Senin, 01 November 2010

happy halloween, semuanya!

Hari ini halloween dan ternyata masuk hari libur nasional gitu di Italia, katanya sih buat memperingati santo (orang suci) siapa gitu. Santo…So? Waaaaah itu mah nama belakang temen deket saya!

Aaaaah sudahlah, teman-teman kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) bisa cari sendiri asal muasal halloween di si Mbah. Laluuuu, sekarang mari kita bermain ngepet lagi bersama salah satu kerabat dekat saya, Kanjeng Raden Mas Pocong, yang juga merupakan mantan pacar saya setelah ayang jenglot dan arwah siluman kepik biru.







Harusnya kalau nggak salah tuh ada party di mana gitu kemaren, soalnya beberapa hari yang lalu, saya diajak gitu sama salah seorang teman saya dari negera Spanyol, "ayooo Viera kita ajojing hepi-hepi-joy-joy!" Aduuuuh maaf, malam ini waktunya saya candle-light-ngepet sama Kanjeng Raden Mas Pocong, kami mau mengenang masa lalu kami dahulu, waktu kami masih pacaran di kuburan, peluk-pelukan di atas batu nisan, sambil ngunyah kelopak bunga melati, kaya aktris favorit kami berdua, Alm. Susana, uuuuuh so suiiiiiiiiiiiiiit!

Teteh Piera si penyuka mistis (V): "Mas Pociiiiiii (panggilan sayang saya untuk Kanjeng Raden Mas Pocong, red)……..."
Kanjeng Raden Mas Pocong (P): "Dik Pieraaaaaaaaaa?" *sambil lompat-lompat di kebun bunga.
V: "Kangen bakar-bakar menyan sama dirimuuu!"
P: "Aku jugaaaaaaaa! Kangen jaga lilin di atas baskom bersama dirimu. Dirimu sekarang sibuk apa?"
V: "Daku sibuk nyantet professor aku Mas Poci, biar aku bisa lulus cepat-cepat dari sini….."
P: "Wah, ilmu mistis kamu makin terasah ya sekarang?"
V: "Semua berkat Mas Poci dan Mbak Kunti. Dik Tuyul apa kabar?"
P: "Makin kaya dia sekarang. Di era globalisasi ini, dia udah mulai nyolong kartu kredit….."
V: "Kalau keadaan Mas Poci sendiri sekarang gimana? Tangannya masih diiket?"
P: "Alhamdulillah, masih. By the way, ada apa ya Dik Piera ngehubungin Mas Poci?"
V: "Nggak apa-apa. Daku cuma mau ngucapin happy halloweeeeeen! Ikan hiu makan permen, I miss you mamen…."
P: "Ah Dik Piera, bisa saja. Ikan hiu ngunyah batu, I miss you toooooo…."


Percakapan selanjutnya pun diisi dengan curhatan 8 ronde penuh dengan tangisan mengharu-biru antara saya dengan Kanjeng Raden Mas Pocong dan diakhiri dengan ucapan rasa simpati yang sungguh menusuk hati dari Mas Poci, "Dik, sebenernya daku mau meluk dirimu, tapi gimana ya, kamu kan tau sendiri, keadaan tanganku yang masih diikat ini." Uuuuuuh Tuhan kok nggak adil sih??? Kasian kan Mas Poci, udah mah kakinya diiket, kepalanya juga, sekarang tangannnya??? Waiiiii oh waaaiiii?????






Happy halloween, semuanya!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar