Kamis, 03 November 2011

Olá de Tiara em Portugal!

Hallo teman-teman kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!)!

Setelah mengorek-ngorek para sahabat saya yang sedang bergalau-galau ria di belahan dunia yang berbeda-beda;

Donny di India.
Koyim di Jepang.
Winnie di Oman.
Ria di Singapore.
Sakti di Norway. 
Retno di Korea Selatan.
Obi di Saudi Arabia
Rino di North Sea
Fajar di Brunei Darussalam



Mari kita kembali berjalan-jalan digital lagi! Sekarang giliran kita ngubek-ngubek sebuah negara yang konon katanya merupakan penjajah pertama yang meletakan kakinya di bumi pertiwi lewat Maluku, siapa lagi kalau bukan…..(Jeng-jeng) Portugal!







Akhir-akhir ini, satu hal yang terlewat di pikiran saya ketika orang menyebut Portugal adalah, Raul Lemos. Jangan salahkan dia karena telah menghamili Krisdayanti sebelum menikah. Tapi, salahkanlah diri ini yang terlalu banyak menonton acara infotainment.







Mungkin orang Indonesia kebanyakan, hanya mengetahui si negara yang terletak paling ujung barat dari daratan benua Eropa ini, sebagai pencetak beberapa pemain sepak bola kelas dunia, dari Luis Figo sampai Christian Ronaldo.







Atau, masihkah ada yang mengingat kisah seorang bocah asal Aceh yang terkena dahsyatnya tsunami 2004? Dia menggunakan seragam timnas sepak bola negara yang hampir 90% penduduknya memeluk katolik. Tayangan TV lokal maupun internasional pun memberitakan hal tersebut dan gokilnya nih ya sob, si anak itu langsung dibawa ke Portugal dan mendapatkan berbagai treatment bak seorang bintang.







Cerita ini mungkin bisa ditiru oleh teman-teman yang sedang tinggal di kawasan Pondok Labu sekarang. Hujan turun lebat? Banjir menggenangi rumah Anda sampai ketinggian 2 meter? Cepat-cepatlah mengambil seragam sepak bola kesukaan Anda! Ya, tapi kalau emang demennya Persija sih, paling banter dibawa ke Gelora Bung Karno, bukan?

Hehehehe. Bercanda ah. Di saat negara ini banyak mendapatkan cobaan, kayanya mengeluh nggak bisa dijadikan solusi utama ya. It's better to laugh about yourself ya? Intropeksi diri.

Well, kayanya keren juga nih ya, kalau kegiatan intropeksi diri kita berlatar belakangkan percakapan saya dengan Mbak Tiaw yang sekarang sedang menetap di Lisboa, ibu kota Portugal. Ya, bisa lah kumis Bang Foke agak diburamkan sama kumis polisi setengah baya-nya Portugal.







Mbak Tiaw adalah salah satu sahabat saya asli Bogor, besar di Filipina, dan sempat sekolah di Kanada. Nama aslinya Tiara, tapi bagi saya, setiap orang yang berada di dekat saya, harus memiliki nama tersendiri. Saya punya banyak kenalan bernama Tiara, namun yang namanya 'Mbak Tiaw' cuma ada satu di dunia ini, atau setidaknya di pikiran saya.

Makanya jangan aneh kalau temen-temen ngebongkar address book di handphone saya, kalian bakal menemukan 'dabun' yang merupakan nama plesetan dari kata 'bun-da' untuk si Mamam atau 'Ay-ay, ayam den lapeh' yang berarti nama pendek dari kata 'Ayah' yang berarti si Ayah menelepon.

Mbak Tiaw sudah saya anggap sebagai kakak sendiri. Kami sama-sama anak tunggal yang memiliki ego dan pemikiran yang tidak jauh berbeda. Yang membedakan hanyalah umur, dia lebih tua beberapa tahun dari saya. Sehingga banyak pengalamannya sebagai anak tunggal yang bisa dia bagi kepada saya.

Yup, anak tunggal. Kami tidak pernah berpikir tentang kakak atau adik kami. Tapi, tak jarang kami memikirkan kakak atau adik orang lain :) Mulai dari fakir miskin yang terlantar sampai kecengan yang ingin ditampar. ("Hai kencengan! Kok nggak nyadar juga sih ada anak tunggal cewek yang naksir lo?? Jatah warisan kami besar sob!" #CurcolTingkatDewa)

Okeh, daripada curcol-nya mulai lagi, lebih baik kita buru-buru aja menyimak hasil wawancara sejenak dua jenak saya bersama Mbak Tiaw.







@vierachmawati (V): "Halloooo Mbak Tiaw, kumaha damang?"
@missjobim (T): "Alhamdulillah sae. E tu?"







V: "Anch'io, alhamdulillah. Gimana nih kabar Portugal?"
T: "Sudah mulai masuk winter. Di Lisboa nggak ada salju, tapi adanya hujan dan dingin…."
V: "Semoga ada mamang tukang sakoteng yang lewat Lisboa ya :)"
T: "Kayanya kalau gue buka bisnis sakoteng sama sate Padang bakal laku abis di sini."







V: "Hehehehe. Okay, first question, why did you choose Portugal?"
T: "Karena passion gue adalah, lancara berbahasa Portugis dengan baik dan benar dan asal dari bahasa ini ya Portugal. Jadi, belajar langsung dari 'core'-nya."







V: "Udah berapa lama tinggal di Portugal?"
T: "Di hitung-hitung, baru dua bulan."







V: "Tinggal di mana?"
T: "Tepatnya di Lisbon. Alhamdulillah dapet residencia universitaria (asrama beasiswa). 125 euro sudah termasuk semuanya, termasuk murah untuk ukuran Eropa."







V: "Good. How's the situation recently?"
T: "Situasi di Portugal ini ya…..Sudah pernah dengar kalau Eropa lagi krisis? Nah, Portugal ini kena imbasnya. Kasihan orang-orang di sini gajinya dipotong 50% dan banyak orang yang kehilangan pekerjaan. Tapi, bener déh, nggak kelihatan, soalnya mereka dapet tunjangan dari pemerintah."







V: "Yeah, I know it. However, kalau disebut kata 'Portugal', tiga kata pertama apa yang terlintas di pikiran Mbak Tiaw?"
T: "Bahasa. Budaya. Penjajah. Bahasa, karena gue emang cinta banget bahasa Portugis. Budaya, karena negara ini termasuk tua, jadi perpaduan budaya mediteranian campur Eropa cukup ciamik dan masih buaaaanyaaak juga istana. Kalau penjajah? Ya, karena dulu orang-orang sini menjajah negara kita, hehehehe."







V: "Selama tinggal di Portugal ini, punya pengalaman menarik yang bisa dibagi?"
T: "Wah banyak banget. Paling berkesan sih, orang-orang sini suka males berbahasa Inggris, jadi ke mana-mana 'No Ingles!'. Tapi, pernah juga gue tanya pake bahasa Portugis, eh dijawab bahasa Inggris. Dan orang Portugis itu suka ngira selain muka bule itu Cina. Lucunya anak dari Timor Leste dikira Cina. Dan banyak orang yang nggak tau Indonesia di mana. Tapi, kalau bilang Bali, pasti tau, hahahahaha. Miris dot com. Malah ada sekretariat daru universitas ngira Indonesia itu bagian dari….JEPANG! Ngenes."







V: "Hahahahahahaha! Been there. Selama di Portugal pernah ke mana aja?"
T: "Baru dua bulan. Jadi, baru mengelilingi Lisbon aja. Gue suka banget sama istana jadul gaya baroque gitu. InsyaAllah, dua minggu lagi gue mau ke Porto dan Braga."







V: "Ceritain dong di Lisbon itu ada apa aja?"
T: "Lisbon…Pertama datang, gue kaget. Orang-orang sini demen banget minum kopi sore-sore. Kota Lisbon itu tipikal kota Eropa banget déh dengan arsitek yang apik. Jadi, selama gue di sana, tingkat polusi menurun drastis. Oh iya, di sini juga area untuk jalan kakinya gede banget, jadi nyaman…Di tengah-tengah kota Lisbon ada Istana. Ke mana-mana ada metro dan Autocarro (bus) yang sangat amat nyamat. Gue jalan balik dari metro ke residence gue itu aman banget, walau sudah jam 11 malem."







V: "Kira-kira, selama di Portugal udah dapet apa aja nih?"
T: "Gue kuliah di Universidade de Lisboa, Faculdade de Letras. Major Portugues Lingua e Cultura. Wah, ini impian gue banget. Gue dapet banyak…Pelajaran hidup, pengethuan, kesempatan. Alhamdulilah juga, gue dapet beasiswa."







V: "Kangen nggak sama Indonesia?"
T: "Tentu! Banget, banget! Dua minggu di sini homesick-nya gila-gila-an. Apalagi sama keluarga, teman, dan makanan. Tapi, untung orang tua bisa ber-email, sms, atau telepon. Sahabat juga seperti itu. Nah, soal makanan….Orang Portugal  makanan nggak pernah ribet kaya kita di Indonesia. Intinya makanan di sana, dikasih minyak zaitun san garam aja udah enak. Bagi kita? Mana enaaaaakkkk…Pas dua minggu, lagi kangen-kangennya sama makanan Indonesia, Allah Maha Baik ya…Di telepon sama staff KBRI, dia lagi masak sayur asem dan nasi bakar. Hahahahaha….Alhamdulillah. Tapi, makin ke sini, gaya hidup gue berubah. Makanan ya simple, salad cuma pakai minyak zaitun sama garam. Kena déh, hehehehe, nggak sakit kok, malah makin sehat…Turun berat badan."







V: "Wow, dari segala penjalasan di atas, kayanya bisa disimpulkan kalau yang paling dikangenin dari Indonesia tuh makanannya ya?"
T: "Iya, cuma itu. Hahahaha. Lainnya? Errrr….Nggak."







V: "Apakah ada keinginan untuk kembali ke Indonesia?"
T: "Belum, masih sekolah. Semoga kesempatan beasiswanya diperpanjang. Tapi, gue pengen bagnet ngasih pelajaran bahasa Portugis ke orang di Indonesia. Impian gue menjadi guru bahasa Portugis. Memberikan pengetahuan ke orang lain itu termasuk ibadah."







V: "Wohooo! I'd love the reason!"
T: "Di sini, sebisa mungkin kalau ketemu orang Indonesia, gue berbahasa Indonesia. Bangga aja ngobrol dengan bahasa sendiri di mana-mana. Gue nggak mau kehilangan identitas dan gue bangga menjadi orang Indonesia, despite ups and downs. Aaaah…Sok lebay, hehehehe."







V: "Nggak lagi. Itu yang kita cari dari pemuda-pemudi Indonesia. Yang kembali ke negaranya dengan penuh rasa gembira bukan hanya untuk bisa pamer kepada keluarga dan sahabat, tapi juga gembira untuk mengimplementasikan pengalamannya kepada masyarakat banyak. Next question, setelah Portugal dengan Lisbon-nya, apa Mbak Tiaw punya kota-kota lain yang diprioritaskan untuk dikunjungi?"
T: "Impian gue, setelah kuliah gue kelar, gue mau backpacker keliling Eropa. Kota impian gue selanjutnya adalah Brasil."







V: "Why?"
T: "Gue kerja jadi tradutora (translator) untuk komik Turma da Monica dari Brasil. Penerjemah dari bahasa Portugis ke Indonesia. Semua yang gue cinta itu dimulai dari Brasil. Dari kerjaan sampai musik favorite."







V: "Ngomong-ngomong musik, selama tinggal di Portugal ini punya lagu favorite dong?"
T: "Ada banget. Koop - I see a different you. 'In a different place I see another you…In another place I see different you. Lagunya catchy banget…Terus, enak kalau denger lagi ini, nyaman aja. Menyenangkan, ambience-nya enak, pas sama cuaca romantis Lisbon."







V: "Wah, kayanya asyuk juga nih ngerayain valentine di Lisbon."
T: "Oh iya, gue juga siaran dari tempat tidur. Kalau nggak ada kerjaan, iseng-iseng dengerin ya :http://www.spreaker.com/page#!/user/tiara. Narsis. Hehehehe."







V: "Then, kalau misalnya ada temen-temen yang mau ke Portugal atau Lisbon, lebih spesifiknya. Ada do's and dont's-nya nggak?"
T: "Do: Cek cuaca. Dont: Do not bring high heels whatsoever!" 







V: "Perche?"
T: "Ke mana-mana, jalan Neng."







V: "Iiiih, kan biar gaya gitu. Apalagi buat cewek yang tingginya cuma sebatas 150-an cm. Kayanya pengen pake high heels, kali-kali aja Christiano Ronaldo naksir.
T: "Nah, Cristiano Ronaldo mah terkenal sekaliiii di sini! Di mana-mana ada poster dia, tapi katanya sombong."







V: "Rencana Mbak Tiaw setaun ke depan apa?"
T: "Jadi guru bahasa Portugis dan tetap terjemahkan komik Monika. Kalau dipikir-pikir, jauh banget dari jurusan gue dulu waktu kuliah, jurnalistik. Hidup ini, menurut gue, pilihan. Tinggal bagaimana kita bisa ngaturnya."







V: "Satujuh! Sadalapan! Sambilan! Sapuluh! Pertanyaan terakhiiiiiiiiiiiiiiir banget, sekarang kan kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) sedang melakukan program 'Ayo bersyukur!', kalau boleh tau, hal apa yang paling disyukuri oleh Mbak Tiaw sampai detik ini?"
T: "Gue percaya ucapan itu doa. Gue bersyukur atas perjalanan hidup gue. Nggak gampang mencapai sesuatu, gue mengalami gimana tahun lalu ditolak beasiswanya. Gue nggak boleh menyerah, kalau kamu yakin untuk itu, jangan pernah menyerah. Yakin, karena Tuhan pasti membantu dan…Di sini gue sekarang."







V: "Aaaah, terharuuuu. Thank you for sharing. BIG HUGS and KECUP BASAH, smooooch~"


Yak, kalau ada yang mau les bahasa Portugis sama Mbak Tiaw, bisa daftarkan diri kalian sesegera mungkin. Kali-kali kalian berkesempatan untuk bisa bertemu Cristiano Ronaldo atau…..Raul Lemos, kekekeke.

Wohooooo! Buat temen-temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) wherever you are, don't stop to dream. Saya ini adalah tipikal orang yang sangat percaya kalau Tuhan itu Maha Pengabul doa. Makanya saya suka berdoa sedetail mungkin. 

Percaya nggak? Semua doa saya itu dikabulkan lho! Cuma terkadang waktu dikabulkannya beda-beda. Pernah saya berdoa, I would like to have my first one-million-dollar di umur 20 tahun, doanya BELUM terkabul. 

Tapi saya yakin, kalau saya pasti bisa punya satu juta dollar, hanya saja, Tuhan menundanya sedikit lebih lama, soalnya kalau dikasih sekarang, kayanya sayanya juga masih bingung mau ngapain aja dengan uang sebanyak itu? Kalaupun zakat, wajibnya cuma 2,5%. 

Sebagai manusia biasa, bohong banget kalau hawa nafsu saya bilang mau menyumbangkan sebagian besar dari uang tersebut untuk keperluan sosial. So, sambil nunggu dikasih kesempatan buat megang satu juta dollar itu, saya mau buat list hal-hal apa saja yang akan saya lakukan ketika waktu itu datang. Let's dream BIG! Dan tentu saja, tidak lupa bersyukur, karena orang yang pandai bersyukur itu adalah orang yang paling kece di dunia ini :)




Sumber foto.





4 komentar:

  1. tulisan ini penuh pesan moral, daleeem..

    BalasHapus
  2. Anonim3.11.11

    aahhh... postingan ini cakep amat, menginspirasi dengan cara yang keren... ajiib

    BalasHapus
  3. Anonim3.11.11

    Oh thank you so much for this , piw :) You know I alwaaaays loooveeee yaaaa...

    @Iis Fatma : I adore the life itself :)

    BalasHapus
  4. Anonim30.12.11

    ola, como estas, muito contente lei a tua blog.oya saya wong jogja yang sedang buscar informacao sobre portugal, porque eu quero para estudar lingua portuguese mais bem...
    salam kenal ya mbak Tiara.

    BalasHapus