Senin, 05 April 2010

Hendrot, sang titisan dewi Kwan Im.


Satu kejadian yang paling berharga yang pernah saya miliki dengannya adalah, ketika kami harus membeli risol mayones 20 biji untuk dosen kami yang tercinta.

Kejadian ini diawali dengan diberikannya selembar uang lima puluh ribuan ketika kami mau jajan makanan kebanggaan kami semua di ranah Salemba. Kami adalah mahasiswa yang jujur, kami tukarkanlah uang itu semua dengan jumlah risol mayones yang bisa kami beli dan sesampainya kami di ruang sekretariat Kajian Wilayah Eropa, tercenganglah semua orang di sana, "lu pade mabok risol mayones ape??? Siapa juga yang mau ngabisin segini banyak?" Tapi, kejujuran kami berhasil mengalahkan kebodohan kami dengan suksesnya.

Namanya Hendra. Namun, saya lebih suka memanggilnya, Hendrot, bukan akronim dari Hendra Gembrot, tapi siapa sangka otot-ototnya yang menyaingi Ade Rai dahulu sudah kempes menjadi gelambir-gelambir lemak sekarang. Maka, terlihat sangat matching-lah sebutan saya kepadanya sejak dahulu kala itu.

Hendrot itu adalah salah seorang teman saya yang sangat tekun, dia berhasil menyelesaikan program master-nya hanya dalam waktu 1,5 tahun. What a brilliant student, right? Namun, saya tahu rahasia dibalik semua kepintarannya itu. Sebenarnya ini adalah top secret, tapi tampaknya cerita kesuksesan beliau harus segera dipublikasikan karena sekarang si Hendrot ini sudah mulai melupakan keluarga tercintanya di Lampung sana, para gajah di Waekambas.

Waktu itu saya pernah bertanya, "kenapa lu milih kuliah di Salemba?" Saya pikir dia akan menjawab karena sesuai minatnya, letaknya di pusat kota dan berdekatan dengan CCF (dia sangat menyukai kebudayaan Perancis, cita-cita nya adalah menjadikan Paris, memiliki julukan Bandoeng van Europe), atau memang karena keberadaan jurusan yang ia minati ada di sana.

Tak disangka, tak dinyana, dia memberikan jawaban yang panjang x lebar x tinggi; "Karena gue suka bau darah. Tadinya gue pengen masuk jurusan kedokteran spesialis kebidanan, tapi apa daya background gue sastra inggris, jadi nggak bisa. Lu tau, pohon beringin besar yang ada di depan gedung BNI? Itu tempat mangkal gue sama teman-teman mahluk halus. Setiap malem kamis wage, gue sering mengorbankan darah perawan dan kencing perjaka di kumpulan tanaman hias di sebelah kantin. Beli risol mayones di warung koperasi itu pun hanya pura-pura saja, soalnya si mbak-mbak penjaga warung itu sebenarnya adalah jelmaan siluman kerbau, dan ayahnya, siluman banteng, itu sobat gue banget, dia sering nitip anaknya ke gue buat dijagain, maklum si penjual koran yang ada di sebelah tukang foto copy itu sebenarnya wujud siluman burung pipit, yang suka godain siluman kerbau itu. Dan, lu pikir gue bisa lulus 1,5 tahun program master, karena apa, hah??? Itu semua disebabkan bantuan arwah Ken Dedes dari alam sana, soalnya gue berhasil nyomblangin dia sama Tunggul Ametung! Eh, tapi lu jangan kasih tau siapa-siapa ya??? Cukup kita berdua aja yang tau...Eh, udah dulu ya, gue ada kelas nih..."

Hendrot pun meninggalkan saya dengan mulut terkatup rapat terjahit benang sulaman emas yang saya dapat dari pedagang gujarat yang kebetulan sedang melewati jalur sutera. "Ya Tuhan, jadi selama ini????" Sebelum saya bisa melanjutkan kata-kata saya, Hendrot pun kembali sejenak, "Sorry, payung gue ketinggalan, and sebenernya gue ini titisan Dewi Kwan Im, gue diutus ke dunia ini untuk menyebarkan kebaikan...See you di kuliah Kebudayaan Eropa besok ya! Oh iya, tadi lu dapet salam dari jenglot peliharaan gue..."

Dan seperti yang telah dikemukakan di atas, si Hendrot ini merupakan mak comblang yang sukses berat, setelah Ken Dedes, akhirnya sekarang saya menjalin kasih dengan ayang jenglot, tapi hubungan kami mulai terasa hambar, tanpa keberadaan Hendrot sebagai penengah ketika kami sedang bertengkar, kami pikir, hubungan ini tidak dapat terselamatkan lagi. Jadi, maaf ya Hen, lu emang mak comblang antara-alam yang paling gress yang pernah gue tau...

Buat Hendrot: Semoga lu bisa ke Perancis dan kita bisa reunian di Swiss...ahahahahaha! Belagu yeeeee!

P.S: Hendrooooot, nanti UI Salemba-UI Depok trip yuk!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar