Aduh, para anggota-anggoti kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRah)-ku tersayang, sebenarnya saya ingin melanjutkan cerita tentang sex trip saya kemarin, namun sedikit banyak, ada yang mengganjal di news feed facebook saya dan tampaknya hal ini harus saya ceritakan kepada teman-teman semuanya.
Entah ini trend atau bukan, tapi PDA (bukan Personal Digital Assistant, tapi Public Display Attention) di facebook tampak sedang nge-trend sekali ya...Pada awalnya saya senyum-senyum sendiri saja membaca salah satu status teman saya, yang seperti ini:
"Buat Mawar Harum Semerbak Kembang Setaman (nama samaran, red) aku sayang kamu!"
(Status salah seorang teman saya yang namanya tidak patut disebut, tapi kalau dia baca posting-an saya kali ini, saya rasa dia akan sadar diri.)
atau yang seperti ini:
"Makin sayang sama Macan Tutul Bermata Picek Sebelah (nama samaran, red)..."
Tadinya saya pikir, oh mungkin memang saya saja yang sedang sensitif, maklum kisah percintaan saya tidak semulus akang Macan Tutul Bermata Picek Sebelah atau tétéh Mawar Harum Semerbak Kembang Setaman. Namun setelah mengalami beberapa diskusi mendalam dengan teman-teman sepermainan bola kasti ketika saya masih duduk di bangku SD, ternyata mereka pun punya komentar yang sama, "pameeeeeeeeeer nih yeeeeeeeee!"
Ketika pertama kali melihat status-status seperti tulisan akang Macan Tutul Bermata Picek Sebelah, saya sempat berguman, "oooooh so sweeeeeeeet!" Mauuuuu doooong pacaran sama akang Macan Tutul Bermata Picek Sebelah! Tapi entah kenapa, lama-lama, oh-so-sweet! comment tersebut jadi berubah oh-so-shit! comment.
Bagaimana tidak, sebagai contoh;
Pukul 10.00 PM,
"Selamat tidur Mawar Harum Semerbak Kembang Setaman, semoga mimpi indah ya, sayang kamu selalu...."
(dari Macan Tutul Bermata Picek Sebelah)
Pukul 10.05 PM,
"Makasih Macan Tutul Bermata Picek Sebelah, iya nih aku baru aja sikat gigi, mau tidur, ditemenin boneka onta berkepala cicak yang kamu beliin dari Uganda itu lhoooo, aku sukaaaa banget deeeeeeh!"
(dari Mawar Harum Semerbak Kembang Setaman)
Pukul 10.10 PM,
"Oh ya??? Aduh aku juga jadi ikutan seneng kalau kamu suka sama oleh-oleh aku. Sekarang aku lagi di Mozambique nih, pas aku liat tas anyaman dari bambu emas, aku langsung inget kamu...."
(dari Macan Tutul Bermata Picek Sebelah)
Pukul 10.15 PM,
"Iya cintakuuuuu, aku suka banget. Iiiiiih aku mauuuuu dooooong! Pokoknya harus kamu beliin! Eh jaga mata kamu ya, katanya di sana banyak cewek cantik, tapi cuma aku kan yang bisa ngasih kobaran api cinta membara nan menggelora ini buat kamu!"
(dari Mawar Harum Semerbak Kembang Setaman)
Pukul 10.18 PM,
"Kok lama sih, nggak dibales-bales?"
(dari Mawar Harum Semerbak Kembang Setaman)
Pukul 10.53 PM,
"Maaf ya sayang, balesnya lama, tadi aku dipanggil sama Bapak Akal Bulus Tiada Tara (nama samaran, red) buat ngejait celana kolornya yang robek gara-gara diterkam singa nigeria kemaren. Iya déh nanti aku beliin, apa sih yang nggak buat kamu...Tenaaaaang, aku tetap padamu kok yang...."
(dari Macan Tutul Bermata Picek Sebelah)
Pukul 11.04 PM,
"Oooh, dikirain...kamu udah mulai nakal...."
(dari Mawar Harum Semerbak Kembang Setaman)
dan seterusnya....
Intisari yang saya ambil dari comment-comment-an ini adalah: "Jadi, tidurnya kapan ya???"
Fiuuuuuh, anak muda zaman sekarang, memang no bacinto no gayo! Facebook pun jadi lahan melimpah ruah untuk mengumbar rasa kasih sayang yang sudah tak tertahankan lagi. Tidak mengapa kok itu tidak salah. Cuma, ya menurut saya dan teman-teman sepermainan bola kasti saya, lah wong sebelum facebook itu tercipta, kan ada teknologi yang bernama sms atau email, atau mungkin bisalah menulis hal-hal semacam itu dalam aplikasi message di facebook itu sendiri. Kan tampak lebih intim, khidmat, dan khusyu. Kita bisa dengan leluasa jika ingin menulis pesan seperti;
"Yaaaaaang, celana dalem kamu yang bermotif kepala ian kasela itu ketinggalan di kamar aku...."
Tapi terkadang, ingin rasanya saya menulis status atau comment layaknya seperti dua sejoli yang sedang di mabuk asmara itu juga, hmmmm, pengennya sih nulis kaya begini:
"Sayangku, Manisku, Cintaku, makasih banget ya udah cebokin aku pake pasir dari gurun Rub al-Khali, besok giliran aku nyebokin kamu pake bubuk mesiu peninggalan Belanda dari Benteng VOC di Jepara...Cupi-cupi muah!"
Uuuuuh coooo syiiiiiit!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar