Senin, 12 Desember 2011

Cerpen kesembilan

Waaaaaow sudah memasuki cerpen ke sembilan! *Keprok-keprok!

Kapan sih cerpennya bakal selesai??? Oooouch! Sampai saya ditawarin jadi bintang film sama Mira Lesmana dooong ah! Kekekekeke!

Yuk ah, yang ketinggalan ceritanya, bisa cek beberapa link di bawah ini:







Okay, untuk sontrek cerpen kali ini saya mau pake salah satu lagu favorite saya lagi aaaah…







***

CSI: Bojong Gede




Akhirnya aku sampai juga di bandara Cengkareng. Goku, salah satu murid jin kura-kura, sudah menungguku dengan awan kintonya. 


Tak sampai lima menit, aku sampai di Changi Airport. Aku berusaha mencari Kasem Sinatwong Na Ayutthaya. Tak disangka, tak dinyana, menurut group facebook group girlband yang ia anggotai, salah satu fansnya dari kelompok jubah hitam telah membawa Kasem Sinatwong Na Ayutthaya ke pedalaman desa Bojong Gede. 


Awan kinton itu kembali membawaku ke tanah air. Aku turun di depan perumahan Bojong Asri Indah Sekali. Di sana aku disambut oleh tukang ojek berkumis tipis, Paman Kogoro. Dia mengantarkanku ke depan rumah tempat kongkownya anggota kelompok jubah hitam.


Dari balik pagar besi yang ditutup oleh plastik bermotif bunga rafflesia arnoldi, aku melihat sekelibat bayangan Kasem Sinatwong Na Ayutthaya yang sedang dipaksa untuk meminum  obat, mirip tablet konidin.


Paman Kogoro yang sedari tadi mengikutiku, ia membuka knalpot motornya, dan dengan sekali kedipan mata genit, knalpot itu sudah berubah menjadi sebuah kapak sakti bertuliskan angka 212 di tengah-tengahnya. 


Aku menggunakan kapak 212 untuk membuka gembok rumah tersebut. Aku kaget melihat Kasem Sinatwong Na Ayutthaya, bukan karena luka bekas disundut rokok pada betisnya, namun lebih kepada wujudnya yang masih seperti laki-laki tulen. Dadanya rata, yang ada malah perutnya kotak-kotak kaya anggota 2PM.


Sebelum aku sempat mengeluarkan jurus momtong jireugi. Sekumpulan orang bule berjaket FBI, keburu menyergap tempat persembunyian klompotan jubah hitam tersebut. Aku membantu Kasem Sinatwong Na Ayutthaya untuk bangun. Kedua kakinya tampak lemas sekali.


Kasem Sinatwong Ayutthaya menjelaskan padaku, bahwa sebenarnya selama ini dia hanya menyamar menjadi anggota girlband Korea, untuk membututi salah satu anggotanya yang dicurigai merupakan bos dari klompotan jubah hitam.


Aku menangis tersedu, kenapa ia sampai meninggalkanku tanpa pemberitahuan. Kasem Sinatwong Na Ayutthaya hanya berujar, kalau dia sungguh merasa menyesal karena telah mengajak mantannya untuk menonton film Arwah Kuntilanak Duyung, tanpa sepengetahuan diriku.


Aku menampar muka Kasem Sinatwong Na Ayutthaya. Sungguh kejam nian dirinya! Aku meninggalkannya di perumahan Bojong Asri Indah Sekali. Aku harus memulai hidupku yang baru. Tanpa Kasem Sinatwong Na Ayutthaya!


***


Eh, kalau misalnya Mira Lesmana nggak mau mengejewantahkan cerpen saya menjadi sebuah film, ya udah déh dijadikan FTV SCTV di siang bolong juga nggak apa-apa T.T Eh tapi, jangan deng, meningan dijadiin sinetron berantai aja déh, mulai dari season ramadhan 1433 H sampe si Upin ama Ipin punya rambut panjang sampai sebahu.

1 komentar:

  1. oh may gaad, ieu jalan caritana makin teu eucreug pisan nyaaa? hahaha... #ngakak pagi2

    BalasHapus