"Nampol!"
Satu kata yang terucap, ketika saya menyelesaikan 'Alone Longway from Home'.
Okai-tokai, sebenarnya saya sudah lama men-download file berukuran 2,8 MB ini. Tapi, saya baru sempat menyempatkan diri membacanya sampai tuntas dua hari yang lalu. Maklum, saya kan sibuk shooting shit-netron stripping Cinta Anaconda, acara off air bagi-bagi tanda tangan di emol-emol di Ibu Kota, masuk kontes bakat untuk menjadi juri tamu, dan foto cover majalah-majalah ternama! Heeeeeeugh, beribu alasan palsu yang ditujukan untuk menutup satu alasan sebenarnya, yu-jey-ai-ei-en alias U.J.I.A.N sigh…..
Ooooouch, ini bukan judul film bokep atau judul lagu terbaru dari The Moffatts. Ini adalah judul sebuah e book karangan Kang Maman dan Oom Ayos. Oooooooch (lagi), mereka juga bukan pasangan homo…
Dua orang pemuda, yang entah masih perjaka atau tidak, hobby ber-backpacking, menjelajahi beberapa pulau yang termasuk pembagian waktu Indonesia bagian tengah. Lalu kejadian-kejadian yang mereka alami dituliskan ke dalam kumpulan huruf berjenis arial berukuran 12 dengan single space.
Jujur, saya sangat tertarik dengan judulnya. "Dem, kenapa judulnya harus itu sih???" Berasa sedih banget gitu. Siapa yang lagi ngerasa 'Alone Longway from Home'? Sendirian jauh dari rumah? "Saya, saya, saya." Apalagi Oom Ayos dan Kang Maman ngasih banyak foto pemandangan Indonesia yang bikin saya tambah kangen aja sama negara yang punya banyak koruptor itu, aaaaaaaaaaaaargh! Bakal ceurik gogoakan di pojokan toilet ini mah!
Secara keseluruhan, chapter buku ini dibagi sesuai dengan jumlah pulau yang mereka singgahi. Mereka berplesiran ke tempat-tempat yang dipenuhi bule berbikini, ke tempat para pria lokal berkulit coklat terpanggang sinar matahari dengan celana yang super duper kedodoran, ke tempat asal madu yang terkenal akan kepekatannya, ke tempat pembuatan susu kuda liar, ke tempat yang dinominasikan sebagai salah satu tujuh keajaiban dunia, dan ke tempat yang terkenal akan Danau Tiga Warnanya.
Namun, karena mereka nggak punya hobby ngepet demi memperkaya diri, jadi jangan harap kamu bisa menemukan ulasan mereka tentang daerah-daerah tujuan wisata yang biaya transportnya aja bisa menguras kantong dua mahasiswa bertampang pembantu rektor ini. Ya, mungkin pengalaman yang mereka tempuh selama ini benar-benar mengkaburkan wajah asli meraka dengan guratan-guratan garis kehidupan yang memilukan.
Di 36 halaman pertama, seperti selayaknya seseorang yang pernah bekerja di dalam bidang jurnalis, mereka benar-benar menjabarkan dengan sangat baik apa yang mereka lihat di enam pulau yang mereka kunjungi. However, the next four pages are my favorite ones. Nggak tau kenapa ya, semenjak tinggal di Italia, saya benar-benar tidak percaya lagi akan brochure-brochure tempat wisata yang demen majang foto bagus di sana-sini itu.
Saya lebih suka melihat 'keindahan' suatu tempat dari 'keburukan'-nya. Lihat déh, hampir di seluruh travelling program, semuanya sering membahas keindahan suatu lokasi wisata, negara Italia pun dilihat dari menara Pisa dan spaghetti-nya saja, bukan dari kemalasan para penduduknya untuk belajar berbicara bahasa inggris yang pada juntrungannya sering menyusahkan para tourist dan juga para mafia pemerintahan kelas kakap yang sering menyusahkan para pengusaha Indonesia yang ingin menembus pasar Italia.
Begitu juga dengan e book ini, entah kenapa foto sebuah truk ber-sticker 'Laskar Cinta' dengan latar belakang sebuah pom bensin dan bagian belakang sebuah truk yang lain dengan tulisan 'Cari Jodoh di Pulau Jawa' terlihat lebih nampol di mata saya, padahal foto-foto lain yang menunjukan keindahan pemandangan enam pulau yang mereka kunjungi itu sangat patut diacungkan delapan jempol (saya sampe pinjem jempolnya si Riri)!
Dan chapter '4 Shits Happened' itu lebih nempel di otak saya daripada cerita lain-nya. Empat buah kesengsaraan hidup yang konon katanya ingin membuat Oom Ayos dan Kang Maman mati bunuh diri saja. Salah satu 'shit' yang paling saya suka adalah, mendengarkan lagu Nafa Urbach selama perjalanan dari Lombok menuju Sumbawa, ooooooouch! Nafa Urbach batu-batu (dibaca: roooooocks!)!!!!!
Sayangnya, e book ini saya cuma bisa baca dari lepi saja, jadi nggak bisa dijadikan teman boker saya. Masa iya saya harus bawa lepi ke WC??? Kalaupun di print, mahal euy...
"Lewat hengpon dong Pe! Onlen di WC!" saran Oom Yogs yang ukuran perutnya berbanding lurus dengan kebaikan hatinya.
Atulah, blutut aja, hengpon saya kagak punya, apalagi akses internet??? Ada yang berniat membelikan saya aipon atau beriberi??? Kalau cewek, saya jadikan baby sitter, kalau cowok, saya jadikan supir (biar nggak kalah dari anak muridnya Ontjom si Tukang Iri Hatii dan Bu Guru Reinih yang kaya raya itu lhoooo!).
Aduuuuuh saya tuh paling nggak bisa meresensi suatu hal déh, di mana mengharuskan saya menjelaskan suatu perkara secara objektif dibubuhi secuil pendapat dari diri sendiri di akhir tulisan. Saya mah kebalikannya! Semua tulisan yang saya buat itu pasti opini pribadi ditambah secuil informasi yang bersifat tidak memihak, hehehehehe. Pokoknya buat Oom Ayos dan Kang Maman, saya ucapkan minta maaf sebesar-sebesarnya kalau saya melakukan banyak salah interpretasi ya….Sukses selalu di perjalanan mendatang, saya tunggu e book yang nggak kalah nampol berikutnya :)
P.S:
Buat teman-teman kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) yang mau baca e book buatan Oom Ayos dan Kang Maman ini bisa nge-download langsung dari blog-nya Kang Maman, tapi saya lupa di postingan yang mana??? Ini udah sejam ngubek-ngubek, nggak dapet-dapet juga. Hehehe, nanti saya tanyakan lagi yak ^_^.
Buat Kang Maman; Terimakasih banyak lagu-lagu kirimannya, katanya sampe berjam-jam gitu nge-upload-nya, kekekekekeke. Wajah emang mencitrakan selera musik ya, ahahahaha! Sekalian minta pdf-nya 'When Will Come Home' dong, soalnya udah nyoba download dari link yang dikasih, tapi browser safari-nya nggak bisa buka T_T.
"...dua mahasiswa bertampang pembantu rektor ini..."
BalasHapusah mbak piera, jadi malu nih :)
eniwei nice!
@piera: jangan lupa artikel molnya pe, ditunggu tulisannya yang nampol :p
Waaaaaaaaaaaaah oom ayos baca tulisan ini?????? aduuuuuuh maluuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu…….
BalasHapusemang deadline-nya kapan yak? rencananya 17 agustus ini gue mau trip ke italia utara, kan di sana mah emolnya yahut punya drpada emol2 di Calabria sini.
Eh tapi kalau tulisannya jelek tidak usah dipublish ya, jadiin konsumsi pribadi Oom Ayos aja….Malu sangat lah awak ni dibandingkan tulisan2 kelian yang best2 itu :(
woho santai aja pe, pasti dipublish lengkap dengan kloset kering dan t*i-nya! bagaimana bu guru? sedap?
BalasHapuswokeh, nanti daku kirim lewat pahri déh, aduh beneran ini mah, gue téh bukan tipe orang yg bisa nulis cerita jalan2 kaya kalian uy…
BalasHapusSetiap gue ngeresensi suatu tempat, pasti malah bikin orang nggak mau dateng ke tempat itu, ahahahahaha! Abis yg diinget dan ditulis yang jeleknya doang….ahahahahaha!
Ah pokoknya mah jadikan rujukan buat Oom Ayos klo mau maen2 ke emol di Italia aja ya…eh iyaaa, boleh minta when will come home-nya nggak? udah nyoba nge klik link yg dikasih, tapi tampak tidak compatibile sama browser yg gue pake…atau ada link lain yg bisa gue klik?
saya ngefans sama kalian berdua !
BalasHapus*takjub*
yuk ke losmen GEMBIRA !
'kalian berdua' tuh maksudnya, viera dan pea ya??? AHEEEEY~
BalasHapussaya sudah menyangkah akanh ditanyah sepertih inih ..ck ck ck *pake kacamatah alah pak RW kelurahanh citarumh*
BalasHapusMAKSODNYAHHH...
...bersambung...
(maap barusan ada iklan baygon , jd inget pengen nyemprot kamar)
ahahahahahaha! Sesama anak tunggal, jadi udah tau luar dalem yak??? kakakakaka!
BalasHapusAKu iri banget déh sama mereka berdua, beneran déh aku tuh paling nggak gape buat cerita jalan-jalan :( Pasti mentok di 2 paragraf utama, abis itu sisa paragraf lainnya malah curhatan semua, ahahahaha!
Aku plg ga bisa nulis based on 'what i see' déh, kenapa yak??? Padahal pengen lho nyaingin kemampuan mereka berdua ini, suseeeeh tapinya :( Lebih gampang nulis based on 'what i feel', padahal pengen juga kan nulis2 resensi tempat2 yg pernah aku kunjungi :( (dibaca: selain WC)
Jurnalisme Sastra diasah dulu . tp mungkin cocoknya pembahasan soal jalan2nya disusupi (alah bahasane) sama unsur2 komedi . yah macam aziz gagap atau sule boleh lah dikeluarin.
BalasHapusMiskapkeks: Hahahahaha! Jurnalisme toilet ada tak???? Kayanya aku mangteff di bagian situ déh…Aaaaah Suleeeee! Aku suka Suleeeee! Walaupun hidungnya pesek...
BalasHapushttp://hifatlobrain.blogspot.com/2010/08/alone-longway-from-home-first-year.html
BalasHapusviera, saya tautkan ya tulisanmu. hehehe. eh selamat ujian!
aaaaah terharuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu...
BalasHapus