Minggu, 29 Agustus 2010

Bangga dengan ke-'unyu'-an kita.

Wohoooo demam unyu-unyu sudah mulai melanda di ibu kota rupanya. Salah satu buktinya adalah, saudara sepupu saya (yang saya beri gelar sebagai profesor Ababil) yang mulai menulis status facebook-nya dengan frase tersebut.

Terkadang banyak orang memandang remeh dengan pola perubahan bahasa di kalangan anak muda ini. Ada yang bilang, merusak tatanan bahasa Indonesia, tidak menghormati Bapak JS Badudu sebagai penyusun utama Kamus Besar Bahasa Indonesia, atau malah ada yang bilang ini adalah bahasa anak muda yang tidak terdidik.

Boleh percaya, boleh tidak, saya sedang mengajukan judul thesis akan perubahan gaya bahasa di kalangan anak muda ini. Walaupun saya kurang yakin juga bisa di-approve oleh profesor saya, namun di dalam mata seorang Viera yang punya hobby boker sambil kayang, fenomena ini tidak dapat dipandang sebelah mata saja. Saya percaya kalau perubahan gaya berbahasa ini, benar-benar bisa menjadi senjata paling mutakhir bangsa Indonesia.

Bahasa itu modal utama untuk berkomunikasi. Jangan teman kira kalau yang saya maksud dengan 'bahasa' di sini hanyalah kumpulan huruf yang bisa teman ucapkan atau tulis. Bahasa di sini sangatlah luas. Dari mulai bahasa tubuh sampai bahasa kalbu. Hehehehe.

Cukup sudah kita 'nyomot' bahasa bangsa lain untuk disesuaikan ke dalam bahasa bangsa kita. Kita harus bisa buat bahasa sendiri!

"Unyu?"

Mungkin bukan contoh yang cukup baik untuk dimasukan ke dalam laboratorium pusat bahasa Indonesia. Tapi, buat saya sih kata 'unyu' lebih mudah diingat di kepala daripada kata 'mengejewantahkan'. Hehehehe, saya tidak bilang, bahasa Indonesia yang sekarang itu kurang baik, saya cuma bilang 'kurang unyu'! Ahahahahaha!

Setelah saya hidup di negeri orang dalam waktu yang bisa diaktakan tidak sebentar (and it's still continuing….). Benar adanya, kalau saya semakin yakin bahwa, remaja Indonesia itu adalah remaja paling kreatif. Mereka cuma perlu diberi keberanian. Bukan keberanian untuk melangkah maju, itu sih sudah menjadi modal untuk semua pemuda seluruh dunia. Tapi, lebih kepada keberanian untuk…..Gagal.

It was the hardest thing to do. Kalau masalah kepintaran mah, tuh liat, udah berapa medali olimpiade fisika yang kita raih??? Kalau masalah modal, Aburizal Bakrie, salah satu anak bangsa Indonesia asli, sempet jadi orang terkaya se-Asia Tenggara! Kalau masalah tekad, bambu runcing vs tank baja? Semua sudah tau siapa yang menang!

Buat saya, Indonesia itu tidak lahir tanggal 17 Agustus 1945, tapi mereka lahir dari 28 Oktober 1928 (ketika sumpah pemuda pertama kali dideklarasikan) dan terus berlanjut sampai sekarang, karena bangsa Indonesia itu tidak akan pernah berhenti untuk dilahirkan (bisa dibaca: wanita Indonesia itu 'subur-subur' ya???), buktinya, segencar-gencarnya program KB dipromosikan, tapi kita tetep menjadi negara dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 se-dunia.

For me, there's nothing really special about 17 Agustus. Malah selama saya mengenyam bangku sekolah, saya paling males kalau ketemu tanggal itu, soalnya saya harus ikut kegiatan upacara. Heuuuugh, asal teman-teman kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) tau aja ya, salah satu tujuan saya jadi PMR (Palang Merah Remaja) waktu SMP, adalah untuk tidak mengikuti kegiatan upacara, atau kalaupun saya tetap diharuskan mengukutinya, setidaknya saya bisa berdiri di belakang, di deket kelas yang dijadikan UKS dadakan, enak booo, teduh, adem, semriwiiing!

Ah, tapi sudahlah, emang terlalu gaya banget ya saya ini, sampai berani-beraninya nulis postingan kaya gini, padahal exams kemaren aja masih harus saya ulang. Hehehe, minta doanya ya teman-teman semuanya, ahahahaha!

Oh ya di postingan terakhir, saya buat tebak-tebakan gitu kan, and di postingan kali ini, teman-teman bisa menemukan jawabannya. Kekekeke, selamat menikmati \(^_^)/

P.S: "Nggak tanggung kalau jawabannya unyuuuuu banget ya…Ahahahahaha!"


Tidak ada komentar:

Posting Komentar