Senin, 11 Juni 2012

'Kaf haleek?' from Obi in Saudi!

Assalamualaikum, selamat pagiiiii :)

Masih bersama saya, anggota girlband asal Korea yang berkaki super jenjang, hidung yang panjang, dan bisa nari sambil salto melayang.

Masih inget dong sama postingan;





(Just click one of the links above and you'll be moved into the post directly) :)

Sekarang giliran kita jalan-jalan bareng si Obi, salah satu anggota kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) yang sedang merantau ke…..Arab Saudi!

However, do you still remember about this pic?






I've posted it about few months ago, but the feeling is always staying there. Blog ini dibaca di dalem Masjid Nabawi! Allahuakbar!

Widiiiiiiiiiiiih, buat temen-temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) yang beragama islam, bolehlah iri hati sama si Obi, yang kalau di peta atlas dunia keluaran PT. Erlangga cuma seujung kuku doang buat sampe rumah Tuhan (bagi umat muslim).

Pokoknya saya harapkan agar postingan ini bisa menjadi cambuk membabi buta buat temen-temen muslim untuk bisa melaksanakan rukun islam yang ke lima. Sedangkan buat temen-temen yang memiliki kepercayaan lain, semoga hasil wawancara ini bisa dijadikan sebagai penambah wawasan :)

Jadi, ngapain nih si Obi di Arab? Jualan kurma? Jualan susu onta? Jualan kuaci? Jualan mobil range rover?

Just take a look :)



***


Kembarannya Anissa CherryBelle (V): "Assalamualaikum Obiiiii! Bagaimana kabar jazirah Arab?"
Fadli Robbi (O): "Waalaikumsalam Teh Piera. Lagi panas nih, udah masuk summer….."






V: "Eh, udah masuk summer??? Emangnya kalau di Arab itu ada winternya juga kah?"
O: "Iya Teh, ada winter. Tapi nggak sampe turun salju. Winter di sini beda Teh, kering banget….."






V: "Suhunya bisa sampai berapa derajat?"
O: "Kalau di Madinah sendiri, sampe 8 derajat celcius. Di Riyadh bisa samapi 1 atau 2 derajat gitu. Di Riyadh bisa sampai ada es-nya, walaupun bukan salju."






V: "Waaaaow! Terus kalau summer?"
O: "Kalau summer bisa sampai 50 derajat celcius Teh. Nggak kebayang déh summer, malem-malem aja berasa kaya masih ada matahari, anginnya berhembus panas."






V: "Ancang-ancang masuk neraka kali Bi, kekekekeke!"
O: "Di dunia aja udah gitu ya? Nggak kebayang di neraka Teh…."






V: "Okay, first question, kenapa lu milih Kingdom of Saudi Arabia?"
O: "Ya sebenernya, ane cuma milih antara pilihan-pilihan yang dikasih Allah ke ane Teh…."






V: "Dua pilihan?"
O: "Jadi, dua bulan ane lulus SMA, Ayah ane meninggal Teh. Nah dari situ ane bertekad nyari kuliah gratisan. Akhirnya ikut tis. Yang pertama ane ikut tes untuk Istanbul University, lama banget keluar hasilnya. Terus ane ditawarin beasiswa di Saudi, karena dulu yang ada di pikiran adalah yang penting kuliah gratis, akhirnya ane ikut juga tuh di atas kedutaan Saudi. Nah, beasiswa yang saudi, nggak terlalu lama keluar hasilnya Teh. Alhamdulillah nama ane keluar. Masalahnya, yang Turki juga hasilnya udah keluar, dan nama ane juga ada….."






V: "Kyaaaaaa! Lalu? Lalu?"
O: "Akhirnya ane minta masukan ke orang tua dan saudara-saudara, nggak luput, kiai ane di pesantren. Dengan beberapa pertimbangan dan istikharah, akhirnya ane putusin ke sini, Islamic University Madinah. Salah satu pertimbangannya adalah, di sini beasiswanya full."






V: "Keceeeeeee kaleeeeee!"
O: "Suasana di sini juga mendukung belajar. Mau umroh, bisa kapan aja. Haji bisa setiap tahun, asal mau aja. Sebuah kesempatan yang sulit didapatkan."






V: "Huwaaaaaaaaah! IRIIIIIIIII! Eh Bi, mungkin banyak orang yang suka menyamaratakan Arab secara kesatuan area. Bisa lu jelaskan tentang perbedaan-perbedaannya?"
O: "Kalau secara bahasa, Arab itu luas Teh. Jadi beberapa negara di Afrika Utara pun pake bahasa Arab, Lebanon sampai Iraq pun pake. Tapi kalau dilihat dari bangsanya, bangsa Arab aslinya ya yang ada di Timur Tengah. Saudi, Qatar, Bahrain, Oman, Yaman, UEA. Jadi, aslinya bangsa Arab adalah dari Yaman, dari situ baru menyebar."






V: "Wiiiih, gue demen nih sama sejarah kaya gini…."
O: "Kabilah Yaman kan suka dagang ke negara-negara sekitar, akhirnya menyebarlah kabilah-kabilah Arab. Nah, untuk yang di Afrika Utara, secara ras mereka sebenernya bukan ras Arab, makanya kalau Teteh maen ke Magribi atau Maroko, mereka terlihat agak kebule-bule-an. Sama seperti di Lebanon dan Suriah, hanya saja mereka menggunakan bahasa Arab. Nah, bahasa Aran masuk ke negara-negara tersebut, ketika penyebaran Islam di mulai. Dengan menyebarnya Islam, menyebar pula bahasa Arab ke negara-negara sekitar Timur Tengah. Bahasa Aran di negara-negara tersebut juga beda-beda logatnya Teh. Ada penyebutan hurufnya juga yang berbeda. Sebagai contoh; huruf 'jim', kalau di Saudi dibacanya ya 'jim', tapi kalau di Mesir dibacanya jadi 'gim'. Padahal penulisannya sama. Kalau di Saudi 'Jamal', kalau di Mesir jadi 'Gamal'….."






V: "Tiba-tiba gue inget Gamal Abdul naseer! Wakil Mesir buat konferensi KAA! Sama si Kwame Krumeh dari Ghana! Pelajaran SD banget! Kakakakaka! Jadi nih Bi, lu ada di mana sekarang?"
O: "Di kota Madinah Teh….."






V: "Udah berapa lama tinggal di Madinah?"
O: "Udah satu setengah tahun Teh."






V: "Di Madina tepatnya di mana Bi?"
O: "Kira-kira 1,5km dari Masjid Nabawi, di ujung Sultonah Street, deket Masjid Quba. Kalau tinggal, ane di asrama kampus Teh, di dalem kompleks kampus."






V: "Hidup di sana gimana Bi?"
O: "Sebenernya Madinah ini kota sepi Teh, cuma keramaiannya terpusat di sekitar Masjid Nabawi. Jadi, selain di sana sih, tenang kotanya. Orang-orang di sini cenderung tertutup Teh, jadi jarang tuh kita lihat anak-anak pada maen bareng di depan rumah. Biasanya mereka pada di dalem rumah, malah nggak jarang sesama tetangga nggak saling kenal. Pager rumahnya setinggi-tinggi alaihim gambreng Teh, kalau namu, nggak bisa tuh kita ujug-ujug namu, bisa dipastikan nggak bakal dibukain pintu, kita harus janjian lewat telepon atau apalah, nah kalau janjian jam 8, nggak bisa dah kita dateng jam 7, nggak bakal dibukain pintu!"






V: "Wooooot!"
O: "Di jalan-jalan itu sepi Teh, orangnya pada di dalem rumah semua. Biasanya mereka pada keluar pas malem Jumat."






V: "Malem Jumat? Ngapain?"
O: "Di sini kan weekend-nya setiap malem Jumat. Biasanya pada ngegelar di taman Teh, satu keluarga gitu. Bapaknya pada santai-santai sambil ngeteh. Anak-anaknya pada maen di taman. Nah, cewek-cewek Saudi juga biasanya keluar pas weekend ini, kalau seharihari ya paling di dalem rumah, pulang sekolah or kampus, mereka pada langsung pulang ke rumah. Di sini cewek pergaulannya terbatas Teh….."






V: "Maksudnya?"
O: "Nggak bisa déh pacar-pacaran atau ngumpul-ngumpul sama cowok yang buka saudaranya. Cewek juga aib kalau jalan keluar sendiri. Mereka harus bareng saudara laki-laki mereka atau bareng cewek-cewek lain, tapi banyakan."






V: "Gagal déh tujuan lu buat macarin cewek Arab ya Bi? Kekekeke….."
O: "Kakakakaka. Sekedar kepengen aja Teh, cuma yakin, nggak bakal terealisasi."






V: "Kenapa gitu?"
O: "Cewek sini kalau nikah sama non Saudi, nama keluarganya akan hilang. Orang Saudi kan, di belakang namanya pasti ada nama qabillahnya. Misalnya, Fahd Alqohtoni, nah entar kalau cewek Arab nikah sama dia, nama belakangnya bakal Alqohtoni semua, ngikut nama qabilah bapaknya. Lah kalau nikah sama ane? Bakal ilang tuh garis keturunan Arabnya."






V: "Qobilah tuh kaya marga ya Bi?"
O: "Iya Teh. Lagian cewek di sini gaya hidupnya mewah Teh, nggak sanggup ngempaninnya…."






V: "Mewah?"
O: "Jadi gini Teh, sebelum nikah aja, khusus mahar atau mas kawin, minimal kita harus nyiapin 25.000 real, sekitar 60 juta-an kali ya….Cowoknya harus udah siap rumah beserta isi-isinya, plus mobil!"






V: "Nggak bisa dinego maharnya?"
O: "Itu istilahnya udah dari keluarga atau qobilah yang biasa banget Teh."






V: "Kalau udah demen banget gimana tuh Bi?"
O: " Gimana mau demen??? Ketemu sama ceweknya aja susah banget. Di sini ya paling perjodohan Teh."






V: "Nggak mungkin ya Bi, misalnya lu ngeliat cewek lagi jalan, terus lu naksir, terus lu lamar buat dinikahin?"
O: "Kan pada pake cadar Teh, matanya doang yang keliatan. Yaaaa, paling mentok, idungnya yang keliatan. Itu juga udah bikin lemes liatnya, kok bisa matanya pada cakep-cakep gitu???? Tapiiiiii, sekalinya belanja, bolong dah kantong kita, kalau ane sih nggak kuat déh…."






V: "Si Obi curcoooooool! Cieeeeee yang dibuat lemes sama mata cewek Arab, kekekeke. Tapi, kalau misalnya ada cewek non Arab nikah sama Arab gimana tuh Bi?"
O: "Nah kalau gitu sih bisa, kan marga dari cowoknya Teh."






V: "Apakah lu pernah denger ada kasus cowok non Arab yang nikah sama wanita Arab?"
O: "Belum pernah Teh. Tapi, mungkin ada, kalau keluarga ceweknya udah nggak terlalu berpegang budaya sini. Misalnya udah lama tinggal di US, ya tapi milih cowoknya juga yang tajir."






V: "Mungkin nggak Bi ada cewek Arab yang bakal minta dinikahin sama lu Bi?"
O: "Tau déh Teh, ngebayanginnya aja ane udah susah. Tapi kalau bener sampe ada yang naksir sama ane, ane bakal bikin perjanjian."






V: "Perjanjian?"
O: "Sehari cuma boleh minta 50rebu!"






V: "Hahahahahaha! Terus nih Bi, kalau misalnya gue nyebutin kata 'Arab' atau 'King Saudi of Arabic'. tiga hal yang muncul pertama kali di benak lu apa?"
O: "Haji, gurun, kaya."






V: "Boleh dijelaskan?"
O: "Haji. Setiap tahun, Saudi nih rame dengan jemaah hajinya Teh. Jutaan orang, dalam satu waktu dan satu tempat, berkumpul. Teteh kalau ada di tengah-tengah hiruk pikuk itu bisa merinding. Jutaan orang dari berbeda-beda suku bangsa dan bahasa, semua pake seraegam yang sama, kain putih dan ini devisa Saudi sampe hari kiamat Teh. Karena setiap tahun, umat Islam seluruh dunia pasti melaksanakan ibadah haji."






V: "Mangteeeeffff!"
O: "Gurun. Mayoritas memang Saudi ini gurun Teh, mau kemana-mana pasti isinya gurun. Sebenernya kalau berpergian di Saudi ini agak membosankan Teh, soalnya di perjalanan, kanan-kiri, hanya pasir atau batu-batu."






V: "Iya juga ya….."
O: "Kaya. Kalau kaya….Duuuh orang sini sih nggak nanggung-nanggung Teh, satu keluarga, minimal mobil tiga! Mobil-mobil mewah itu berseliweran di mana-mana. Kalau udah awal bulan nih, itu toko-tokok elektronik biasanya diborongin!"






V: "Kyaaaaaa! Biar KTP nunjukin warga Republik Indonesia, tapi rezeki pengen kaya orang Saudi Arabia…."
O: "Kakakakaka."






V: "Punya pengalaman yang tidak terlupakan selama di sana?"
O: "Jadi kampus ane ini Teh, memang dikhususkan untuk anak-anak asing. Jadi 80% mahasiswanya dari berbagai negara, hampir 160-an negara. Dari negara-negara Eropa, Amerika, sampe negara-negara yang denger namanya aja baru pertama kali pas perkenalan di kelas. Nah, dari yang beragam inilah banyak hal-hal baru yang ane tahu Teh. Ane jadi tau gimana sifat-sifat dan kebiasaan orang dari berbagai negara atau benua. Ternyata ya Teh, di beberapa negara, cowok gandengan tangan tuh dianggap biasa. Kaya, ane pernah digandeng sama temen dari Yaman, gandengan tangan dari kelas ke asrama ane…..Haduuuuuh, rasanya tuuuuh iiiiiiiih…..Geli, geleuh gitu dah! Gandengannya juga bukan sekedar gandengan, jadi jari-jarinya tuh saling menyilang gitu Teh! Udah kaya pasangan suami istri! Eeeeeeee……Geli déh kalau ngebayanginnya lagi! Malah rangkulan pundak sesama cowok itu yang dibilang maho."






V: "Huahahahahahahahahaha!"
O: "Ane nih di kamar kan berempat, jadi satu kamar disekat jadi empat. Temen ane satu dari Russia, satu lagi dari Senegal, satu lagi dari Singapur. Nah, ini yang Russia, maunya AC sedingin-dinginnya, udah kaya di kutub. Lah yang dari Senegal, maunya sekecil-kecilnya, malah kalau bisa dimatiin. Akhirnya kamar ane suka ribut. Pernah, lobang AC-nya sama si anak Senegal dilakban! Nggak lama, sama anak Russia dibuka lagi! Ampuuuun déh! Nah, kita yang dari Asia Tenggara, cuma jadi penonton, pasrah. Si Russia bilang ini, ya kita setuju. Si Senegal bilang itu, ya kita setuju."






V: "Huahahahahahaha! Terus, akhirnya gimana Bi?"
O: "Akhirnya, ane putuskan pindah Teh. InsyaAllah abis liburan, mau pindah kamar. Tipe Indonesia banget ya? Menghindar dari masalah, nyari jalan aman aja…."






V: "Huahahahaha! Gokil!"
O: "Kalau anak Cina beda lagi Teh. Ane liat pada nggak serius kuliah, dateng ke kelas nggak bawa apa-apa, mukanya kusem, rambut berantakan, Udah mah matanya sipit kan ya? Tampang-tampang baru bangun tidur. Di kelas, kerjaannya maenin Hp, tapi pas udah kelar kuliah, langsung ke parkiran….Masuk ke mobil audi! Di sini mereka lebih ngutamain bisnis Teh, makanya rata-rata anak Cina sih bermobil. Ngagk tau itu anak Cina pada gimana bisnisnya, tapi mobilnya juga bukan yang ecek-ecek. Anak Indonesia mah punya sepeda aja udah wah banget."






V: "Itu anak Cina, beasiswa juga Bi?"
O: "Semua anak asing yang di Saudi, beasiswa Teh."






V: "Terus duit dari mana buat beli mobil-mobil mewah itu???"
O: "Pada dagang mereka, kerja sama orang Saudi."






V: "Eh iya Bi, klau yang non muslim, di sana gimana ibadahnya?"
O: "Ya sama aja Teh, cuma non muslim itu nggak boleh masuk Mekah dan Madinah."






V: "Temen-temen lu muslim semua Bi?"
O: "Iya Teh, banyak juga yang mualaf."






V: "Si Cina tajir itu juga muslim ya Bi?"
O: "Iya, mereka muslim Teh. Biasanya mereka udah mualaf dari negaranya, terus daftar beasiswa lewat internet, kadang ada yang masih keliatan tatto atau bekas tindikannya. Pokoknya macem-macem banget di sini Teh, ada Suriname juga, dia nggak bisa ngomong bahasa Indonesia, tapi lancar banget ngomong jawa-nya…."






V: "Hahahahahahaha! Ada nggak sih Bi yang nyampe Madinah baru Mualaf gitu?"
O: "Nggak ada Teh, untuk yang dari negara non Islam, mungkin harus menyertakan bukti agama Islam."






V: "Hooo. Terus, apa aja nih yang udah lu dapetin dari Madinah?"
O: "Yang jelas, pengalaman Teh. Pengalaman yang mahal banget, yang belum tentu orang lain bisa dapet. Di samping, ilmu pastinya, dan alhamdulillah udah sempet haji juga, tanpa harus menunggu bertahun-tahun kaya di Indonesia, dibayarin lagi."






V: "Beuuuuu, kayanya lu satu-satunya anggota kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) yang udah ada titel 'haji'-nya nih. Lu udah pernah ke mana aja nih Bi selama di sana?"
O: "Paling Mekah sama Jeddah. Belum sempat ke kota-kota lain. InsyaAllah kalau ada kesempatan, ane pengen keliling Saudi sama negara-negara sekitar sini."






V: "Di antara Mekah sama Jeddah, mana yang paling mengena di hati Bi?"
O: "Mekah Teh. Jeddah sih ya tipe-tipe kota besar, rame. Kalau di Mekah, sebenernya rame juga, tapi ya sama jemaah umroh. Kalau udah di Masjidil Haram, bawannya hati tenang Teh, apalagi sambil mandangin ka'bah. Yang nggak pernah ane lupa, ane pernah di barisan pertama dari seluruh barisan shalat di dunia, ane solah di paling depan, depan ane udah bener-bener langsung ka'bah Teh! Tanpa penghalang apapun! Dan hanya berjarak kurang lebih satu meter….."






V: "Pengeeeeeeeeeeen ke ka'bah Bi…."
O: "Amin ya Rab…."






V: "Kangen sama Indonesia nggak Bi?"
O: "Kangen banget! Soalnya di sini lingkungannya beda banget sama Indonesia."






V: "Yang paling dikangenin apa Bi?"
O: "Suasananya Teh. Hujannya. Ane udah satu tahun setengah nggak ketemu ujan Teh…."





V: "Obiiiiiiiii! *Nyodorin ember bekas nadahin aer hujan di Cibinong. Ada rencana balik ke Indonesia Bi?"
O: "InsyaAllah akhir Mei. Libur summer, kita dapet jatah pulang. Balik lagi ke Arab abis lebaran."






V: "Iriiiiii! Terus nih Bi, selain Arab, ada nggak tempat-tempat yang pengen lu kunjungin?"
O: "Ane pengen ke Eropa Teh. Walaupun kemaren udah ke Turki, malah tambah penasaran, mau ke Perancis, Italia, Jerman. Ane iri juga sama Teteh yang udah ke Italia."






V: "Aaaaah gue mah nggak seberapa lah, sama lu yang pernah deket sama rumah Tuhan…."
O: "Kalau di Indo pengen ke Raja Ampat."






V: "Bisa berenang Bi?"
O: "Bisa Teh. Kebetulan ada temen dari Indonesia yang asalnya dari sana."






V: "Dari dulu temen-temen gue pada pengen ke Raja Ampat, gue mah kagak….Da nggak bisa berenang T.T"
O: "Kakakaka, Teh air laut kan semakin naek, masih yakin nggak mau bisa berenang?"






V: "Gue bisa berenang sih Bi, asal pake ban T.T"
O: "Kakakakakaka!"






V: "By the way, lu punya lagu yang 'lu-dan-Arab-Saudi-banget' nggak Bi?"
O: "Biasanya ane denger lagunya Padi, 'save my soul'. Kebetulan ane emang fans berat Padi, eh nggak lama ke sini, Padi ngeluarin album 'Save My Soul'. Itu instrumennya agak Arab gitu, jadi lah ane dering dengerin lagu itu."







V: "Kalau misalnya nih ya Bi, gue pengen ke Madinah, sebagai turis tapinya, ada 'do & dont's rule-nya nggak?"
O: "Teteh kan cewek nih ya, jadi jangan jalan-jalna sendiri, jangan terlalu dandan mencolok. Pokoknya lebih baik dihindari, orang jahat kan ada di mana-mana. Bawa uang yang banyak, biasanya ibu-ibu pada hunting emas di sini, tokonya juga banyak. Dan, ya luruskan niat aja, kalau emang mau ibadah di sini. Kadang emang suka ada yang aneh gitu Teh…."






V: "Aneh gimana?"
O: "Entah katanya lagi dibales atau apalah. Kalau ini kejadian nyata. Waktu itu, hari Jumat, ane kelar maen bola di lapangan luar kampus. Di perjalanan pulang, kita naek mobil salah satu anak Indonesia, waktu itu kita ngeliat orang Indonesia yang udah agak tua gitu, jalan di pinggir jalan. Si kakek ini, kalau dari seragamnya, ya seragam jemaah umroh, yang aneh…..Kok bisa sampe jalan ke sini? Padahal itu jauuuuuh banget dari Masjid Nabawi, kayanya sih kakek ini nyasar."






V: "Terus? Terus?"
O: "Akhirnya kita samperin dan pas kita deketin si kakek ini udah jutek gitu. Kita tanya, 'kakek mau ke mana?' Dia bilang, 'mau pulang ke rumah'. Mungkin maksudnya hotel. Terus kita tanya, 'hotelnya di mana?' Dia jawab, 'di belakang Masjid', sambil jutek gitu Teh. Kakeknya kaya nggak seneng gitu dengan kedatangan kita. Terus kita jelasin, ini udah jauh banget dari Masjid Nabawi, kita tawein si kakek ini, biar kita anter pake mobil."






V: "Lalu?"
O: "Eh si kakek ini malah marah-marah. Dia bilang, 'jangan macem-macem ya sama saya, saya pensiunan TNI!' sambil gerutu-gerutu nggak jelas. Akhirnya kita minta diliatin ID card-nya, yang dikalungin di leher. Biasanya emang di sana ada nomor penanggung jawab dari travelnya, biar bisa kita hubungi."






V: "Iiiiih seruuuu….."
O: "Tapi, si kakek ini malah ngeyel dan tetep nggak mau ngasih. Sambil terus marah-marah bilang, 'jangan macem-macem sama saya!' Malah tadinya mau kita paksa angkut, soalnya itu emang udah jauh banget Teh. Itu kita kelar maen bola sekitar jam 10.30 PM. Kemungkinan si kakek balik ke hotel, pasti abis subuh. Berarti berapa jam dong tuh kakek jalan? Dan si kakek ini tetep aja nggak mau kita bantu."






V: "Akhirnya gimana Bi?"
O: "Akhirnya dengan berat hati kita tinggalin. Si kakek tetep jalan kaki. Kalau nggak salah sih, ke arah bandara. Kalau kata temen ane sih, lagi diapus dosanya kali. Soalnya kita jelas-jelas udah mau nolong, dari yang baek-baek sampe yang mau kita angkut. Tapi tetep nggak bisa. Sampe seakrang ane masih suka kepikiran kakek itu, nggak tau nasibnya déh. Nggak tau tuh kakek punya dosa apa di Indonesia, tapi ya cuma Allah aja yang tahu…."






V: "Gue jadi takut nih Bi, gimana ya cara Tuhan 'nyuci' dosa gue? Lanjut lagi ya Bi, punya rencana ke depan?"
O: "Biar kuliah beres aja. Rencana sih liburan musim depan mau backpack ke Jordan. Doain aja Teh, rencananya mau naik bus ke sananya."






V: "Kyaaaaaa, amiiiiin! Ditunggu live reportnya…Pertanyaan terakhir nih Bi, dari segala macam yang udah lu alami selama ini, terutama dari pengalaman lu di Madinah, apa yang membuat lu paling bersyukur bisa hidup sampai saat ini?"
O: "Alhamdulillah ane diberi keluarga dan temen-temen yang luar biasa Teh. Tanpa keluarga ane yang terus support dan temen-temen ane yang super, ane nggak bisa punya mimpi-mimpi sebesar ini. Percaya nggak Teh? Karena temen-temen ane dulu di pesantren, malah ane sampe berjanji nggak akan kuliah di Indonesia dan harus kuliah di luar negri."






V: "Alhamdulillah tercapai ya Bi…."
O: "Alhamdulillah Teh, sebelum di Madinah, ane juga sempet kuliah di Malaysia, cuma sampe D1. Emang mimpi-mimpi itu ajaib banget Teh, mimpi-mimpi itu ane anggap sebagai bahan bakar lokomotif kehidupan. Dari bahan bakar inilah lokomotif bisa sampe mana aja. Sama seperti mimpi, dengan mimpi, hidup kita bisa mencapai apa saja."






V: "Obiiiiiiiii, kalimat penutup yang dahsyat banget! Syukron for the time :)"


***



Sekiranya begitulah cerita dari Obi di Arab Saudi. By the way, interview ini dilakukan sekitar akhir bulan Mei, dan sesuai cerita yang temen-temen baca, si Obi ini bakal pulang ke Indonesia dari awal Juni sampai lebaran. So, buat temen-temen yang lagi berdomisili di kawasan Jekardah dan sekitarnya, bolehlah ketemu langsung sama si Obi ini, kali-kali ada yang mau bertukar pikiran sekaligus titip aer zamzam, atau pengen nikah sama cowok-cewek Arab, kali-kali si Obi bisa jadi mak comblang….Kakakakaka!

Kadang saya suka bingung déh sama orang-orang yang demo di jalan, yang bilang kalau budaya Barat itu tidak baik. Walaupun menurut kepercayaan yang saya anut, agama ini adalah seluruh umat, namun tak dapat dipungkiri bahwa keyakinan saya ini merupakan bagian dari kebudayaan Arab sono. Dan kayanya, udah jelas-jelas di kitab yang pernah saya baca, menyatakan bahwa, seluruh ras manusia itu dianggap sama di hadapan Tuhan, terkecuali amalnya :)

Jadi kayanya nggak cuco' ya kalau ngomong budaya yang ada di negri kita itu lebih baik dari budaya orang sebrang. Everything has its own advantages and disadvantages :) Percaya déh, Tuhan nyiptain otak buat kita bukan cuma untuk dipake buat dapetin gelar aja :)





Sumber foto.

1 komentar:

  1. Subhanallahhh. . .
    merinding deh sama interview yg ini (plus bacanya sambil dengerin lagunya opick yg "Taubat"), apalagi yg cerita tentang "kejadian aneh si kakek", jadi inget dosaaaa, hahaha, LOL. . .
    Selama ini aku cuma punya motivasi bisa dpet beasiswa di perguruan lokal doang,itu aja uda bangganya minta ampun, ternyata apa yg aku pengenin belom seberapa daripada tekad Obi buat kuliah di luar negeri, hebatnya dia. . .
    Ow iya, aku uda follow blog km ya, aku suka banget sama bahasa penyampaian km, jadi inget novelis favoritQ Hilman (Novelis Lupus), bener-bener bikin ngakak dan gak mbosenin XD.
    Kalo mau mampir2 yak ke blogku, beauty blog siyyy, tapi sapa tau aja km minat :D

    http://dhewiesnotes.blogspot.com/

    BalasHapus