Senin, 09 Januari 2012

Cinta Terlarang: Tukang print

Sambil dengerin salah satu lagu favorite yang mulia Teteh Piera,







Saya mau cerita beberapa kisah cinta terlarang yang pernah saya alami.

Cinta sama sahabat sendiri? Cinta sama pacarnya sahabat? Cinta sama ketua himpunan mahasiswa jurusan lain yang jadi musuh bebuyutan himpunan mahasiswa jurusan sendiri? Cuh! Cerita yang kaya gitu mah udah bisa kalian dapatkan dari serial FTV SCTV di siang hari bolong.

Di postingan ini yang mulia Teteh Piera bakal cerita tentang kisah kasih tak sampai yang pernah yang mulia Teteh Piera alami ketika wajah ini masih disangka anak SMP (alhamdulillah, sekarang mah seringnya disangka anak SMA, lumayan naek kelas. Kapan ya ada yang ngira wajah yang mulia Teteh Piera itu mirip Zoey Deschanel T.T).

Waktu itu, yang mulia Teteh Piera masih sedang berusaha menyelesaikan kuliah di Bandung. Awalnya sih gara-gara hampir 75% dari tugas saya itu kudu di print di kertas > A3. Sedangkan printer yang ada di kosan, hanya printer A4. Jadilah yang mulia Teteh Piera kudu sering-sering pergi ke tempat printer dan foto copy yang memiliki printer ukuran jumbo.

Emangnya dengan kekayaan yang mulia Teteh Piera yang nggak bakal habis tujuh belas turunan itu, yang mulia Teteh Piera nggak sanggup beli printer ukuran >A3???

Hmmmm, saya sih orangnya down to earth. Saya ingin bergaul dengan para rakyat biasa. Pergi ke tempat umum membuat saya lebih terlihat sebagai seseorang yang baik hati, tidak sombong, gemar menabung, tidak suka membantah perintah orang tua, dan menggunakan payung di kala hujan.

Tanpa disadari, mata saya jadi tertuju pada salah satu tukang print yang memang bekerja di sana. Aaaaaah~ Cinta terlarang macam apa lagi yang ditawarkan oleh Tuhan pada diri saya yang hina dina namun memiliki wajah super k1YuDh se-Asia Pasifik ini???

Tak kuasa, karena kegantengan si tukang print yang bisa buat hati saya lope-lope seketika. Terkadang, saya membuat tugas-tugas palsu (emangnya Ayu Ting Ting doang yang bisa buat alamat palsu???) yang harus di print oleh si tukang print itu.

Waktu berselang, tugas studio akhir semester datang menghadang. Well, gini déh sengsaranya jadi mahasiswa Seni Rupa. Kalau misalnya anak jurusan lain itu Ujian Akhir Semester (UAS)-nya cuma diadakan satu hari, dengan persiapan belajar sampe mampus seminggu sebelumnya. Sedangkan UAS kami biasanya berlangsung sampai dua-tiga minggu.

Sebagai anak jurusan desain interior, mungkin temen-temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) sudah bisa agak membayangkan UAS kami tidak jauh berbeda dengan para mahasiswa jurusan Arsitektur. Yang membedakannya, anak Arsitektur lebih mendesain bagian luar dari sebuah bangunan sedangkan kami detail bagian dalam dan teknik pengumpulan dari masing-masing dosen.

Yang paling miris itu kalau udah ngeliat temen-temen saya yang berasal dari jurusan kria tekstil, kria keramik, seni patung, atau seni lukis. Di mana kalau tugas mereka salah sedikit, mereka harus mulai lagi dari awal, which means that jadwal liburan setelah UAS mereka bakal ludes tak bersisa T.T Dadaaaaah program perbaikan gizi anak kosan di rumah orang tua, nggak bisa balik, nggak bisa mudik T.T

Dengan kekuatan yang selama dua minggu terakhir pengumpulan tugas hanya tidur 2-3 jam per hari, wajah tampan seseorang di tempat saya biasa kongkow (dibaca: tempat tukang print ukuran jumbo, red) tentu saja bisa menjadi penyemangat tersendiri.

Semangat membeli 10 kertas karton ukuran A0 yang di atasnya kudu di print denah bangunan yang sudah dirancang bisa langsung on fire kalau ngeliat si tukang print tampan jumawa itu.

Sampai suatu ketika, di saat saya sedang ngomel-ngomel curhat ke temen sekosan tentang dosen saya yang seperti membuat mahasiswanya melakukan romusha, tiba-tiba saja si tukang print tampan itu datang ke kosan saya!

Kyaaaaaaaaa~ Kontan saja, yang mulia Teteh Piera teriak nggak karuan. Subhanallah! Apakah wajah saya yang super k1yUdH se-Asia Pasifik itu berhasil membuat tukang print tampan itu lope-lope????

Dia menaiki tangga menuju lantai dua tempat yang mulia Teteh Piera mengerjakan UAS studio-nya. Oh kambingku! Oh my goat! Apa yang harus saya lakukan???? Mana saya masih pake baju tidur yang belum diganti tiga hari, maklum kalau lagi ngerjain deadline UAS kaya gini, boro-boro inget mandi, inget Tuhan udah alhamdulillah banget T.T

Namun, wajah super k1yUdH se-Asia Pasifik ini luntur begitu saja, ketika mengetahui bahwa si tukang print datang ke kosan sambil membawa sekotak martabak asin (makanan favorite yang mulia Teteh Piera, red) untuk…………Salah seorang teman sekosan saya yang lain!

HIKS, HIKS, HIKS.

Cinta terlarang antara tukang print dan costumernya pun luluh lantah sudah! Dadaaaaah tukang print tampan jumawa!

Deadline pengumpulan UAS studio pun semakin dekat, tapi kisah cinta yang saya alami pun semakin menjauh. Sungguh sebuah ironi memuakan di akhir semester yang menegangkan!

Akan tetapi, petualangan cinta terlarang yang mulia Teteh Piera tidak berakhir begitu saja, tunggu kisah berikutnya di postingan mendatang. Salam cumbu mesra membabi buta sambil joget dangdut disko Pantura dari pemilik wajah super k1yUdH se-Asia Tenggara! Mmmmmuuuuuuuuaaaaaaah!


1 komentar: