar kamar saya.
Saya menyalakan layar handphone dan waktu menunjukan pukul 2.17 pagi. Secara perlahan saya bangun dari tempat tidur dan mendekati jendela kamar saya, ingin tau sebenernya apa yang terjadi. Saya sengaja tidak menyalakan lampu kamar tidur saya, untuk memastikan keamanan dari diri saya sendiri.
Sambil memincingkan mata, saya melihat seorang perempuan sedang beradu argumen seru dengan seorang laki-laki, yang saya asumsikan adalah pasangannya.
"Kan udah gue bilang, lo jangan deket-deket dia lagi!" Ujar si laki-laki dengan suara nggak kalah kerasnya.
Malam itu sangat sepi sekali, suara bisik-bisik aja bisa terdengar, apalagi suara teriakan yang dilakukan oleh kedua orang itu.
Ada kisi jarang-jarang di balkon saya sebagai penghalang antara rumah dengan jalan raya. Letak kamar saya yang di lantai dua itu pun, membuat orang-orang yang berada sejajar dengan lantai satu rumah saya, agak sulit untuk menengok ke kamar saya.
Tampak si laki-laki mengambil sesuatu benda bercahaya dari tangan si perempuan, yang saya yakini adalah handphone. Ya kali, si laki-laki-nya mau ngeluarin jurus kamehameha???
Si perempuan tampak berusaha mengambil kembali handphone tersebut dari gengaman si laki-laki. Tidak ada siapa-siapa di sekitar mereka. Terdengar suara isak tangis dari si perempuan, ketika si laki-laki itu beranjak pergi masih dengan handphone si perempuan yang berada di tangannya.
Wah, berasa nonton sinetron live nih, tinggal tunggu adegan meteorit turun, kena si cowok, karena udah ngambil handphone si cewek. Aduh maaf saya kebanyakan nonton Azab the series.
Waktu sudah menunjukan pukul 3 pagi, dan kedua orang ini masih aja terus cek-cok. Atulah tunduh aku teh...
Kenapa nggak ngehubungan Pak RT?
Jam segini Pak RT-nya juga belum bangun shay. Palingan baru besok pagi, saya bisa buat aduan. Tadinya sih saya ya cuek aja ya sama perkara si pasangan ini berantem, saya coba hubungi teman yang masih online dan menceritakan kelakuan si pasangan tersebut.
"PLAK!"
Eh apaan tuh?
Terdengar suara pukulan dari arah jalan raya. Saya mendekati jendela kamar saya dan tampaknya si perempuan baru nampar si laki-laki. Si laki-laki keliatannya marah dan menarik si perempuan ke arah gang kecil yang tepat berada di depan rumah saya, sehingga saya masih dapat melihat gerak-gerik mereka.
Terlihat oleh saya, si perempuan disenderkan ke tembok gang. Waduh, lagi kaya gini tuh kenapa nggak ada orang yang lewat sih?
Saya pun buru-buru menyalakan lampu kamar. Saya berjalna menuju arah balkon. Hmmm, kalau saya teriak, nanti cari perkara baru lagi, akhirnya saya memutuskan untuk menyalakan suara ringtone hape saya dengan volume yang paling keras, dengan harapan si laki-laki tersebut bisa menghentikan perbuatannya dan dia tau bahwa selama ini ada yang memperhatikan mereka.
Dan benar saya, si laki-laki tersebut, tampak melihat ke arah balkon rumah saya dan pergi meninggalkan si perempuan yang kayanya sih lagi terengah-engah ya, soalnya dia megang dadanya.
Saya pun turun ke lantai satu, dengan niatan mau menolong perempuan tersebut, tapi pas sampai pintu pagar, saya udah nggak ngeliat siapa-siapa lagi. Mungkin si peremppuannya juga udah kabur kali ya.
Wah, semoga permasalahan Mas dan Mbak-nya cepat selesai deh ya, ini sebentar lagi udah mau subuh, tapi saya masih tunduh (ngantuk dalam bahasa sunda, pen), bobo sebentar nggak apa-apa kali ya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar