Kamis, 31 Maret 2011

Tararengkyuh sadayana \(^_^)/

Haiiiiiiiiii, teman-teman kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) sadayana.

Hai-hai, masih inget sama postingan tentang rusaknya sepatu yang biasa saya pake kemana-mana??? Salah satu tujuan saya kerja part time selama ini juga tak lain dan tak bukan, untuk bisa membeli sepatu baru.

Soalnya, dengan keadaan sepatu saya yang sekarang ini, saya sering mengalami kesemutan setelah jalan-jalan dalam waktu yang cukup lama (6-8 jam). Padahal kaki saya ini adalah modal utama buat traveling alla kere-aktif. Kalau pake sepatu yang biasa saya pakai dahulu, saya nggak pernah ngalamin kesemutan. Atau…..Mungkinkah otot kaki yang saya punya itu semanis wajah saya??? Sampai-sampai semut berani ngegerayangin gitu??? Aw aw aw, pantat yang mulia Teteh Piera mulai minta dicebokin pake bubuk mesiu rupanya, sodara-sodara…

Dan……..Aduuuuuuh, gimana ya ngomongnya? Nggg, barusan, nggg…Hmmm, barusan…Hmmmm, aduuuuuh, deg-deg-an nih ngomongnya, nggggg….Gimana ya??? Hmmmm, gini déh, sebelumnya yang mulia Teteh Piera téh ingin berterima kasih pisan kepda kalian semuanyaaaaaaa. Aaaaaargh cup cup muah! Alhamdulillah! Puji Tuhan! Dengan kekuatan bulan akan menghukumu!

Aduuuuuh, saya téh yah meuni pengen meluk kalian satu-satu! Berkat doa kalian semua, akhirnya…Akhirnyaaaaaaaaaa….A-K-H-I-R-N-Y-A…Aw-aw-aw….Akhirnyoooooooo…….. Setelah Raul Lemos mempersunting Krisdayanti…Akhirnyoooooooo oh akhirnyooooo….Finally, yang mulia Teteh Piera punya sepatu baruuuuuuu jugaaaaa! Ya Tuhan! Beneran déh, kalau bukan karena doa kalian, saya nggak mungkin bisa punya sepatu dalam waktu dekat ini. Ape mau dikate, bekgron sih bole dah negara Italia, tapi keadaan dompet masih nggak jauh beda sama mahasiswa Indonesia...







"Okay, first of all I would like to say thank you to the God, my Dad, my mom, Miss Kapkeks, Mbak Luki and Mas Suwen who rocked my world recently. Then, to all my friends at kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) and to all galau people in the world! Salam lof, pis, en g4vL!" Cihuuuuuuuuui, saya berasa udah kaya Natalie Portman yang menangin oscar gara-gara pelem Angsa Hitam aje nih, kekekeke.







Tapi, beneran lhooooo, tadinya saya pikir, saya baru bisa mewujudkan mimpi saya untuk punya sepatu lari baru itu sekitar akhir tahun 2011, ketika jumlah gaji dari kerja part time saya sudah terpenuhi. Eh taunya, yang namanya Tuhan mah selalu ngasih rezeki dengan cara terkeren yang Dia punya. Di akhir bulan Maret, saya dapet rezeki yang nggak disangka-sangka dan saya bisa beli sepatu baru ini.

Makasih ya buat temen-temen yang sering galau di luar sana. Konon katanya orang-orang galau itu adalah orang-orang yang hatinya sedang teraniaya dan sudah menjadi rahasia umum, kalau doa orang teraniaya itu katanya lebih sering dikabulkan. Kekekeke! Semoga kegalauan senantiasa bersamamu…..

Oh iya, untuk ucapan terimakasih kepada semua doa teman-teman kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) yang udah ngedoain biar yang mulia Teteh Piera bisa punya sepatu baru, saya belum bisa beliin kalian tiket pesawat ke Italia PP, tapi saya baru bisa mempersembahkan salah satu tembang kegemaran saya. Sebuah tembang dari The Bird and The Bee berjudul 'my love'.







Beneran déh, semuanyaaaaaaa yang ngedoain saya buat bisa punya sepatu baru, I would like to say that ALL OF YOU ARE (kaya judul lagunya The Bird and The Bee) MY LOVE! Makasih ya! Mille grazie! Nuhun pisan! Thank you very much! Danke! Arigatoooou! Syukron!

Rabu, 30 Maret 2011

Quote of March 29th, 2011

Kekekeke, there's another sticker that I put on my wall…







"I don't care about what anybody says about me, as long as it's not true…"




It seems a little bit ignorant. Tapi ada masanya ketika saya bener-bener mikirin opini orang lain tentang saya. Pada akhirnya apapun yang saya lakukan berujung pada kebahagiaan orang lain, bukan kebahagiaan diri sendiri. Yang ada saya jadi capek sendiri. I mean, what people think about you is none of your business.

Misalnya ada yang ngomong, "Iiiih suara yang mulia Teteh Piera selembut Gita Gutawa lagi ngeden di pematang sawah!" well, I don't care about this opinion, pada kenyataannya, suara nahan dahaknya Shireen Sungkar itu lebih terdengar amboi-indahnyo dibandingkan nyanyian merdu yang keluar dari mulut yang mulia Teteh Piera.

Lain perkara kalau ada yang bilang, "waaaaow wajah yang mulia Teteh Piera mirip Nikita Willy!" Well, I couldn't agree more! Kyaaaaa~ Kyaaaa~ Lansung pengen buat season ramadhan-nya shit-netron Putri Yang Tertukar….Nggg, misalnya jadi….Putri Yang Tertukar: Sama Ulet Bulu.


As the end of the post, I would like to share one of my favorite music videos. I have been playing this tunes for such a long time and I have never got bored with the clip! It's totally awesome! Sometimes, when I heard a bad opinion about me, I would played this song, turned the volume up, danced in front of the mirror, then said "Viera! You're such P.Y.T, catching all the lights!" Kekekeke! Somehow, I would felt better :)






However, I want all those shirts, for sure!

Senin, 28 Maret 2011

Quote of March 28th, 2011

(Another posting about what I put on my wall).

Somebody asked me yesterday, "Viera, what is your life recipe?"

And this is my absolute answer…







"(Listen)3 thrice,
(Think)2 twice,
(Speak)1 once."


And it never changes…

Yup, resep ini nggak pernah berubah…..Sama kaya perasaan Raul Lemos kepada Krisdayanti!

Aduuuh, saya masih terkena euphoria pernikahan dua insan yang sedang dimabok laut cinta ini. Eh gossipnya pernikahan mereka itu abis 2 milyar ya??? Waaaaaaaaaaaaaow, bisa beli tiket PP Roma-Jakarta executive class, ngggg…..Sekalian deh saya nyarter pesawat hercules aja buat landas di Soekarno-Hatta.







"Mimpi apa gue di retweet sama Raul Lemos????" Tau déh ini Raul Lemos beneran atau bukan, tapi abis liat timeline ini, saya langsung pengen dengerin lagu...



#nowplaying Anang feat. Aurel - Tanpa Bintang

Minggu, 27 Maret 2011

Quote of March 27th, 2011

Another sticker that I put on my wall.







"Faster. Cheaper. Better. Pick any two….."



Ungkapan 'you can't have everything in once' itu bener banget! Sama kaya prinsip sanitasi yang selalu saya jungjung sampe saat ini. Kalau kamu mau nambah makan, setidaknya kudu ada yang dibuang alias kamu kudu boker dulu. Kamu bisa makan pasta, dilanjut bakso, nambah toge goreng, dan ngunyah perkedel sebagai makanan penutup. Tapi, biar nggak atit eyut, abis makan pasta, ya buang hajat dulu gitu…Baru lanjut lagi makan bakso.

Satu-satunya yang bisa 'faster-cheaper-better' itu kayanya cuma video demenan saya yang satu ini déh, ber-bekson lagu-lagu dari akang-akang dep pang (ditulis: daft punk). Video yang ngandelein kecepatan (faster) tangan, bermodal rendah (cheaper), dan menurut saya, lebih bagus (better) daripada video aslinya.

Kalau nggak sabar pengen liat betapa faster-cheaper-better-nya nih video, kalian bisa cepetin ke menit 1:50. Tapi, sebagai penggemar akang-akang dep pang (ditulis: daft punk) sejati mah, I recommended you to watch since the beginning, jadi keliatan proses faster-cheaper-better-nya.







Atulaaaaah, akang-akang dep pang (ditulis: daft punk) téh kapan mau ngadain konser di Cibinong? Aduh, lagu-lagu dari akang-akang dep pang (ditulis: daft punk) itu selalu buat hati Neng Piera cenat cenut! Jadi bingung nih, meningan milih daft punk atau Bisma SM*SH ya??? Aw, aw, aw, saya kudu shalat istikharah kayanya…Pokoknya apapun yang temen-temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) lakukan, kalian harus ngelakuinnya kaya lagu akang-akang dep pang (ditulis: daft punk) ini, "work it harder, make it better, do it harder, make us stronger…"

Sabtu, 26 Maret 2011

Quote of March 26th, 2011

Hai teman-teman kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!), yang mulia Teteh Piera ini punya kebiasaan buat nulis kata-kata yang bisa membuat saya termotivasi di kertas sticker terus saya tempel déh di tembok kamar. Salah satunya adalah yang di bawah ini:







"When the world pushes you to your knees,
you are in the perfect position to pray…"


Kalau saya lagi down abis-abisan, saya bisa curhat semalam suntuk sama si Papap, tilpun Madame Futrih 'Atut 'Atit 'Ati, skype-an 3 jam sama Donskih si Penari Ular, chatting sama Oom Yogs si teman curhat tengah malam. Tapi, di kala itu, saya lupa kalau saya punya Yang Nyiptain si Papap, Madame Futrih 'Atut 'Atit 'Ati,, Donskih si Penari Ular, dan Oom Yogs si teman curhat tengah malam, Dia, Si Maha Pengabul doa dengan cara paling keren, yang nggak pernah saya sangka-sangka.

Jumat, 25 Maret 2011

am I in Italy? Or somewhere else?

Beberapa percakapan yang buat saya makin yakin untuk bergalau-travelling kembali.

Di suatu siang (nggak pake 'sundel') bolong, si Mamam telepon pake program messenger-call-conversation.
yang mulia Teteh Piera (V): "Mam, kayanya besok aku mau ke Venezia déh, ada temen ngajak ke sana..."
si Mamam (M): "Oooh gitu, emang nanti di sana tinggal sama siapa? Bla, bla, bla, bla…(Dilanjutkan dengan pertanyaan-pertanyaan ala ibu-ibu yang khawatir sama anak perempuannya yang keseringan galau di negri orang ini)"

Seminggu kemudian…

Lutpih si kembaran saya yang lebih jelek 40%: "By the way Pe, kata nyokap lo, lo jalan-jalan sampe Venezuela. Gue sampe terpana gitu!"

Okeh...

Buat temen-temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) lainnya: Harap diperhatikan, dipahami, digaris-bawahi, di-stabilo-i, dipelototi, Venezia itu salah satu region di Italia, sedangkan Venezuela itu salah satu negara Amerika Selatan.

Buat si Mamam: Doakanlah anakmu ini, biar bisa ngajak Mamam ke Eropa dan Amerika Selatan, jadi Mamam bisa ngebedain yang mana Venezia, yang mana Venezuela.


Di kala matahari tenggelam di ufuk barat pegunungan Italia.
yang mulia Teteh Piera (V): "Wiiiiiin, lepi gue rusak touchpad-nya! Besok gue kudu ke Perugia, buat ngebenerin! Hiks, hiks, hiks, masa gue kudu ngeluarin duit lagi sih????"
Jeung Wintjeh (W): "Edaaaaan, keren banget lo! Benerin komputer aja sampe ke luar negri?"
V: "Hah? Luar negri?"
W: "Iya, itu Perugia. Asik banget ya lo, lepi rusak, tapi bisa jalan-jalan…"
V: "Ya, Italia emang luar negri sih, tapi pan emang dari dulu gue di Italia."
W: "Lah, Perugia?"
V: "Perugia pan masih di Italia Win."
W: "Praga itu Perugia bukan?"

Well…

Buat temen-temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!): Nama boleh sama-sama diawali huruf 'P' tapi Perugia itu adalah salah satu kota di bagian utara regio Umbria-Italia, sedangkan Praga (dibaca: Praha) itu ibu kota negara Republik Ceko.

Buat Jeung Wintjeh: Win, mari kita mengumpulkan pundi-pundi emas warisan kerajaan Majapahit buat dipake jalan-jalan keliling Eropa, mari kita ke Perugia dan Praha basamooo baduooo, indahnyooo dunioooo! *minta dilempar jam rumah gadang!







Tapi, yang namanya ucapan itu doa. Kali-kali aja saya dapet kesemptan berkunjung ke Venezuela atawa Praha. Eimeeeeeen.

Be te we, Saya ini salah seorang penggemar sejati long-advertisement nya T-Mobile. This is one of the most heart-touching advertisement I've ever seen. I was crying a lot when I heard the song that started to play at 2:28. Aaaaaaargh, gini nih nasib jadi perantau yang nggak jelas kapan bisa balik ke tanah air.


Kamis, 24 Maret 2011

Quote of March 24th, 2011




"Ada yang bilang mutusin pacar lewat sms itu nggak jentel ya??? Ya udah, aku mau mutusin kamu lewat speaker mesjid!"



-Samsudin, 31thn, marbot sebuah mesjid di kawasan Rawa Mangun, ditinggal pacarnya kawin sama anak ustadz pesantren di Rawa Belong-



Lagu kenangan Bang Jamaludin #NOTplaying

Rabu, 23 Maret 2011

Tips En Triks Menghindari 'Tangan Rakyat Jelata'

Lagi enak-enaknya cebok di toilet umum cewek di Stasiun Assisi…Tiba-tiba ada sebuah tangan masuk dari lobang pintu bawah WC yang sedang saya diami.

WOOOOOOOOOOOOT~ Ini ada rakyat jelata yang mau ngintips yang mulia Teteh Piera lagi pipskih alias pipis??? Atulaaaaaah, saya tau, saya itu cantik, baik, dan menarik, namun saya ini hanyalah seorang manusia biasa, pipis saya masih air, belum berubah jadi berlian!

Gara-gara ketakutan, akhirnya saya cebok hampir 10 menit sambil ngeliat tuh tangan rakyat jelata menggapai-gapai lantai WC yang saya diami. Boooo, pipisnya aja cuma 30 detik, ceboknya sampe 10 menit, kurang bersih apalagi coba pantat yang dimiliki oleh yang mulia Teteh Piera ini???

Akhirnya si tangan rakyat jelata itu berhenti 'ngelus-ngelus' lantai WC yang saya diami. Saya keluar dari WC dengan perasaan takut dan kulit pantat yang mengkerut gara-gara kelamaan cebok.

And you know whaaaaaaat???? Saya ngeliat seorang laki-laki lagi pipis di kubik yang terletak tepat di sebelah kubik WC tempat saya pipskih barusan, dengan keadaan pintu WC yang terbuka. Padahal udah jelas-jelas tertera sign system bahwa itu WC cewek!

DEM! Ini mah udah dapat dipastikan pencuri!

Okeh, jadi gini guys. Dibandingin dengan Jerman, Belgia, Austria, dan negara-negara besar Eropa lainnya, kasus pencurian di Italia itu bisa dibilang cukup tinggi.

Sebenernya ini bukan pengalaman pertama buat saya. Saya pernah ngalamin hal serupa di tempat kejadian yang nggak jauh berbeda, yup, di mana lagi kalau bukan di WC umum stasiun yang nggak usah bayar.

"Maksudnya WC umum yang nggak usah bayar itu apa yang mulia Teteh Piera???"

Ngggg, saya ambil contoh WC umum di stasiun Roma Termini, di sana kita kudu bayar 0.80 euro (sekitar 7000-8000 perak) buat ngebuka pintu WC-nya. Untuk jenis WC-WC prabayar kaya gini, saya bisa memastikan kemungkinan kamu bakal ketemu pencopet itu kecil sekali, karena biasanya di WC jenis ini, bakal dipasang kamera pengawas di pintu masuknya. Tapi, banyak WC-WC di stasiun kecil tersedia secara haratesh, salah satunya adalah WC umum di Stasiun Assisi. Sumpah déh tempatnya cosy banget buat eek lama-lama sambil namatin Harry Potter nomor 7, tapiiiiiiiiiiii, bi kerful sama 'tangan-tangan rakyat jelata' yang berkeliaran.

Tapi, buat yang mulia Teteh Piera yang demen mangkal di terminal Kampung Rambutan, pelabuhan Tanjung Priok, sampei stasiun Cawang, gaya pencuri Italia masih kurang lihai dibanding pencopet di tempat-tempat yang saya sebutkan barusan. Jadi, alhamdulillah, saya nggak pernah kecurian apapun selama ber-galau travelling di Italia.

Sebagai salah satu penggemar boker sambil kayang, yang mulia Teteh Piera, punya tips en trik buat kamu-kamu yang mau ngadain toilet trip ke Italia.

1. Baca doa masuk WC, biar buang hajat-nya barokah.

2. Bawa botol/gelas plastik yang udah diisi aer sebelumnya. Buat orang Indonesia, saya yakin, temen-temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) punya sugesti tersendiri, kayanya kurang afdol aja gitu cebok kagak pake aer, sedangkan toilet di Italia cuma nyiapin tisu buat elap-elap ombeh kamu.

3. Simpan tas kamu yang berisi dompet, passport, tiket pesawat buat balik, hengpon, sampe foto yang mulia Teteh Piera di tempat yang aman, jauh dari pintu masuk. Atau kalau bisa ya nggak dilepasin dari tangan kamu.

4. Kalau WCnya lagi sepi, minta temen kamu nemenin kamu, suruh dia tunggu di luar buat jagain barang-barang bawa-an kamu.

5. Corat-coret tembok dengan tulisan kaya; 'yang mulia Teteh Piera was here' atau 'buat: Cika (1F) B aja dong!' is a BIG NO-NO! Kamu harus inget, kalau kamu itu lagi di Italia! Bukan di WC sekolah-sekolah g4vL di Indonesia! Lagian, kalau mau nyorat-nyoret mah nggak usah nanggung-nanggung! Buat mural aja sekalian di ntuh WC! Kita kudu ngemajuin dunia per-WC-an Indonesia ye, ketika sisi artistik ente-ente pade entuh kudu lebih dikedepankan daripada sisi sarkastik semata…Pokoknya jangan sampe gara-gara nila setitik rusak susu sebelah…Ente pikir nih pribahasa kagak nyambung sama tulisan ane? Sama. Ane pikir kagak nyambung juga. #tapi #gadihapus

6. Baca doa keluar WC. Konon katanya, WC itu tempat favorit para jin buat nongkrong. Takutnya tuh jin ngikutin ente keluar dari WC, meningan ente-ente siapin jampi-jampi pamungkas sesuai agama dan kepercayaan ente-ente pade. Eh abis baca doa keluar WC, baca juga doa enteng rezeki ama enteng jodo, pan kita kagak pernah tau kapan Tuhan ngabulin doa kita, kali-kali aja doa ente pas keluar tuh WC adalah doa yang pertama dikabulin. Siapa juga yang kagak mau dilancarin rezeki ama jodo-nye???

Oh iye, selesai pipskih sambil ditemani grepean sebuah tangan rakyat jelata di lantai WC umum buat cewek di stasiun Assisi, yang mulia Teteh Piera menyempatkan diri membeli cemilan buat dimakan di dalam kereta. Maklum yang mulia Teteh Piera bakal naek kereta jenis Intercity, di mane kagak ada tukang jualan keliling ala tukang tahu di kereta ekonomi Jabodetabek. En yu nou wat, I found this!






Howaaaaaaaaaaaaaaa, ketika my favorite candy meets my favorite coke! Sekarang udah ada belum permen mentos rasa cola di Indonesia??? Soalnya, waktu saya berangkat ke Italia mah, belum ada tuh.


P.S: Assisi??? Tunggu cerita tentang galau-travelling saya ke kota Assisi, ketika touchpad saya udah nggak rusak lagi atau…KETIKA SAYA UDAH DIBERI REZEKI BERLEBIH BUAT BELI I PAD 2, kekekeke. Gara-gara touchpad lepi saya rusak, saya jadi nggak bisa aplot foto dari kamera saya ke lepi :((

Quote of March 23rd, 2011

Saya baru buka my own facebook lagi dan saya langsung disambut sama salah satu statusnya Nyonya Helhah,

"The Girl you just called fat? She has been starving herself and has lost over 30 lbs. The Boy you just called stupid? He has a learning disability and studies over 4 hours a night. The Girl you just called ugly? She spend hours putting makeup on hoping people will like her. The Boy you just tripped? He is abused enough at home. There's a lot more to people than you think.."







Yang Mulia Teteh Piera satuju pisan! Instead of saying, "the girl is not beautiful…" Let's say, "the girl is not beautiful YET…But she will be, for sure!"

Selasa, 22 Maret 2011

101 Pengisian

Huhuhuhuhu, beneran déh, pasar buku bekas itu emang nggak ada matinyeeee! Nggak di Indonesia, nggak di Italia! Suka, suka, suka! Malahan saya punya cita-cita pingin honeymoon ke pasar buku bekas lho! Pasar buku bekas di New York, pasar buku bekas di Ulan Bator, sampe pasar buku bekas di Liechtenstein! Kekekeke, pasar buku bekas di sini sih cuma buat jadi judul depan-nya doang yeeee….

Setelah beli komik serial Topolino a.k.a Donald Bebek, terus ada juga Braccio di Ferro a.k.a Popeye Si Pelaut, (tenaaaaang, di dalem buku-buku yang saya beli, nggak ditemuin bom kaya yang dikirimin ke rumahnya Ahmad Dhani), sekarang saya mau share buku bekas yang baru saya beli…







La Carica dei 101. Mungkin dari judulnya, udah keliatan sedikit clue-nya???







Ho-oh! Ini terjemahan para translator Italia untuk '101 Dalmatians'! Tapi jujur nih ya, kalau tanpa liat gambar covernya, saya nggak bakal ngeh kalau ini adalah buku cerita para anjing totol-totol itu!






Jadi gini, kata 'La Carica' itu memiliki arti sebagai 'sebuah pengisian'. Jadi, saya sempet ngira nih buku cerita punya judul '101 Cara Pengisian' (entah apa yang diisi???) atau 'Pengisian 101...' (101 apa???).

Braccio di Ferro?

Belum juga terpecahkannya Misteri dibalik pemberian nama Topolino terhadap tokoh Donald Duck, saya menemukan keanehan lainnya dalam penyebutan tokoh-tokoh kartun yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Italia.

Braccio di Ferro (dibaca: bra-ci-yo di fer-ro), kalau secara harfiah sih artinya 'the wrestling-arm', tapi arti sebenernya itu lebih kepada 'si tangan kuat'.







Hayoooo kira-kira temen-temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) udah pada bisa nebak belum, tokoh kartun apakah gerangan????

Yup, yang pake kain putih, di-iket tangannya, yang dari tadi loncat-loncat, yang tepat berada di belakang orang yang lagi baca postingan ini! Kayanya udah nggak sabar banget pengen jawab!

Ho-oh! Bener banget! Braccio di Ferro adalah nama lain dari….Popeye the sailorman (hampir nulis sailormoon), tuuut tuuuut!







Waduuuuuh, translator Italia itu kalau nerjemahin kagak nanggung-nanggung yak!







Tunggu postingan tentang buku-buku terjemahan ke bahasa italia lainnya :) Biar dibilang pedit (padahal irit), kalau buat buku mah saya rela ngeluarin duit banyak-banyak, kekekeke. Pasar buku bekas is my truly heaven!

Indomie KW super

Saya kemaren sempet pergi ke Perugia, buat ngebenerin lepi saya. Saya sungguh terpuruk saat diberitahu bahwa saya kudu ngeganti casing lepi saya secara keseluruhan, yang pada akhirnya membulatkan tekad saya untuk mengubah tujuan ngumpulin duit buat beli sepatu baru jadi buat beli i pad 2 aja.

"Hiks, hiks, hiks, ya Tuhan ini kah cara-Mu untuk mengabulkan doa-ku buat bisa beli i pad 2? Ya Tuhan berikanlah aku i pad 2 dari langit, ngggg, jangan deng ya Tuhan, serem aja gitu ngebayangin tiba-tiba ada i pad 2 loncat dari langit. Ngggg, gini aja déh, ya Tuhan, bisa nggak aku dapet i pad 2 gratisan?" Ya Allah tolong teman Baim ya Allah…

Selain doa-memohon-i pad, saya mau share beberapa barang yang saya beli di Perugia.

"AFAH???? Yang mulia Teteh Piera beli barang di Italia???? Bukannya yang mulia Teteh Piera itu terkenal sebagai orang paling pedit ya? Mau makan aja pake bahan-bahan yang udah kadaluarsa!"

Yuhuuuuu, tenang sob, pedit ama irit itu emang beti! Alias BEda-beda TIpis!

Temen-temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) udah tau pan kalau ane ini suka ngidam indomie. Dan alhamdulillah nih saya nemu sebungkus indomie di salah satu china store di Perugia! Walaupun bukan rasa empal gentong, yang saya idam-idamkan, tapi setidaknya saya masih bisa makan indomie seutuhnya.







Selain beli indomie, yang mulia Teteh Piera juga beli mie asli Korea. Maklum, yang mulia Teteh Piera nggak sempet dateng ke konser 2PM di Indonesia kemaren. Aaaaaah, padahal yang mulia Teteh Piera udah pengen ngelus-ngelus wajah Wooyoung oppa, si pria bermata kecil, berkulit mulus, dan bisa salto itu. Tapi, setidaknya kita ngeliat bulan yang sama, aduuuuh jadi maluuu, yang mulia Teteh Piera masih kena syndrome supermoon. Huwoooooo, ngomong-ngomong supermoon, jadi kangen pangeran Endimion, pacarnya si putri Serenity di kerajaan bulan yang dipisah paksa sama Queen Veril!







Eits, tunggu dulu, postingan ini belum selesai. Di sela-sela saya beli makanan favorit saya (indomie) dan makanan favorit pacar saya (eits, ngaku-ngaku) ramyun, saya menemukan…..







Tererojeng, terojeng, terojeng!







Gokiiiiil! Ini duplikatnya indomie sob! Namanya 'Mi goreng'. Sumpah! Berani dicium Wooyoung oppa dari pipi kanan sampe pipi kiri! Nggak ada editan sama sekali! Tulisannya, bener-bener: M-I-G-O-R-E-N-G! Dan udah tauuuuu dooooong, negara mana nih yang berani-beraninya 'ngopy-cat' makanan favorit sejuta umat WNI ini???







Yo-i! Apalagi kalau bukan, Cina! Tapi, yang anehnya, pas saya baca tempat produksinya, terteralah: Thailand.

Oh iya, yang mulia Teteh Piera itu punya teori cepat-tepat, gimana cara mengetahui bahwa suatu produk itu baru bisa dikatakan laku??? Jawabannya: Kalau tuh negara RRC udah buat duplikatnya, belalti lu puny balang lumayan laku di pasalan, koh. Jadi, terbukti dong ye, makanan sejuta umat WNI itu laku benjet…

Oh iya, di postingan kali ini, saya juga mau ngucapin selamat menempuh hidup baru buat KD sama Raul Lemos. Kapan nih Oom Raul ngundang yang mulia Teteh Piera ke Timor Leste atawa Portugal??? #sokdeket.

Misteri Topolino

Untuk mempermudah saya mempelajari bahasa Italia, daripada baca buku tebel-tebel, tapi kagak ngarti, akhirnya saya memutuskan untuk membeli komik loakan.

Kemaren kebetulan ada pasar buku murah. Satu buku dihargai 0.30-0.50 euro (4000-7000 rupiah) saja.

Dan jatuhlah pilihan yang mulia Teteh Piera terhadap sebuah buku yang…Nggg, sebenernya, kalau dari cover-nya sih saya udah sering liat, di Indonesia juga banyak. Tapi, kalau diliat dari judul tuh komik, saya agak sedikit sanksi.






Topolino?

Yup! Ini dia komik Donald Bebek! Tadinya saya sempet ngira, jangan-jangan ini komik bajakan komikus Italia, jadi para komikus Italia itu buat cerita yang tokohnya diambil dari kartun-kartun Walt Disney. Tapi, ternyata dugaan saya itu salah besar, tet-tooooot! Ini komik asli buatan Disney yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Italia.

Saya juga sempet bingung, kenapa cuma Donald Duck aja yang berubah drastis namanya ya? Kenapa nggak jadi Donald-anatra? Kan bahasa italianya 'duck' itu 'anatra'. Soalnya kalau MIckey Mouse, Minnie Mouse, Pluto, sama tokoh-tokoh Disney lainnya itu namanya tetep nggak berubah lho. Mungkin ada dari salah satu temen-temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) yang bisa bantu memecahkan misteri ini?

Senin, 21 Maret 2011

Quote of March 22nd, 2011





"Mantanmu, harimaumu!"

-Kak Yulia, 26 thn, pelatih lumba-lumba di Taman Safari, ke-gap lagi selingkuh sama mas-mas yang suka ngebersihin kandang beruang madu-

Wisata oh wisata

Nikmat Tuhan itu nggak bakal ada abisnya buat dihitung! Begitu juga dengan dunia pariwisata Indonesia!







Saya baru buka facebook lagi nih dan saya baru menyadari bahwa jaman pamer foto-foto gaya telunjuk-di-bibir-manyun-pipi-chubby tampak sudah tidak unyu lagi. Kayanya temen-temen saya lagi pada berlomba saling pamer foto dengan bekgron berbagai tempat pariwisata yang mereka kunjungi. Mulai dari gapura selamat datang di Wonogiri sampe menara Eiffel di Paris jadi bahan empuk buat dijadikan latar belakang foto yang mereka ambil.

Terkadang saya suka miris sama komentar, "ngapain sih jalan-jalan ke luar negri??? Indonesia aja nggak pernah lo kelilingin???" Yang mulia Teteh Piera pun langsung kembali menangis di pojokan WC umum di stasiun Roma Termini.

Atulah ya bukannya nggak mau keliling Indonesia. Cumaaaa, terkadang, biaya perjalanan ke Wakatobi itu lebih mahal daripada jalan-jalan ke Praha. Kalau kaya gini caranya sih, saya cuma bisa nungguin kapan Bapak Bondan pensiun dari kerjaannya yang suka jalan-jalan kuliner itu a.k.a nunggu ada yang ngebayarin.

Emang sih pengalaman travelling saya itu belum sehebat teman-teman kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) yang g4vL-g4vL ini. Cuma dari beberapa objek wisata yang pernah saya kunjungi di Indonesia dan di luar Indonesia, saya bisa menyimpulkan bahwa…..Objek Wisata di Indonesia itu ada se-abrek-abrek! Tapiiiiiiiii, objek wisata yang ramah turis itu masih bisa di-itung pake jari kaki seribu atau masih belum terlalu banyak.

Dipikir-pikir, ya nggak salah juga temen-temen sepermainan bola bekel saya yang dari Italia itu cuma tau Bali dan sekitarnya. Ya, kumaha deui atuh ya, salah satu pulau yang emang mencari devisa utama pemda-nya dari pariwisata, baru terlihat Bali aja. Walaupun sekarang sudah banyak pulau-pulau lainnya yang nggak mau kalah sama pulau yang setelah menjadi latar pelem Eat, Pray, and Love, jadi terkenal dengan julukan The Island of Love tersebut.

Ada beberapa teman saya yang demen menyalahkan pemerintah, sering bilang "pemerintah itu nggak bisa memajukan dunia pariwisata Indonesia!" Ngemaju-in??? Tsunami kaleeeeeee??? Katanya tuh Pulau Kyushu maju 24cm gara-gara tsunami di Jepang kemaren.

Sebagai orang yang selalu terus mencoba menerapkan pemikiran bahwa tugas utama pemerintah itu adalah di bidang birokrasi dan sisanya adalah tanggung jawab warga negara Indonesia di tempat mereka tinggal masing-masing, saya mencoba berpikir dari segi seorang blogger perantau galau yang demen meracau.

Saya itu sebenernya kurang suka sama sebuah sistem yang menyatakan bahwa suatu negara dapat dikatakan baik, ketika cadangan devisa negaranya bisa buat replika Tembok Cina dengan skala 1:2. Buat saya suatu negara itu baik, ketika penduduknya merasa aman, nyaman, dan tentram ketika tinggal di negara tersebut. In my opinion, Indonesia dapat dimasukan sebagai salah satu negara yang buat warganya merasakan hal-hal yang telah saya tulis sebelumnya.

"WOOOOOOOOOOT! Ape lu kate yang mulie Mpok Piera??? Lu bilang, Indonesia itu aman, nyaman, en tentram??? Ente kesurupan arwah hantu telepon seluler???"

Tenang sob, sabar, sabar. Banyak temen saya yang bilang, kalau Indonesia itu panas, macet, negara korup, orang-orangnya demen ngaret, sampah di mane-mane, asep kendaraan bermotor berkeliaran, sok apa lagi? Saya yakin, masih banyak keluhan yang masih bisa disampaikan.

Sebelum kalian nambahin keluhan-keluhan tersebut, boleh nggak saya nanya, yang temen-temen keluhin itu Indonesia atau Jakarta? Atau kota-kota besar lainnya yang sedang kalian tinggali?

Yup, Jakarta itu ibu kota NKRI yang bisa membentuk pencitraan tersendiri terhadap asumsi yang disampaikan dari negara yang bersangkutan. Tapi, di NKRI itu nggak cuma ada Jakarta, Bandung, Surabaya, Makasar, Yogyakarta, Padang, dan kota-kota besar lainnya aja. Kota-kota besar dan padat penduduk itu juga ditopang oleh kota, kecamatan, kelurahan, kampung, RW, sampe RW yang berada di sekitarnya.

Kalau mau ngomong korupsi, di Italia juga ada. Kalau mau ngebahas macet, di Amerika juga ada. Kalau mau ngeluhin sampah berserakan, di Inggris juga ada. Menjadi penguasa perekonomian dunia, kaya India dan China, juga nggak menjamin kalau para penduduknya merasakan ketentraman.

Di Indonesia, saya punya tetangga, namanya Oom Pariwono, beliau ini salah satu imigran asli China daratan. Waktu saya nanya, kenapa nggak tinggal di China aja? Toh Indonesia nggak lebih baik dari RRC? Dia cuma bilang, "Kamu tau nggak kenapa hampir di seluruh dunia itu ada yang namanya chinatown? Karena, selain dari bagian invansi kebudayaan, para imigran itu udah ngerasa nggak nyaman tinggal di Cina…"

Terus, saya juga masih inget sama pembukaan pidato Obama di UI tahun lalu, di mana beliau meminta maaf atas keterbatasannya berbicara bahasa Indonesia, dikarenakan teman-teman Indonesia-nya yang tinggal di Amerika kebanyakan memilih untuk pulang kembali ke NKRI setelah menyelasikan tugasnya. Kenapa coba mereka lebih memilih balik ke Indonesia?

Kalau pake logika nih ya, Indonesia itu sebuah negara yang berlokasi di daerah rawan bencana, pendapatan per kapita nya juga masih di bawah negara-negara maju, sistem pendidikannya masih belum baik, dan saya yakin temen-temen masih bisa nambahin sendiri alasan-alasan lainnya. Tapi dengan segala alasan sebagai sebuah negara yang-katanya-nggak-nyaman, kok kita masih beridiri kokoh di posisi empat sebagai negara yang memiliki jumlah penduduk terbanyak di dunia. Harusnya sih, temen-temen ini pada lari aja ke luar negri, cari tempat yang lebih asoy-geboy buat ditinggalin.

Salah satu kerabat saya yang sudah kerja di Italia selama 20 tahun yang gajinya bisa dipake buat keliling Eropa juga, pada akhirnya lebih memilih untuk menjalani masa pensiunnya di Indonesia. Padahal sebenernya dia udah bisa mengajukan permohonan untuk menjadi warga Italia, di mana masa pensiunan-nya dapat dipastikan lebih sedikit terjamin. Tapi, ternyata, terjaminnya sisi ekonomi itu bukan berarti terjaminnya rasa bahagia ya?

Dan ini masih jadi pertanyaan tersendiri buat saya, hampir setiap kunjungan saya ke beberapa luar negri atau denger dari cerita temen-temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) yang sedang berkesempatan untuk tinggal di luar negri, saya dan mereka ini nggak pernah nemuin kawasan besar tersusun semacam Chinatown atau little India untuk penduduk Indonesia yang sedang berdiam diri di luar negri. Ya, kalau komunitas, perkumpulan, atau paguyuban sederhana sih banyak. Tapi nggak pernah bisa ngalahin banyaknya komunitas Chinatown atau little India.

Balik lagi ke masalah objek wisata.

Saya terkadang suka pengen ketawa miris, kalau lagi ngebaca ulasan-ulasan berita mengenai sebuah tempat objek wisata di Indonesia yang masih asli, tapi mulai si penulis malah ngeluh karena setelah kedatangan wisatawan tuh objek wisata jadi rusak. Lah, yang jadi masalah itu bukan 'kedatangan wisatawan'-nya, tapi kedatangan tangan-tangan jail (dan belum tentu wisatawan) yang merusak lingkungan sekitar. Kalau baca ulasan semacam gini tuh saya suka bikin opini sendiri, mungkin penulisnya lagi galau (kaya saya, red) pas nulis, jadi hasil tulisannya tampak labil. Katanya pengen ngenalin objek wisata ke orang luar, tapi kok malah disuruh jangan dateng, soalnya malah ngerusak si objek wisata. Masa cuma si penulis doang sih yang boleh dateng ke tuh objek wisata??? Iyuuuuuh, k0k qMuwH 61tcHu 513cH s@m4 aQ????

Salam lof, pis, en g4vL!

Minggu, 20 Maret 2011

Media oh media

Menurut yang mulia Teteh Piera, apapun itu bisa dikatakan baik jika terjadi sebuah keseimbangan. Termasuuuuuuk…..Tayangan-tayangan televisi di Indonesia.








Siiiiigh~

Saya itu suka kesel sendiri kalau lagi nonton acara-acara tipi dari Indonesia. Prime time-nya di isi sama shit-netron shit-netron yang sering banget buat para pemirsanya mengerutkan dahi sambil mencetin komedo! Pernah tuh saya nonton, salah satu shit-netron, di mana pemerannya yang ceritanya masih SMA (tapi udah pake ei syedou ama lipstik kaya mau ke kondangan nikahan anaknya Presiden) berencana ngeracunin temennya pake racun bubuk (padahal kita-kita udah tau, kalau racun itu cuma garem! Peulisss bapak produser, mata anak-anak g4vL jaman sekarang itu suseh buat ditipu). Ciaaaaaaaaaaaaat~ Wataaaaaaaaaaaaaau! Suweeeeeeeer déh, saya langsung pengen nerapin jurus tongkat pemukul anjing-nya An Cit Kong ke si script writer!

Atulaaaaaaaaah, biar sering galau gini, yang mulia Teteh Piera pernah ngerasain masa-masa SMA juga. Tapi bisa dibilang 90% masa SMA saya dan teman-teman semuanya dipenuhi dengan berbagai cara biar nggak kena remidial sampe cara tepat dan jitu biar lulus UAN. Dari beberapa teman saya. ada yang ikut les tambahan, belajar kelompok, shalat tahajud 23 rakaat, atau nyontek berjamaah DAN NGGAK PERNAH TUH TERBERSIT SAMA SEKALI DI OTAK SAYA BUAT NGASIH RACUN KE TEMEN YANG PELIT NGASIH JAWABAN PAS ULANGAN! Walaupun tipe temen kaya gini tuh bikin kesel juga sih, tapi berani sumpah-sampah-serapah, saya nggak pernah berpikir untuk ngasih kalium sianida ke dalam es teh yang lagi dia minum. Suweeeer!

Setelah mulai agak pesimis sama tayangan shit-netron shit-netron semacam itu, akhirnya yang mulia Teteh Piera beralih pada tayangan berita. DAAAAAN, lagi-lagi, isinya itu tentang ancaman bom di rumah artis yang tersohor, maling ayam yang lagi dihajar massa, sampe berita koruptor yang nggak pernah ketangkep (somehow, saya jadi inget Edi Tansil, apa kabar ya beliau? Semoga senantiasa selalu berada dalam lindungan-Nya. Perasaan kita udah lima kali ganti presiden, tapi kagak pernah ketangkep juga).

Lanjut nonton acara gossip-gossiip-an…Saya ini termasuk salah seorang yang tidak setuju dengan diharamkannya infotainment oleh MUI. Boooo, udah nggak dapat dipungkiri lagi, di belahan dunia manapun, selebriti dan wartawan itu saling membutuhkan. Dari Paris Hilton sampe Caca Handika nggak bakal bisa yang mulia Teteh Piera kenal, kalau tanpa bantuan dari ulasan para wartawan di medianya masing-masing.

Balik lagi ke konsep 'keseimbangan' yang menurut saya masuk akal.

Jadi gini, saya bukannya mau tutup kuping sama pemberitaan Gayus yang bisa bolak-balik masuk penjara, kaya yang mulia Teteh Piera bolak-balik masuk WC kalau abis makan cabe pake gorengan (cabe pake gorengan????? Yo-i! Perbandingan cabe sama gorengan yang saya makan itu bisa 5:1). Tapi ya tolong atuh berita tentang bobroknya pemerintah itu diimbangi sama berita rencana TNI AL membebaskan kapal MV Sinar Kudus dan awaknya yang dibajak oleh bajak laut Somalia menggunakan operasi militer, di apple macbook dan macbook pro superdrive (DVD RW-Optic)-nya asli made in Indonesia, sampe terbitnya sebuah buku berjudul 'Aankomen in Bali' karangan Inggrid Vander Veken, seorang novelis tersohor asal Belgia.

Di era digital seperti sekarang, menurut penerawangan yang mulia Teteh Piera, udah nggak g4vL tembak-tembakan pake bom nuklir. Udah lah uranium mah dipake buat membantu pasokan listrik ke daerah-daerah aja. Sekarang itu jamannya perang media, di mana negara yang memimpin dunia adalah negara yang bisa menguasai media pemberitaan.

Yang mulia Teteh Piera ambil contoh, Amerika. Ente-ente pade udeh tau pan tuh negri terkena krisis gila-gila-an. Mulai dari krisis ekonomi sampe krisis kepercayaan sama pemerintahnya. Tapiiiiii, satu dari lima orang di dunia, masih ngejawab Amerika, kalau ditanya, "mau cari penghidupan di mana?" Menurut saya, pemerintah Emrik kudu berterimakasih sama industri pertelevisian mereka yang getol banget membuat pencitraan bahwa Emrik masih terlihat sebagai negara adidaya di dunia.

Salah satu hal yang saya pelajari selama tinggal di Italia ini adalah mengenai betapa kuatnya pengaruh media di dalam dunia per-politk-an Italia. As you know, Berlusconi, si presiden Italia sekarang itu demen banget pesta pora bersama para gadis muda di bawah umur dan beliau juga merupakan satu-satunya presiden yang melakukan face-lifted (itu lhooo operasi ngencengin kulit) biar wajahnya keliatan tampak lebih muda. Tapi, dengan segala skandalnya itu, kenapa coba dia bisa terpilih menjadi pemimpin negara yang tersohor sama menara Pisa-nya ini lebih dari sekali??? Soalnya media televisi Italia itu hampir 70% dikuasai sama beliau. So, ketika kalian ngeliat ada sebuah berita bahwa Berlusconi punya cem-cem-an baru gadis imigran dari Mesir yang masih berumur 17 tahun, dengan cepatnya berita-berita di televisi yang dikuasi Berlusconi itu memberitakan berita lain. Hmmmm, kayanya saya udah mulai bisa nyium bakal muncul 'Berlusconi' versi Indonesia nih, kekeke.

Sama kaya zamannya pemerintahan alm. Soeharto waktu dulu. Di mana beliau bener-bener nguasain pertelevisian Indonesia sejadi-jadinya. Di mana berita tragedi Tanjung Priok ketutup dengan suksesnya dengan berita keberhasilan Indonesia menjadi negara swasembada pangan. Dan kalian liat hasilnya dong dari 'pengaruh media' yang dilakukan alm. Eyang yang satu itu??? Kagak nanggung-nanggung ciiiin, beliau berkuasa selama 32 taoooon lamanya. Akika tinta mawar boooo!

Buat saya, senjata berkedok media itu lebih sadis daripada pistol paling berbahaya sedunia. Soalnya kalau pistol mah paling tidak ngelumpuhin salah satu anggota tubuh kita, tapiiiiii, yang namanya media pertelevisian……Mereka itu bener-bener 'melumpuhkan' otak kita, mereka itu bener-bener ngebentuk pola pemikiran kita yang nonton.

Misalnya nih ya, sama kejadian tsunami yang terjadi di Jepang baru-baru ini. NHK, salah satu channel TV di Jepang kagak pernah nayangin korban-korban yang bergelimpangan dengan sarkasnya ditambah efek-efek lagu bernada menyayat sembilu yang membuat Jepang lebih dikenal sebagai sebuah negara yang bisa cepat bangkit. Bandingin sama Indonesia waktu tsunami Aceh 2004 yang lalu, kayanya setiap jaringan televisi lokal itu saliing berlomba menayangkan adegan-adegan mengharu biru dengan bekson lagu-lagu yang sendu, yang pada akhirnya mebuat citra Indonesia sebagai negara yang lebih patut dikasihani.

Ya, kita perlu juga tayangan-tyangan televisi untuk mengetahui keadaan terbaru dari area bencana yang baru terjadi, tapi menurut saya, lebih dibutuhkan rasa kemanusiaan yang berlebih daripada tayangan-tayangan para korban bencana dalam keadaan yang kurang baik, untuk memberikan bantuan. Kalau kata Shinici Kudo mah, "perlukan sebuah alasan untuk menolong orang lain?"

Well, sekali lagi, saya bukannya nggak suka sama tayangan-tayangan pemberitaan televisi Indonesia. Di lain sisi, mereka itu bisa dikatakan sebagai 'pencambuk' pemerintah untuk bekerja lebih baik dan sebagai pembuka cakrawala bagi pemirsanya. Di tahun 1998, saya nggak pernah tau ada negara namanya Macedonia atau Tajikistan, kalau bukan karena salah satu acara jalan-jalan di sebuah televisi swasta. Tapi, yang saya kurang suka itu adalah pembagian porsi dari tayangan yang mereka sampaikan.

Ketika sebuah tayangan televisi itu dikatakan baik hanya dikarenakan rating yang bagus, bukan karena dampaknya kepada masyarakat luas.

Siiigh~ Jadi kangen sama acara Dunia Dalam Berita TVRI setiap jam 7 malem di mana di bagian sisi kiri bawahnya selalu ada orang yang melakukan bahasa isyarat untuk membantu para tuna rungu.

Sabtu, 19 Maret 2011

Karena Dedih itu cowok dan cowok itu Dedih. Jadi, Dedih suka cowok?

Hiks, hiks, hiks….

Setelah menangis dikarenakan kerusakan touchpad si lepi, sekarang yang mulia Teteh Piera meneteskan air mata kembali. Masih di tempat yang sama, WC umum di stasiun Roma Termini. Cih! Bayar 0.80 euro (sekitar 9000 perak, red) cuma buat nangis doang!

Salah satu teman kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) yang sering galau nun jauh di sebrang samudera sana (siapa lagi kalau bukan…..) si Dedih, mulai merasa gundah gulana melanda kembali.

Kalian masih ingat postingan tentang seberapa terpuruknya Dedih yang sedang mengalami dilema percintaan dua insan remaja yang sedang dimabuk gelora asmara???





Yak, pemilik foto ini sering banget kena gasin, alias galau syndrome. Padahal umurnya masih muda, tapi kegalauan tiada henti meluluhlantahkan jiwa mudanya yang masih berapi-api kaya kompor gas merk miyako! Miya-KO ya Ded, bukan Miya-BI, walaupun dua-duanya sama-sama bikin panas juga sih.

Jadi gini, Dedih lagi naksir seorang cewek di kelasnya, dari penerawangan Seus Piera di pegunungan Italia, nih cewek juga tau kalau si Dedih naksir sama dia. Uuuuuh co cuiiiiit~ Tapiiiii, sayangnya Dedih nggak seberani Jendral Sudirman melawan penjajah. Buat ngelawan perasaan takutnya untuk menyatakan cinta pada sang pujaan saja, Dedih sudah jiper.

Dedih itu bagaimana sih??? Katanya mau ngalahin kegantengan Lee Min Ho??? Kalau ditilik dari wajah doang mah susah Ded. Dedih tau sendiri kan, wajah Lee Min Ho itu gantengnya naudzubilahhimindzalik! Sedangkan wajah Dedih …..Nggg, Seus Piera nggak enak ngomongnya di sini. Kalau masalah wajah, kayanya lebih baik kita ngomong secara private aja ya Ded...

Seus Piera ngerti kalau Dedih ngedenger "ciyeeeeeeeee…." dari temen-temennya Dedih yang g4vL itu pas Dedih baru mau ngedeketin cewek demenan Dedih , Dedih udah ngerasa takut duluan, Dedih ngerasa bagai sedang dikirimi ancaman bom. Terus Dedih langsung berencana ngelaporin temen-temen Dedih ke kantor polisi terdekat gara-gara phobia Dedih akan kata "ciyeeeeh…."???? Inget Ded! Dedih itu anaknya Papi-Mami-nya Dedih dan Dedih itu bukan Ahmad Dhani!

Peulissss déh Ded. Dedih itu cowok dan cowok itu Dedih . Jadi, Dedih suka sama cowok???

Sebagai seorang wanita, Seus Piera ngerti gimana perasaan cewek yang lagi ditaksir Dedih . Dia pengen Dedih nyatain duluan, soalnya Dedih itu cowok dan cowok itu Dedih . Jadi, Dedih suka cowok??? Nggg, kok balik lagi ke sini ya???

Dedih bisa langsung tembak cewek demenan Dedih itu di depan kelas, di depan temen-temen Dedih yang g4vL itu, atau di depan guru biologi Dedih (kenapa harus guru biologi? Tanyakan saja pada deburan ombak di pantai Karabia.)

Seus Piera juga baca cerita Dedih ngasih susu dancow di tempat minum warna ungu yang Dedih tuliskan di blog Dedih yang jarang di update itu, Seus Piera ngerti kok, pasti pikiran Dedih lagi terpecah belah kaya guci Tiongkok yang dijual di Pasar Uler, antara UAS, cewek demenan Dedih , sampe fakir miskin dan anak-anak terlantar yang seharusnya diurus oleh negara. Seus Piera ngerti kok Ded, ngertiiiiii bangeeeeet….

Yang sabar ya Ded, UUD '45 emang udah banyak berubah Ded dan fluktuasi perekonomian negara makin tak menentu. Tapi, Dedih nggak usah mikirin hal-hal semacam itu! Beneran déh Ded! Percaya sama Seus Piera! Dedih jangan mikirin masalah-masalah kaya gitu! Beieve me Ded…

Iiih Dedih ngeyel, masih juga mikirin masalah itu! Dedih tau nggak, kenapa Dedih nggak boleh mikirin masalah itu??? Karena Dedih itu cowok dan cowok itu Dedih . Jadi, Dedih suka cowok??? Tuh kan Ded, Seus jadi balik lagi ke situ! Ini semua gara-gara Dedih mikirin masalah itu. Emangnya Dedih lagi mikirin masalah apa sih????

Ya udah, sekarang Dedih banyak-banyak berserah diri kepada Tuhan aja. Karena hanya Dia lah yang tau, apakah fakir miskin dan anak-anak terlantar sudah diurus oleh negara seperti yang dikemukakan dalam pasal 34 di UUD '45.

Pokoknya apapun yang terjadi sama Dedih , Dedih harus teteup kuat! KarenaDedih itu cowok dan cowok itu Dedih . Jadi Dedih suka cowok? Aduuuuh, maafkan Seus Piera ya Ded, entah kenapa frase itu begitu melekat di pikiran Seus Piera ketika mengingat wajah Dedih yang sedang bermuram durja nun jauh di sana.

Oh ya, ini saran dari Seus Piera. Mungkin dahulu Dedih datang menghampiri cewek demenan Dedih sambil bawa susu dancow di dalam botol berwarna ungu, warna favorit cewek demenan Dedih Mungkin, sekarang Dedih , bisa datang sambil membawa susu sapi asli Australia pake botol bertaburkan berlian dan batu safir, niscaya cewek demenan Dedih bakal tergalau-galau melihat itu semua. Biar dia tau rasa Ded, gimana nggak enaknya punya rasa galau berkepanjangan.

Sebagai penutup, Seus Piera mempersembahkan sebuah lagu nan romantis yang sering Seus Piera putar di i pod. Dedih bisa mendendangkan lagu ini kepada cewek demenan Dedih menggunakan gitar tak berdawai dan drum tak bersenar. However, gut lak ya Ded!







Akhir kata, mari kita panjatkan doa agar Dedih diterima di sisi-Nya…..Eh, maksud Seus Piera, agar Dedih diterima di sisi cewek demenan Dedih , amiiiiin.

1001 cara makan indomie

Hai teman-teman kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) sadayana…

Alhamdulillah nih, setelah memakan masakan Chef Piera, yang mulia Teteh Piera masih bisa hidup tenang tanpa merasakan sakit apapun. Tuhan itu selalu ngasih pankreas super kuat buat para perantau dan anak kosan.

Terinspirasi dari sebuah komennya Jeung Wintjeh….







Yup! 1001 cara makan indomie! Saya yakin temen-temen semua punya caranya tersendiri. Begitu pula dengan Chef Piera. Pan indomie téh termasuk instant food ya? Tapi, saya masih males tuh buat ngerebus aer, nunggu sampe mateng. Iyuuuh 3 menit itu berasa 3 taon buat saya yang lagi kelaparan!

Jadiiiii, yang mulia Teteh Piera lebih demen makan tuh indomie mentah-mentah! Yuhuuuuuuu!

Tenaaaang, kebiasaan makan indomie mentah-mentah ini sudah biasa saya lakukan dari jaman SD dan saya masih idup sehat senantiasa selalu tuh sekarang.

Emang gimana sih cara mengkonsumsi indomie mentah-mentah tersebut?

1. Sebelum dibuka bungkusnya, remukanlah indomie sejadinya, sampe hancur, sehancur hati kalian ketika melihat kecengan kalian bersanding dengan orang lain di pelaminan!







2. Buka bungkusan indomie dengan keadaan indomie sudah remuk. Lalu bukalah kemasan bumbu dan minyak yang berada di dalam bungkusan indomie tersebut. Simpan di atas hatiku indomie yang udah ancur lebur itu. Then, shake it! Shake it! Shake it!

And, voilaaaaaaaaa! Mari kita makan indomie mentah-mentah.

Buat Gita & Bram





Hohoooooi! Saya mau ngucapin selamat menempuh hidup baru, buat dua sobat saya yang akhirnya saling menikah! Huhuy! Jarang-jarang kejadian nih, di mana mempelai pria dan wanitanya adalah sobatnya yang mulia Teteh Piera! Biasanya cuma salah satunya aja.

Si mempelai wanita adalah teman sekosan saya, lulusan Teknik Lingkungan sekaligus asisten pribadi saya ketika kudu buat maket. Sedangkan si mempelai prianya, lulusan matematika, adalah salah satu temen ngobrol tergokil yang pernah saya punya.

Sungguh sangat sedih sekali, ketika yang mulia Teteh Piera nggak bisa mengunjungji nikahan mereka berdua! Padahala udah jauh hari, yang mulia Teteh Piera mengajukan diri sebagai seksi konsumsi, tapi kayanya mereka langsung berubah pikiran déh, abis liat foto-foto masakan yang saya buat. Siiiiigh~ Idup itu emang kejam ya sob! Saya yang hobby makan ini, nggak dikasih kemampuan bisa masak sama Tuhan, hiks hiks hiks.

Atau jangan-jangan, dua sobat saya ini tau kali ya rencana busuk saya, buat menguasai makanan-makanan yang disajikan di tempat pernikahan mereka berdua secara seutuhnya! Jujur ya, tempat nongkrong favorite saya setelah WC itu adalah booth makanan-makanan di ondangan! Malah waktu masih kuliah dulu, saya paling demen datengin ondangan orang-orang yang nggak saya kenal biar dapet jatah makanan gratis! Yuhuuuuu, bakat kere-aktif saya emang udah terasah!

Aaaaah pokoknya buat Gita & Bram. Semoga kalian bahagia ya! Kalau honeymoon, ke Cirahong aja, ngunjungin eike di sindang yang sering merasa kekurangan kasih sayang, nggggg, kekurangan duit seih lebih tepatnya. Cepet-cepet kasih eike ponakan yang lucu-lucu, soalnya eike pan anak tunggal, dari siapa lagi eike bisa mendapatkan ponakan, kalau bukan dari kelian-kelian ini...

P.S: "Git-Bram! Undangannya udah gue terima nih! Nuhuuuuuuuuuuuun! Terimakasih! Thank you! Mille grazie!"

masak lagi!

Yuhuuuuuu, Chef Piera mulai ketagihan memasak nih….

Masalah rasa? Hmmmm, jangan ditanya…..Yo-i! Jangan ditanya! JANGAN PERNAH NANYA! Saya ulangi sekali lagi, JANGAN PERNAH NANYA! Jangan pernah menanyakan bagaimana rasa masakan yang pernah saya buat. Pokoknya sampe detik ini, Chef Piera masih bisa hidup, sehat, sejahtera, bahagia, sesudah mengkonsumsi masakan-masakan tersebut. Itu udah lebih dari cukup dari sekedar 'rasa enak' semata.

Sekarang Chef Piera baru beresin lemari tempat penyimpanan makanan. Chef Piera menemukan beberapa bahan pendukung terciptanya masakan yang….yang, ngggg, yang apa ya??? Yang….Yang penting bisa dimakan! Kekekeke! Dan bagi teman-teman kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) yang beragama muslim, saya bisa pastikan kalau masakan yang saya buat ini halal 100% walaupun menggunakan beberapa bahan yang udah kadaluarsa.

As you know, akhir-akhir ini saya masih suka ngalamin indomie-empal-gentong-sickness. Setelah melakukan banyak percobaan dengan spaghetti berkuah yang selalu berakhir naas, sekarang saya mau mencoba spaghetti goreng pake telor! Kyaaaaaaa~ Kyaaaa~ Apa-apaan itu??? Bukan salah Chef Piera merusak pencitraan spaghetti yang biasa dimasak pake tomato sauce dan segala bumbu pelengkap asli Italia lainnya, namun lidah ini sudah tak kuasa menahan rasa rindu terhadap makanan-makanan indonesia.



Oceh, di dalam lemari tempat saya biasa nyimpen makanan, saya menemukan beberapa hal yang bisa diolah. Diantaranya;







1. Spaghetti kadaluarsa sebulan yang lalu, sisa kemaren buat spaghetti berkuah.
2. Telor yang dibeli dua bulan yang lalu.
3. Tuna kalengan yang udah kadaluarsa sebulan yang lalu.
4. Sale e pepe a.k.a garem en merica.
5. Minyak goreng yang….Akhirnya nemu juga barang yang belum kadaluarsa! Yeeeeey!
6. Lada merah bubuk yang nggak bakal pernah kadaluarsa!


Bagaimana cara memasak spaghetti-goreng-telor???

Uh-oh-uh-oh, gampil pisaaan sodara-sodari kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) sadayana. Campuuuuur aja semuanya! Aduk-aduk! Sambil nunggu selesai, temen-temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) bisa download film-film korea bergenre romantis, yang entah kenapa dapat dipastikan salah satu tokoh utamanya mati melulu.







Setelah selesai ngedonlot pelem-pelem Korea, sajikan masakan tersebut dalam keadaan suam-suam kuku. Kalian bisa pake kuku gajah, kuku burung kutilang, atau kuku kalian juga boleh.





Abis liat foto hasil masakan saya, temen-temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) kudu always remember our tagline, "jangan diliat, apalagi dirasakan!" Biarkan hanya Tuhan yang tau apa yang terjadi setelah saya makan nih masakan.

Mari kita liat besok, kalau kalian masih bisa baca new postingan di blog, berarti masakan yang dibuat Chef Piera ini, tidak memiliki efek samping yang terlalu mengejutkan jiwa dan raga yang tersesat di sini.

Tunggu, kawan! Jangan dibuang dulu!

Another experiment dari Chef Pieraaaaaa!

Yuhuuuuu, dengan tagline "jangan diliat, apalagi dirasakan!" Blog yang mulia Teteh Piera yang satu ini mulai merambah ke dunia kuliner!

Waooooooow, aseeeeeek, Italia kan negara yang kesohor sama masakan-masakannya yang yummy….

Eits, jangan seneng dulu, kawan. Kalau mau liat masakan-masakan Italia yang lezat itu mah, bisa buka wikipedia atau blog-blog yang lebih terlihat mumpuni dibanding blog yang satu ini.

Lagian saya juga pengen nge-tes temen-temen anggota kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!). Apakah temen-temen semuanya masih pada mau stay tune terus di blog yang paling enak dibaca sambil boker ini, setelah ngeliat postingan saya tentang makanan-makanan yang saya buat???? Buktikan kalau kamu adalah anggota kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) sejati!

"Triiing-triiiiiing!" Ceritanya Chef Piera langsung terbang ke dapur.

Di saat kelaparan melanda, mati bunuh diri bukanlah jawaban yang benar. Bukalah kulkas teman-teman sadayana…Apakah di sana ada makanan-makanan sisa yang bisa diolah menjadi makanan seutuhnya?

Kali ini, Chef Piera menemukan salada lima hari yang lalu!

Tunggu, kawan! Jangan dibuang dulu! Di sinilah kemampuan Chef Piera sebagai anak kosan selama 5 tahun itu diuji! Emangnya iman doang yang bisa diuji????

Buka lemari, maka teronggoklah pasta yang sudah kadaluarsa sebulan yang lalu!

Tunggu, kawan! Jangan dibuang dulu! Sekarang itu saatnya buat kalian nguji kemampuan pankreas kita! Boooo, ibaratnya mah ya, gimana kita tau kalau kita itu sehat kalalu kita nggak pernah sakit.

Buka tas, ada tomat yang baru diambil dari kantin. Udah benyek, gara-gara nggak sengaja kegencet sama buku!

Tunggu, kawan! Jangan dibuang dulu! Akhirnya, ada juga barang yang nggak kadaluarsa. Walaupun udah benyek, bukan berarti nggak bisa dimakan! Don't judge a book by its cover, sob! Jangan menilai tomat dari bentuknya. Selama masih bisa dimakan mah, tanceeeep ajeee!

Sooooo, here we goooo! Pasti temen-temen kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) udah tau dong gimana caranya Chef Piera masak???? Campuuuuuuur semuaaaaaaanya yang ada dan tak lupa mengucapkan basmallah di permulaan dan jangan lupa berdzikir selama proses memasak, banyak-banyak berdoa agar Yang Maha Kuasa memberikan ridha-Nya kepada masakan yang kita buat.

5 menit kemudian…..





Hohoy! 'Chef Farah Queen' pun bakal bertekuk lutut sama 'Chef Parah Sekali' ini!

P.S: Bisa diliat wajah yang mulia Teteh Piera di foto di atas penuh dengan rasa ketakutan dan kebimbangan untuk menyantap masakan buatan sendiri.

Jumat, 18 Maret 2011

hari mei! hari mei!

Hari Mei! Hari Mei! (Dibaca: Mayday! Mayday!)

Ibu periiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii~ Ya Tuhan, apa salah hamba-Mu ini????? Huaaaaaaaaaaahikshikshiks! *Mulai nangis di pojokan WC umum di stasiun Roma Termini (nggg, semacam stasiun 'Jakarta Kota'-nya Italia gitu déh).

Jadi gini sob, lepi eike ngadat lageeee!!!! Touchpadnya nggak bisa dipake……..Aaaaaargh, berasa diputusin Fedi Nuril gara-gara suka eek sambil kayang!

"Hiks, hiks, hiks." *Ambil tisu cebok buat ngelap ingus.

Sebelum saya kenal Christian Sugiono atau Fedi Nuril, saya sudah terlebih dahulu mengenal my black macbook. Saya udah punya nih lepi hampir 7 tahun lamanya. Mungkin emang udah saatnya ganti yang baru, tapi, tapi, tapi, saya punya banyak kenangan sama dia.







My lepi ini jadi saksi bisu ketika saya mendapat nilai 'A' pada mata kuliah Pengantar Agama Budha (yuhuuuu, saya suka banget mempelajari agama lain, kekeke. Soalnya saya nggak mau memeluk agama yang saya yakini sekarang, cuma karena si Mamam dan si Papap punya agama yang sama, hehehe).

My lepi ini juga jadi saksi bisu, ketika kuping saya kemasukan serangga dua hari sebelum sidang Tugas Akhir dan kudu ngeluarin 250 rebu ke Rumah Sakit Boromeus. Aaaaaargh! Dengan 250 rebu itu saya udah bisa beli berapa kardus indomie rasa empal gentong ya?

My lepi ini jadi saksi bisu saya ngecengin kakak kelas tapi setiap beliau mendekat, sayanya malah kabur, saking gugupnya, kikikiki.

Dan tentu saja, my lepi ini jadi penghubung antara saya dan teman-teman kelompok PENCAPIR (PENgamat CeritA-cerita PIeRa!) sadayana di seluruh pelosok Caheum, Ciroyom, sampe Cimahi.

Kemaren saya ke apple center, and I should pay for a lot of money to change the touchpad. Huaaaaaaaaaaaaaaaaaa~ Kayanya saya lagi kena hukuman gara-gara udah lama nih nggak pernah bersedeqah. Ya-Allah-tolong-teman-Baim-ya-Allah…

Dengan jumlah uang yang tidak jauh berbeda, saya bisa membeli sebuah i pad! Hohooooooy, salah satu barang cita-cita Yang Mulia Teteh Piera nih! Mungkin ini salah satu jalan Tuhan agar saya bisa punya i pad! Yuhuuuuuuuu! Ngggg, tapi…………Duitnya? Mau tuh i pad cuma seharga 100 rebu perak, tapi kalau saya-nya lagi nggak punya duit, ya sama aja bo-ong! Hiks, hiks, hiks.

Siiiigh~ Rencana ngumpulin duit buat beli sepatu baru pun, kudu berubah seketika :((

Senin, 14 Maret 2011

lapar….

Okei, saya akui, saya ini nggak punya bakat buat masak. Tapi, yang namanya manusia, ya saya bisa kelaparan juga ciiiin…..

Waktu menunjukan pukul 9 malam, gambar ayam goreng dan mie goreng buatan salah satu kerabat saya di Roma, masih terbayang-bayang, bergantian dengan wajah Fedi Nuril. Bahkan, biar nggak ribet, sekalian aja saya ngebayangin Fedi Nuril lagi makan indomie!

Kalau lagi ngekos di Baandung mah, saya tinggal ngesot ke warung kelontong yang tepat berada di sebelah kosan saya, buat beli cemilan, mulai dari keripik setan seharga 500 perak saja, indomie rasa empal gentong, plus kerupuk putih.

Namun, saya harus mengingatkan diri saya berkali-kali, kalau saya itu sekarang lagi tinggal di Italia, bukan di Cisitu!

Saya membuka lemari tempat menyimpan makanan, teronggoklah sphagetti yang sudah hampir kadaluarsa. Heuuuuugh, alhamdulillah, saya punya 'perut dewa'. Perut saya ini bisa makan apa aja, mulai dari pizza yang fresh from the oven sampe kue yang udah lewat 6 bulan tanggal kadaluarsanya.

Akhirnya saya memutuskan untuk membuat (another) spaghetti berkuah. Kikikikikiki!

Buka kulkas…Cuma ada telor di sana. Okeh, kemampuan saya sebagai mahasiswa kere-aktif masih belum tertandingi. Campur semuanyaaaa dan…..Tererojeng, terojeng, terojeng, voilaaaaaaaaaaaaaa!







P.S: Kalau kalian masih mau baca blog ini hidup-hidup, dilarang nanyain rasa nih makanan (ngggg, masih bisa disebut makanan nggak ya??)!!!

makan…makan...

Yipikayeye, hari ini saya mendapatkan kesempatan untuk mengunjungi salah satu kerabat Indonesia saya di Roma.

Beliau sudah tinggal di Italia hampir 20 tahun! Waaaaaaaaow, kemampuan beliau ber-cas-cis-cus bahasa Italia udah kaya kemampuan yang mulia Teteh Pierea mendendangkan pupuh kinanti!

Beliau memilih tinggal di pinggiran kota Roma, karena konon katanya biaya hidup di Roma itu tingginya bukan main. Hmmm, ya namanya juga tinggal di ibu kota kali ya…Kalau mau idup tenang, minimal kita kudu punya penghasilan sekitar 2000 euro/bulan sekitar 24 juta/bulan.

Oh iya, di rumah kerabat ini, saya dijamu ayam goreng pake bumbu indonesia (itu lhoo pake bumbu kunyit),






dan spaghetti yang disulap jadi mie goreng ala indonesia…..(Ditambahin bumbu kecap gitu).







Ya Allah, djazakallahu khairan kasiran, akhirnya lidah saya terkena masakan Indonesia juga. Tak lupa, beliau menyajikan indomie kuah rasa bakso PLUS BAKSO BENERAN (buat sendiri lhooo baksonya!) Sayangnya, saya nggak sempet difoto. Saking kangennya saya nggak sadar, keburu abis aja tuh indomie!

Aaaaaaargh, rasa senang ditembak Fedi Nuril pun bakal tertandingi kalau gini caranya!