Sabtu, 05 Mei 2012

Mamang ojek's story



Untuk postingan kali ini, kayanya enak juga dibaca sambil dengerin lagu;






ya walaupun kejadian yang akan saya ceritakan sekarang berbanding terbalik sama lirik lagunya juga sih T.T

Buat temen-temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) yang pernah ketemu saya, pasti setuju pisan, walaupun otak saya sudah dipenuhi imajinasi liar bersama Morgan SM*SH, tapi kalau diliat dari luar mah, yang mulia Teteh Piera ini tampak seperti gadis kecil yang kehilangan arah kehidupan selayaknya Chibi Maruko chan.

Hal ini terbukti, ketika beberapa hari yang lalu, saya memutuskan untuk pergi menuju Stasiun Cikini dari kawasan Menteng, menggunakan transportasi dengan teknologi terkini……Naik motor bersama Mamang Tukang Ojek!

Setelah melakukan tawar-menawar yang cukup sengit, akhirnya tersebutlah harga 7000 rupiah. Ketika sampai di perempatan jalan Surabaya, saya bilang ke mamang tukang ojek, "Mang turunnya di deket pintu masuk ya…."

Si mamang ojek hanya mengangguk lemas, lalu tertawa lepas! Dibukanya helm dan jaket berbahan jeans kumal yang sebenernya agak berbau sangit. Rambut cepaknya memanjang seketika. Senyum angkuhnya mengembang. Gemeletuk gigi taringnya terdengar jelas. Seberkas sinar berwarna putih datang dari langit menghampiri tubuhnya. Si mamang tukang ojek mengangkat tangannya ke atas dan dia berubah menjadi seekor ular raksasa yang menyeramkan. Ternyata, ternyata, ternyata…..Dia adalah jelmaan Tuan Orochimaru! 

Kekekekeke, nggak deng, si mamang tukang ojek cuma bilang, "iya…." Ini pasti gara-gara sebelum berangkat tadi, saya nonton Naruto dulu. Kadang-kadang kalau lagi bengong gitu, saya suka ngebayangin pengen punya cakra kaya tokoh-tokoh di komik Naruto déh…..

Enak kali ya, bisa pergi ke Jakarta sambil terbang dari satu pohon ke pohon lainnya??? Kalau saya yang ngelakuin kaya gitu, mungkin daripada disangka mirip Sakura, tapi bakal lebih sering dikira monyet betina kehilangan tuannya gitu ya….T.T Lagian, ngapain juga ke ibu kota sambil nangkel dari pu'un ke pu'un????

Sesuai dengan perjanjian, ketika melewati gerai Mekdi, saya sudah bersiap turun dan sesegera mungkin mengejar jadwal kereta saya, yang 10 menit lagi akan datang. 

Lah???? Tapi kok motornya malah jalan terus??? Ngebut lagiii???

Berkali-kali saya menepuk pundak si mamang tukan ojek, pertanda ingin berhenti. Sampai di depan Universitas Bung Karno, saya pun memberanikan diri menepuk pundak si mamang tukang ojek sambil berteriak, "MAAAANG! STOOOOP…..Right now, thank you very muuuuch, I need somebody with a human touuuuch!

Yang mulia Teteh Piera itu mau berhentiin tukang ojek apa mau jadi anggota spice girls yang tertukar???

Kekekekeke. Yah, intinya mah saya téh minta berhenti sambil teriak-teriak gitu, biar kedengeran sama orang-orang yang lagi berkeliaran di sepanjang jalan. Dengan sedikit meloncat dari motor yang masih dilajukan dengan kecepatan yang cukup kencang, akhirnya saya bisa turun juga dari ojek itu.

Si mamang tukan ojek pun akhirnya memberhentikan motornya, seraya berujar, "Neng mau ke Bogor ya? Tadinya mau saya anter sampe depan rumah Neng, tapi Neng-nya keliatan nggak mau ya??? Kasian masih SMA udah ke Jakarta sendirian…."

WOOOOOOOOT~ Moduuuuuuus banget nih si mamang tukang ojek! Saya pun memberikan uang selembar lima ribu dan dua ribu dan berlalu sambil berucap, "maaf Mang, saya bukan anak SMA! Tapi SMP!"

Lumayan lah, biasanya kan dengan muka seperti ini, saya sering dianggap anak SD, sekarang mah langsung naek dua tingkat jenjang pendidikan, jadi mirip anak SMA….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar