Kamis, 24 Juni 2010

Dilarang mabu'-mabu'-an!

"DUG! DUG! DUG!"

Astagfirullah! Apaan tuh???? Sekarang baru jam 2.30 pagi.

"MARIIIIIIIIIIIAAAAAAAAA! APRI LA PORTAAAAAAAAAA!" (Mariaaaaaaaaaaaaaa, bukain dong pintunyaaaaaa!)

Allahuakbar!

"DUG! DUG! DUG!"

Lagi-lagi suara pintu apartment saya digedor-gedor. Ya Tuhan, lindungi hamba-Mu.

"MARIIIIIIIIIIA! TU SEI CAZZZZZZZZZZOOOOOOO! APRI LA PORTAAAAAAAAAAA!" (Mariaaaaa! Brengsek banget sih lu! Buka pintunyaaaaaaaaaaaaaaaa!)

Saya membaca surat ayat qursi. Sumpah, saya ketakutan banget!

"MARIAAAAAAAAAAAA!"

Haduuuuuuuuh, nama saya mah Viera! Bukan Maria! Dan seperti biasa, ayat qursi itu selalu berakhir menjadi doa makan.

"MARIIIIIIIIAAAAAA!"

Aduuuuuuh si Riri kalau tidur kaya kebo disuntik anestesi tujuh galon lagi, mana handphone abis pulsa, nggak bisa telepon MasTho atau Harry, mau pake telepon rumah, itu berarti saya harus keluar kamar dan pasti keliatan lewat jendela sama tukang gedor-gedor itu.

"MARIAAAAAAAA!!!!!!!!"

Aduuuuuuuuh kalau ini kejadian di Indonesia, saya udah telepon sakularga di Ciawi, Ciroyom, Cirahong, Ciamis, Ciomas, kalau perlu Mabes POLRI. Sayangnya, petugas di sana lagi sibuk ngurusin si Kang Ariel sama Mbak Luna.

Ini udah ke-tiga kalinya pintu apartment saya digedor-gedor sama orang mabok, permasalahannya klise, gara-gara mabok, mereka nggak inget tempat tinggal mereka yang sebenernya tuh yang mana. Sekarang nyari Maria, beberapa waktu yang lalu nyari Francesca, sempet juga nyari Imanuela. Yang anehnya, nggak pernah ada yang nyari Viera tuh, hehehehe.

Pernah nyoba nelepon keamanan apartement, tapi hasilnya nihil. Kata mereka, hal ini sudah biasa terjadi, mereka cuma mengingatkan saya, kalau hal itu terjadi lagi, pintunya jangan dibuka. Gustiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii! Itu mah anak TK As-Salam di Caheum juga tauuuuuuuuuuuu!

Saya juga pernah cerita kepada salah seorang teman Italia yang juga tinggal di daerah apartment yang sama. Menurut dia hal itu sudah sering terjadi di sini. Kalau ada yang ngetok-ngetok apartment dia di pagi hari, dia biasanya udah siap bawa panci sama kamus Italia-Inggris yang segede gaban buat nimpuk orang tersebut.

Lagian di sini, minum minuman beralkohol téh memang sudah menjadi tradisi. Waktu itu saya pernah nemenin temen Italia saya ke supermarket, ketika saya membeli sekotak susu 1 liter seharga 0,50 sen, kalau dia beli sekerat Bir berukuran jumbo, nggggg, kira-kira isinya sampa kaya setengah galon aqua yang sering kita minum itu déh, seharga 8 euro. Waktu bayar ke kasir keliatan banget mana barang belanjaan para kaum pendatang (seperti saya), mana belanjaan penduduk lokal (seperti dia).

Ya, pada akhirnya semua dikembalikan kepada pendapat teman-teman kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!), ada yang bilang minum minuman alkohol itu dosa, ada yang bilang itu bagian dari kebudayaan. Tapi buat saya, apapun jenisnya, kalau yang namanya 'berlebihan', yang menyebabkan mabuk, itu kurang baik. Baik untuk diri sendiri ataupun lingkungan di sekitar kita.




Mabok laut aja bikin males, apalagi mabok bir (APALAGI MABOK CINTA! Hahahahahahaha!)

2 komentar:

  1. neng pipiw , tenang . kalau ada yang gedor2 .. kau gedor balik . terus bilang gini : "passwordnya apa?"
    kalau nggak : " tolong selipin 100 euro dulu ke bawah pintu"

    BalasHapus
  2. oh aku kebayangnya gini,

    DUG! DUG! DUG!
    Viera: "Passwordnyaaaa????"
    Suara di balik pintu: "Jareeeeeeeeeeee-jareeeeeee!"
    Viera: "Yak! Betuuuuuuuuuuuuuul!"

    Pas dibuka pintunya taunya Oom Pepeng.

    BalasHapus